Cerita Guru Muhammadiyah yang Diminta Pimpin Yasinan
Rabu, 27 April 2022 - 06:17 WIB
“Setuju”, jawab mereka serempak.
“Sekarang kita baca Surat Yasin satu ayat demi satu ayat”.
Lalu dibacalah ayat pertama, kemudian diminta salah seorang mengartikan. Kalau tidak bisa Pak AR membantu. Setelah selesai diartikan, kemudian oleh Pak AR dijelaskan apa itu Surat Yasin yang sering dibaca itu. Beliau kemudian jelaskan panjang lebar, disertai dengan contoh-contoh yang segar, penuh dengan rasa kekeluargaan yang tulus. Meskipun malam itu hanya memperoleh dua tiga ayat rupanya hadirin cukup puas. Bahkan ada permintaan dapat dilanjutkan pada yasinan yang akan datang.
“Kalau saya, sebagai orang muda, saya terserah saja pada hadirin sekalian. Tetapi yang paling penting tergantung pada Al Mukarom Angku Ula, orang tua kita hadirin”.
Di luar dugaan, sang ulama setuju. Pak AR memimpin yasinan model baru berselang seling dengan model yasinan lama. Malam Jum’at gasal yasinan model lama yang mimpin sang ulama, dan pada malam Jum’at malam genap yasinan model dipimpin Pak AR.
Singkat cerita, sang ulama akhirnya menyerahkan pimpinan yasinan itu kepada Pak AR. Jadilah acara yang semula yasinan seperti dikenal dalam tradisi menjadi kegitan rutin membaca surat Yasin dan tafsirnya. Begitulah, Pak AR memang dikenal dengan metode dakwahnya yang santun dan mudah dipahami. Dia menerapkan dakwah kultural tanpa mengusik adat, namun menggelitik semangat masyarakat memahami Al-Quran.
“Sekarang kita baca Surat Yasin satu ayat demi satu ayat”.
Lalu dibacalah ayat pertama, kemudian diminta salah seorang mengartikan. Kalau tidak bisa Pak AR membantu. Setelah selesai diartikan, kemudian oleh Pak AR dijelaskan apa itu Surat Yasin yang sering dibaca itu. Beliau kemudian jelaskan panjang lebar, disertai dengan contoh-contoh yang segar, penuh dengan rasa kekeluargaan yang tulus. Meskipun malam itu hanya memperoleh dua tiga ayat rupanya hadirin cukup puas. Bahkan ada permintaan dapat dilanjutkan pada yasinan yang akan datang.
“Kalau saya, sebagai orang muda, saya terserah saja pada hadirin sekalian. Tetapi yang paling penting tergantung pada Al Mukarom Angku Ula, orang tua kita hadirin”.
Di luar dugaan, sang ulama setuju. Pak AR memimpin yasinan model baru berselang seling dengan model yasinan lama. Malam Jum’at gasal yasinan model lama yang mimpin sang ulama, dan pada malam Jum’at malam genap yasinan model dipimpin Pak AR.
Singkat cerita, sang ulama akhirnya menyerahkan pimpinan yasinan itu kepada Pak AR. Jadilah acara yang semula yasinan seperti dikenal dalam tradisi menjadi kegitan rutin membaca surat Yasin dan tafsirnya. Begitulah, Pak AR memang dikenal dengan metode dakwahnya yang santun dan mudah dipahami. Dia menerapkan dakwah kultural tanpa mengusik adat, namun menggelitik semangat masyarakat memahami Al-Quran.
(muh)
tulis komentar anda