Pilpres 2024, Kemampuan Diplomasi Prabowo Jadi Nilai Plus
Kamis, 31 Maret 2022 - 15:09 WIB
JAKARTA - Kemampuan diplomasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan para petinggi dunia dinilai menjadi salah satu faktor plus bagi dirinya untuk menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 . Prabowo kerap berdiplomasi dengan berbagai pemimpin dunia sejak menjabat Menteri Pertahanan.
Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris dan Pangeran Khalid bin Salman di Arab Saudi. Prabowo juga terlihat kerap dikunjungi oleh tokoh dunia ke Indonesia.
“Itu (kemampuan diplomasi) dapat pengaruhi pilihan publik dalam kontestasi pilpres. Sehingga, Prabowo memungkinkan sangat menarik bagi calon mitra koalisi dan tinggal menentukan pasangan yang juga cukup kuat. Itu modal besar bagi Prabowo," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).
Kepiawaian Prabowo dalam berdiplomasi juga tampak dalam perannya saat pemerintah memulangkan WNI dari Ukraina. Ketua Umum Partai Gerindra itu diketahui menelepon langsung Menhan Rusia untuk menjamin keamanan WNI yang akan dievakuasi.
Prabowo juga dianggap punya segudang kelebihan dibandingkan figur-figur lain sehingga tak perlu melakukan upaya mencari simpati publik secara berlebihan. "Prabowo sebenarnya sudah tidak memerlukan persuasi politik yang memang diarahkan untuk keterpilihan. Hal ini karena ia sudah berulangkali mengikuti kontestasi," tuturnya.
Kelebihan Prabowo Subianto adalah menjadi satu-satunya tokoh yang punya elektabilitas tinggi dan senada dengan tingkat keterpilihan Partai Gerindra. Hal tersebut dinilai berbeda dibandingkan nama-nama lain yang digadang-gadang ingin maju pada Pilpres 2024. "PDIP tinggi, tetapi Puan rendah, Golkar cukup baik, tapi Airlangga tidak," imbuhnya.
Kemudian, popularitas tinggi juga dinilai menjadi modal lain yang dimiliki Prabowo, sehingga dalam berbagai hasil survei, termasuk yang dilakukan IPO, selalu menempatkannya sebagai menteri berkinerja moncer. Dedi menuturkan yang perlu dilakukan Prabowo Subianto sekarang hanya merealisasikan janji politiknya pada Pilpres 2019 dari tugasnya kini sebagai Menhan.
Prabowo juga perlu mengantisipasi propaganda hitam yang mungkin bakal terulang dan dialamatkan kepadanya. "Untuk itu, jauh-jauh hari ia perlu memperbaiki itu dengan menguatkan citra dan reputasi jika dirinya tidak seperti tuduhan-tuduhan politik rival," pungkas Dedi.
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil survei IPO yang diumumkan pada Senin (28/3/2022), Prabowo Subianto berada di posisi puncak sebagai menteri dengan kinerja terbaik dengan 81,3%. Urutan kedua ditempati Menteri BUMN Erick Thohir dengan 79,2%.
Lalu, Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 74,6%, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (72,5%), dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (63,8%).
Survei IPO ini melibatkan 1.220 responden yang telah memiliki hak pilih dan berlangsung pada 11-17 Maret 2022. Para responden diwawancara melalui sambungan telepon. Riset pun menggunakan teknik pengambilan sampel bertingkat (multistage random sampling). Adapun margin of error 2,9% dengan tingkat akurasi data 95%.
Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris dan Pangeran Khalid bin Salman di Arab Saudi. Prabowo juga terlihat kerap dikunjungi oleh tokoh dunia ke Indonesia.
“Itu (kemampuan diplomasi) dapat pengaruhi pilihan publik dalam kontestasi pilpres. Sehingga, Prabowo memungkinkan sangat menarik bagi calon mitra koalisi dan tinggal menentukan pasangan yang juga cukup kuat. Itu modal besar bagi Prabowo," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).
Kepiawaian Prabowo dalam berdiplomasi juga tampak dalam perannya saat pemerintah memulangkan WNI dari Ukraina. Ketua Umum Partai Gerindra itu diketahui menelepon langsung Menhan Rusia untuk menjamin keamanan WNI yang akan dievakuasi.
Prabowo juga dianggap punya segudang kelebihan dibandingkan figur-figur lain sehingga tak perlu melakukan upaya mencari simpati publik secara berlebihan. "Prabowo sebenarnya sudah tidak memerlukan persuasi politik yang memang diarahkan untuk keterpilihan. Hal ini karena ia sudah berulangkali mengikuti kontestasi," tuturnya.
Kelebihan Prabowo Subianto adalah menjadi satu-satunya tokoh yang punya elektabilitas tinggi dan senada dengan tingkat keterpilihan Partai Gerindra. Hal tersebut dinilai berbeda dibandingkan nama-nama lain yang digadang-gadang ingin maju pada Pilpres 2024. "PDIP tinggi, tetapi Puan rendah, Golkar cukup baik, tapi Airlangga tidak," imbuhnya.
Kemudian, popularitas tinggi juga dinilai menjadi modal lain yang dimiliki Prabowo, sehingga dalam berbagai hasil survei, termasuk yang dilakukan IPO, selalu menempatkannya sebagai menteri berkinerja moncer. Dedi menuturkan yang perlu dilakukan Prabowo Subianto sekarang hanya merealisasikan janji politiknya pada Pilpres 2019 dari tugasnya kini sebagai Menhan.
Prabowo juga perlu mengantisipasi propaganda hitam yang mungkin bakal terulang dan dialamatkan kepadanya. "Untuk itu, jauh-jauh hari ia perlu memperbaiki itu dengan menguatkan citra dan reputasi jika dirinya tidak seperti tuduhan-tuduhan politik rival," pungkas Dedi.
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil survei IPO yang diumumkan pada Senin (28/3/2022), Prabowo Subianto berada di posisi puncak sebagai menteri dengan kinerja terbaik dengan 81,3%. Urutan kedua ditempati Menteri BUMN Erick Thohir dengan 79,2%.
Lalu, Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 74,6%, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (72,5%), dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (63,8%).
Survei IPO ini melibatkan 1.220 responden yang telah memiliki hak pilih dan berlangsung pada 11-17 Maret 2022. Para responden diwawancara melalui sambungan telepon. Riset pun menggunakan teknik pengambilan sampel bertingkat (multistage random sampling). Adapun margin of error 2,9% dengan tingkat akurasi data 95%.
(rca)
tulis komentar anda