Partai Perindo Ajak Anak Muda Tidak Apatis dengan Politik
Selasa, 19 April 2022 - 18:58 WIB
JAKARTA - Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) mengajak seluruh generasi muda, tidak apatis dengan politik dan sama-sama menjaga demokrasi. Hal ini dikatakan Ketua DPP Partai Perindo Bidang Organisasi dan Kaderisasi, Yusuf Lakaseng.
Baca juga: Bantuan Perindo untuk Masyarakat Terus Berlanjut
Yusuf Lakaseng menyampaikan pandangannya ini dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia yang mengangkat tema 'Apa Jadinya Jika Pemilu 2024 Ditunda?' pada Selasa (19/4/2022).
"Anak muda kan biasanya tidak suka politik apolitis. Tapi sejak zaman dahulu sejarah manusia adalah kekuasaan oleh sesamanya. Selama ada yang berkuasa dan dikuasai, maka kita harus memahami politik," kata Yusuf.
Yusuf Lakaseng meminta anak muda untuk melihat sistem yang ada sekarang sudah baik, di mana era reformasi menghasilkan demokratisasi.
Setiap warga memiliki kebebasan berpendapat baik secara langsung dengan aksi demonstrasi atau menyampaikan pandangannya dalam media sosial.
"Berpolitik itu tidak harus menjadi pengurus partai atau caleg, tapi ketika kebebasan terancam harus berdiri paling depan," jelasnya.
"Misalkan mengkritik pejabat korup. Kita belajar dari Hong Kong setelah diserahkan Inggris ke China, China berusaha mempengaruhi sistem politik dan pemerintahan," tambahnya.
Seperti anak muda di Hong Kong kata Yusuf Lakaseng, berani memperjuangkan sistem demokrasi yang bebas dan tidak ingin hidup dalam pemerintahan yang otoriter seperti yang terjadi di Tiongkok.
Baca juga: Bantuan Perindo untuk Masyarakat Terus Berlanjut
Yusuf Lakaseng menyampaikan pandangannya ini dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia yang mengangkat tema 'Apa Jadinya Jika Pemilu 2024 Ditunda?' pada Selasa (19/4/2022).
"Anak muda kan biasanya tidak suka politik apolitis. Tapi sejak zaman dahulu sejarah manusia adalah kekuasaan oleh sesamanya. Selama ada yang berkuasa dan dikuasai, maka kita harus memahami politik," kata Yusuf.
Yusuf Lakaseng meminta anak muda untuk melihat sistem yang ada sekarang sudah baik, di mana era reformasi menghasilkan demokratisasi.
Setiap warga memiliki kebebasan berpendapat baik secara langsung dengan aksi demonstrasi atau menyampaikan pandangannya dalam media sosial.
"Berpolitik itu tidak harus menjadi pengurus partai atau caleg, tapi ketika kebebasan terancam harus berdiri paling depan," jelasnya.
"Misalkan mengkritik pejabat korup. Kita belajar dari Hong Kong setelah diserahkan Inggris ke China, China berusaha mempengaruhi sistem politik dan pemerintahan," tambahnya.
Seperti anak muda di Hong Kong kata Yusuf Lakaseng, berani memperjuangkan sistem demokrasi yang bebas dan tidak ingin hidup dalam pemerintahan yang otoriter seperti yang terjadi di Tiongkok.
tulis komentar anda