Batal Ungkap Dugaan Mafia Minyak Goreng, MAKI Akan Gugat Mendag

Senin, 28 Maret 2022 - 20:48 WIB
Langkah Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi yang batal mengungkap dugaan mafia minyak goreng dipertanyakan publik. Seperti yang dilakukan Lembaga MAKI. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Langkah Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi yang batal mengungkap masalah dugaan mafia minyak goreng dipertanyakan publik. Seperti yang dilakukan Lembaga Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

Baca Juga: minyak goreng
Hal ini karena batalnya pengungkapan dugaan mafia mintak goreng ini. MAKI rencananya hendak melayangkan gugatan pada Selasa (29/3/2022) ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).



Baca juga: Menguak Gonjang-ganjing Harga Minyak Goreng

"Kami hendak mengajukan gugatan Praperadilan melawan Menteri Perdagangan cq. Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan atas kasus mafia minyak goreng," tutur Boyamin melalui keterangan, Senin (28/3/2022).

Boyamin membeberkan sejumlah alasan, mengapa pihaknya bersiap hendak mengajukan gugatan Praperadilan tersebut. Menurutnya, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag selaku atasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang membidangi Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, tidak mampu mengerahkan petugasnya guna melakukan penyidikan kelangkaan minyak goreng.

"Di mana, hingga sejak 2017 Temohon telah memiliki jumlah PPNS di Kementerian Perdagangan sebanyak 73 orang untuk PPNS-Perlindungan Konsumen dan PPNS-Perdagangan sehingga semestinya PPNS tersebut mampu melakukan Penyidikan atas kasus langka dan mahalnya minyak goreng," ujarnya menjelaskan.

Menurutnya, PPNS yang membidangi Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga di bawah termohon telah melakukan penyidikan dugaan tindak pidana tersebut dan menemukan tindak pidananya berupa tindak pidana perdagangan.

"Dan tindak pidana perlindungan konsumen berdasarkan ketentuan KUHAP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan," jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More