Internasionalisasi Perguruan Tinggi dan Local Wisdom
Rabu, 30 Maret 2022 - 00:18 WIB
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Kementerian Keuangan RI
Persoalan manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan tema sentral yang sepintas klasik namun pelik. Sesungguhnya persoalan ini selalu aktual dan belum juga tuntas karena dalam setiap tahap perjalanannya memunculkan problematika yang belum terurai.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Todaro (2000) dalam bukunya menyebutkan bahwa sumber daya manusia dari suatu bangsa merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial serta ekonomi suatu bangsa.
Selain itu, laporan tahunan UNDP secara konsisten juga menunjukkan bahwa pembangunan manusia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, berbagai macam faktor produksi lainnya seperti Sumber Daya Alam (SDA), material hingga finansial pun tak akan mampu memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat tanpa didukung oleh faktor SDM yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pengembangan kualitas SDM adalah kunci yang selanjutnya dapat mendorong produktivitasnya. Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik secara makro maupun mikro. Berdasarkan riset dari Bank Dunia tahun 2018, Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI) Indonesia masih berada pada peringkat 87 dari 157 negara.
Nilai HCI Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya. HCI pada dasarnya adalah ukuran bagaimana kondisi pengetahuan, ketrampilan dan kesehatan untuk dapat mendukung produktivitas SDM. Tak hanya itu, data juga menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah, hanya 21% dari Negara maju, terutama Amerika Serikat. Laju pertumbuhan produktivitasnya lebih lambat dibandingkan negara ASEAN lainnya. UNESCO juga mencatat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara berkembang lainnya di Asia Pasific. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan/keahlian kerja). Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritasutama dalam pembangunan kualitas SDM antara lain, pertama adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu.
Guna mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaran sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan iptek, serta pemerataan di seluruh pelosok tanah air.
Staf Khusus Kementerian Keuangan RI
Persoalan manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan tema sentral yang sepintas klasik namun pelik. Sesungguhnya persoalan ini selalu aktual dan belum juga tuntas karena dalam setiap tahap perjalanannya memunculkan problematika yang belum terurai.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Todaro (2000) dalam bukunya menyebutkan bahwa sumber daya manusia dari suatu bangsa merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial serta ekonomi suatu bangsa.
Selain itu, laporan tahunan UNDP secara konsisten juga menunjukkan bahwa pembangunan manusia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, berbagai macam faktor produksi lainnya seperti Sumber Daya Alam (SDA), material hingga finansial pun tak akan mampu memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat tanpa didukung oleh faktor SDM yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pengembangan kualitas SDM adalah kunci yang selanjutnya dapat mendorong produktivitasnya. Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik secara makro maupun mikro. Berdasarkan riset dari Bank Dunia tahun 2018, Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI) Indonesia masih berada pada peringkat 87 dari 157 negara.
Nilai HCI Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya. HCI pada dasarnya adalah ukuran bagaimana kondisi pengetahuan, ketrampilan dan kesehatan untuk dapat mendukung produktivitas SDM. Tak hanya itu, data juga menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah, hanya 21% dari Negara maju, terutama Amerika Serikat. Laju pertumbuhan produktivitasnya lebih lambat dibandingkan negara ASEAN lainnya. UNESCO juga mencatat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara berkembang lainnya di Asia Pasific. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan/keahlian kerja). Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritasutama dalam pembangunan kualitas SDM antara lain, pertama adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu.
Guna mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaran sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan iptek, serta pemerataan di seluruh pelosok tanah air.
Lihat Juga :
tulis komentar anda