Ketua Baznas RI Sebut Jateng Selalu Jadi Percontohan Setiap Keliling Indonesia
Selasa, 26 April 2022 - 17:03 WIB
SEMARANG - Gubernur Ganjar Pranowo menyerahkan zakatnya melalui Badan Amil Zakat Nasional Jawa Tengah, Selasa (26/4/2021). Penyerahan dilakukan serentak diikuti oleh para kepala daerah dan instansi pemerintahan lain se-Jawa Tengah.
Gerakan Cinta Zakat ini kembali digelorakan Gubernur Ganjar untuk mengedukasi masyarakat bahwa zakat bisa disalurkan melalui Baznas. Secara khusus, Ketua Baznas RI Noor Achmad datang untuk menyaksikan pelaksanaan acara.
“Saya harus datang ke Jawa Tengah karena apresiasi apa yang dilakukan Pak Gubernur tentang zakat, dalam catatan kami Bapak Gubernur ini orang yang paling punya perhatian terhadap Baznas. Tentu saja dari apa yang dilakukan oleh beliau dan Kiai Darodji,” ucapnya.
Noor Achmad mengatakan, Jateng menjadi provinsi dengan perolehan zakat, infaq dan sodakoh terbesar di Indonesia. Menurutnya, inisiasi yang dilakukan Ganjar dalam menggandeng Baznas selalu dijadikan cerita di manapun berada.
“Saya blak-blakan kalau keliling Indonesia selalu berikan contoh tentang Provinsi Jawa Tengah. Bahwa Gubernur Jawa Tengah luar biasa selalu mendorong zakat, hubungan antara Baznas dengan pemprov mendorong hubungan antara Baznas dengan kabupaten kota,” katanya.
Di bawah kepemimpinan Ganjar, kata Noor Achmad, potensi ZIS di Jateng akan bisa dimaksimalkan. Apalagi, laporan pada 2021 perolehan zakat di Jateng mencapai Rp57,4 miliar. Maka target Jawa Tengah untuk mencapai perolehan zakat 2022 yang potensinya Rp76 Miliar, menurut Noor Achmad, bisa tercapai. “Insyaallah bisa diraih karena gubernurnya Pak Ganjar dan Insyaallah jadi percontohan nasional. Ini patut jadi contoh bupati/wali kota se-Jateng. Insyaallah manfaatnya sangat besar sekali,” tuturnya.
Gubernur Ganjar Pranowo ditemui usai menyerahkan zakat, mengaku senang bisa menggelar secara serentak kegiatan tersebut. Ganjar berharap masyarakat bisa menyalurkan zakatnya melalui Baznas. “Saya mengajak kepada warga Jawa Tengah, instansi di Jawa Tengah, pengusaha yuk kita tunaikan zakat lewat Baznas,” ucapnya.
Jika seluruh ZIS bisa dikonsolidasikan melalui Baznas, Ganjar yakin perolehan akan meningkat. Di sisi lain, makin banyak yang akan menerima manfaatnya. Melalui Baznas, kata Ganjar, penyaluran zakat bisa lebih merata dan transparan. Mulai renovasi pondok pesantren, rumah ibadah. Kemudian bisyaroh untuk guru agama dan honorer. Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk membantu korban bencana dan hingga UMKM.
“Kita bisa memberikan bantuan banyak sekali ya kepada mereka yang memang membutuhkan. Sehingga nantinya manfaat dari dari zakat ini bisa cukup banyak, dan tidak hanya zakat saja tapi termasuk infaq sodakoh. Jadi zis ini kita dorong dan wujud dari gerakan Cinta Zakat inilah saya pengin ini kita tradisikan,” tandas Ganjar.
