Jadwal Puasa Ramadhan Muhammadiyah Mulai Sabtu, 2 April 2022
Selasa, 29 Maret 2022 - 13:53 WIB
5. Idul Adha (10 Zulhijah 1443 H) hari Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menjelaskan alasan penetapan 1 Ramadhan 1443 H pada Sabtu, 2 April 2022. Menurut rukyat bil aqli, pada Jumat, 29 Sya'ban 1443 H (1 April 2022 M) siang pukul 13.27.13 WIB sudah terjadi ijtima konjungsi bumi, bulan, dan matahari pada garis lurus ekliptika. Rukyat bil aqli mendasarkan perhitungannya pada 'penglihatan' akal pikiran yang menyandarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 2 April, Ini Penjelasan Din Syamsuddin
"Pada hari itu, waktu matahari terbenam, bulan berada pada ketinggian sekitar dua derajat di atas ufuk," kata Prof Din Kajian Virtual Orbit sebagaimana dikutip dari laman Muhammadiyah, pwmu.co.
Din menerangkan, ada tiga kriteria menurut pendekatan Muhammadiyah. Pertama, ijtima sebagai pertanda bulan lama segera berakhir, pertanda akhir bulan Sya'ban. Pendapat yang ekstrem menyatakan malam itu sudah jelas malam 1 Ramadhan. Namun, pendekatan Muhammadiyah masih menambah dengan dua kriteria lainnya. Kriteria kedua, ijtima terjadi sebelum matahari terbenam.
"Hampir semua almanak kalender astronomi atau falakiah di kalangan umat Islam menyepakatinya. Di Indonesia banyak yang mengeluarkan almanak. Ormas-ormas Islam, termasuk Asosiasi Astronom Muslim Sedunia itu rata-rata perhitungannya eksak," katanya.
Kriteria ketiga, ketika matahari terbenam, sore 1 April, bulan belum terbenam. "Matahari terbenam terlebih dahulu, bulan bertengger di atas ufuk. Berapa pun derajatnya, dua, satu, bahkan setengah derajat," katanya.
Lihat Juga: Ikut Pembekalan Calon Menteri, Abdul Mu'ti: Prabowo Tekankan Penyelenggaraan Negara Bebas Korupsi
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menjelaskan alasan penetapan 1 Ramadhan 1443 H pada Sabtu, 2 April 2022. Menurut rukyat bil aqli, pada Jumat, 29 Sya'ban 1443 H (1 April 2022 M) siang pukul 13.27.13 WIB sudah terjadi ijtima konjungsi bumi, bulan, dan matahari pada garis lurus ekliptika. Rukyat bil aqli mendasarkan perhitungannya pada 'penglihatan' akal pikiran yang menyandarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 2 April, Ini Penjelasan Din Syamsuddin
"Pada hari itu, waktu matahari terbenam, bulan berada pada ketinggian sekitar dua derajat di atas ufuk," kata Prof Din Kajian Virtual Orbit sebagaimana dikutip dari laman Muhammadiyah, pwmu.co.
Din menerangkan, ada tiga kriteria menurut pendekatan Muhammadiyah. Pertama, ijtima sebagai pertanda bulan lama segera berakhir, pertanda akhir bulan Sya'ban. Pendapat yang ekstrem menyatakan malam itu sudah jelas malam 1 Ramadhan. Namun, pendekatan Muhammadiyah masih menambah dengan dua kriteria lainnya. Kriteria kedua, ijtima terjadi sebelum matahari terbenam.
"Hampir semua almanak kalender astronomi atau falakiah di kalangan umat Islam menyepakatinya. Di Indonesia banyak yang mengeluarkan almanak. Ormas-ormas Islam, termasuk Asosiasi Astronom Muslim Sedunia itu rata-rata perhitungannya eksak," katanya.
Kriteria ketiga, ketika matahari terbenam, sore 1 April, bulan belum terbenam. "Matahari terbenam terlebih dahulu, bulan bertengger di atas ufuk. Berapa pun derajatnya, dua, satu, bahkan setengah derajat," katanya.
Lihat Juga: Ikut Pembekalan Calon Menteri, Abdul Mu'ti: Prabowo Tekankan Penyelenggaraan Negara Bebas Korupsi
(abd)
tulis komentar anda