Dalam acara tersebut juga diserahkan bantuan dari Baznas secara simbolis yakni Bantuan RTLH sebanyak 43 unit sebesar Rp695.000.000, diterima Dinas Perakim; Bantuan jambanisasi sebanyak 37 unit di Desa Dampingan sebesar Rp 111 juta, diterima Biro Umum; Bantuan Kegiatan Mudik Gratis sebesar Rp50,2 juta diterima Biro Kesra; dan Bantuan penyandang disabilitas kepada seorang guru madrasah di Salatiga, sebesar Rp10 juta. CM
Gerakan Cinta Zakat ini kembali digelorakan Gubernur Ganjar untuk mengedukasi masyarakat bahwa zakat bisa disalurkan melalui Baznas. Secara khusus, Ketua Baznas RI Noor Achmad datang untuk menyaksikan pelaksanaan acara.
“Saya harus datang ke Jawa Tengah karena apresiasi apa yang dilakukan Pak Gubernur tentang zakat, dalam catatan kami Bapak Gubernur ini orang yang paling punya perhatian terhadap Baznas. Tentu saja dari apa yang dilakukan oleh beliau dan Kiai Darodji,” ucapnya.
Noor Achmad mengatakan, Jateng menjadi provinsi dengan perolehan zakat, infaq dan sodakoh terbesar di Indonesia. Menurutnya, inisiasi yang dilakukan Ganjar dalam menggandeng Baznas selalu dijadikan cerita di manapun berada.
“Saya blak-blakan kalau keliling Indonesia selalu berikan contoh tentang Provinsi Jawa Tengah. Bahwa Gubernur Jawa Tengah luar biasa selalu mendorong zakat, hubungan antara Baznas dengan pemprov mendorong hubungan antara Baznas dengan kabupaten kota,” katanya.
Di bawah kepemimpinan Ganjar, kata Noor Achmad, potensi ZIS di Jateng akan bisa dimaksimalkan. Apalagi, laporan pada 2021 perolehan zakat di Jateng mencapai Rp57,4 miliar. Maka target Jawa Tengah untuk mencapai perolehan zakat 2022 yang potensinya Rp76 Miliar, menurut Noor Achmad, bisa tercapai. “Insyaallah bisa diraih karena gubernurnya Pak Ganjar dan Insyaallah jadi percontohan nasional. Ini patut jadi contoh bupati/wali kota se-Jateng. Insyaallah manfaatnya sangat besar sekali,” tuturnya.
Gubernur Ganjar Pranowo ditemui usai menyerahkan zakat, mengaku senang bisa menggelar secara serentak kegiatan tersebut. Ganjar berharap masyarakat bisa menyalurkan zakatnya melalui Baznas. “Saya mengajak kepada warga Jawa Tengah, instansi di Jawa Tengah, pengusaha yuk kita tunaikan zakat lewat Baznas,” ucapnya.
Jika seluruh ZIS bisa dikonsolidasikan melalui Baznas, Ganjar yakin perolehan akan meningkat. Di sisi lain, makin banyak yang akan menerima manfaatnya. Melalui Baznas, kata Ganjar, penyaluran zakat bisa lebih merata dan transparan. Mulai renovasi pondok pesantren, rumah ibadah. Kemudian bisyaroh untuk guru agama dan honorer. Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk membantu korban bencana dan hingga UMKM.
“Kita bisa memberikan bantuan banyak sekali ya kepada mereka yang memang membutuhkan. Sehingga nantinya manfaat dari dari zakat ini bisa cukup banyak, dan tidak hanya zakat saja tapi termasuk infaq sodakoh. Jadi zis ini kita dorong dan wujud dari gerakan Cinta Zakat inilah saya pengin ini kita tradisikan,” tandas Ganjar.
Dalam acara tersebut juga diserahkan bantuan dari Baznas secara simbolis yakni Bantuan RTLH sebanyak 43 unit sebesar Rp695.000.000, diterima Dinas Perakim; Bantuan jambanisasi sebanyak 37 unit di Desa Dampingan sebesar Rp 111 juta, diterima Biro Umum; Bantuan Kegiatan Mudik Gratis sebesar Rp50,2 juta diterima Biro Kesra; dan Bantuan penyandang disabilitas kepada seorang guru madrasah di Salatiga, sebesar Rp10 juta. CM
(ars)
Lihat Juga :
tulis komentar anda