3 Opsi Penyelenggaraan Haji Tahun Ini Disiapkan Pemerintah
Jum'at, 25 Maret 2022 - 17:37 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan pemerintah melakukan mitigasi penyelenggaraan ibadah haji 1443H/2022M dengan tiga opsi. Ketiganya adalah kuota penuh, kuota terbatas, atau tidak memberangkatkan jamaah haji.
Untuk opsi pertama, menurutnya dirasa tak mungkin. Sebab penyelenggaraan haji tinggal 2,5 bulan, yang mana sesuai perkiraan jadwal, kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji tahun 1443 H/2022 M berangkat pada 4 Dzulqa’dah 1443 H /5 Juni 2022 M.
"Kami pemerintah Indonesia tetap menerapkan 3 opsi. Opsi pertama saya kira tak mungkin, artinya dengan kuota penuh. Opsi kedua kuota terbatas, ketiga seperti tahun lalu tidak memberangkatkan,"kata Wamenag saat ditemui wartawan usai penutupan Musabaqah Hafalan Al-Qur'an dan Hadis (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud Tingkat Nasional ke-14,Jakarta Jumat,(25/03/2022)
Karena itu, dia berharap Indonesia mendapatkan opsi kedua yaitu pemberangkatan dengan kuota terbatas. Wamenag berharap agar opsi ketiga itu tidak terjadi. "Mudah-mudahan yang ketiga tidak ya,"kata dia.
Terkait kepastian kuota, Wamenag mengatakan pemerintah masih menunggu pengumuman dari kerajaan Arab Saudi. Hal ini dibuktikan dengan pertemuan Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi, Syaikh Dr. Abdullatif bin Abdulaziz Al-Syaikh dan Wapres Maaruf Amin pada Jumat,(25/03/2022) pukul 10 pagi.
"Tadi beliau menyampaikan bahwa kita semuanya diminta untuk sabar karena Pemerintah Arab Saudi juga sampai sekarang masih terus mempersiapkan segala sesuatunya,"ucap dia.
Pasalnya menurut Zainut, keputusan tersebut menyangkut persoalan kesehatan, keselamatan seluruh jemaah haji seluruh dunia. Bukan hanya untuk jemaah haji Indonesia sehingga dibutuhkan persiapan yang matang.
"Bapak wapres memberikan apresiasi terhadap Kementerian Saudi yang sudah menangani penanganan covid dengan baik," ujar dia.
"Alhamdulillah dengan itu ditandai dengan dibukanya penyelenggaraan umrah yang sekarang ini yang sudah sangat semakin leluasa," ucap dia.
Untuk opsi pertama, menurutnya dirasa tak mungkin. Sebab penyelenggaraan haji tinggal 2,5 bulan, yang mana sesuai perkiraan jadwal, kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji tahun 1443 H/2022 M berangkat pada 4 Dzulqa’dah 1443 H /5 Juni 2022 M.
"Kami pemerintah Indonesia tetap menerapkan 3 opsi. Opsi pertama saya kira tak mungkin, artinya dengan kuota penuh. Opsi kedua kuota terbatas, ketiga seperti tahun lalu tidak memberangkatkan,"kata Wamenag saat ditemui wartawan usai penutupan Musabaqah Hafalan Al-Qur'an dan Hadis (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud Tingkat Nasional ke-14,Jakarta Jumat,(25/03/2022)
Karena itu, dia berharap Indonesia mendapatkan opsi kedua yaitu pemberangkatan dengan kuota terbatas. Wamenag berharap agar opsi ketiga itu tidak terjadi. "Mudah-mudahan yang ketiga tidak ya,"kata dia.
Terkait kepastian kuota, Wamenag mengatakan pemerintah masih menunggu pengumuman dari kerajaan Arab Saudi. Hal ini dibuktikan dengan pertemuan Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi, Syaikh Dr. Abdullatif bin Abdulaziz Al-Syaikh dan Wapres Maaruf Amin pada Jumat,(25/03/2022) pukul 10 pagi.
"Tadi beliau menyampaikan bahwa kita semuanya diminta untuk sabar karena Pemerintah Arab Saudi juga sampai sekarang masih terus mempersiapkan segala sesuatunya,"ucap dia.
Pasalnya menurut Zainut, keputusan tersebut menyangkut persoalan kesehatan, keselamatan seluruh jemaah haji seluruh dunia. Bukan hanya untuk jemaah haji Indonesia sehingga dibutuhkan persiapan yang matang.
"Bapak wapres memberikan apresiasi terhadap Kementerian Saudi yang sudah menangani penanganan covid dengan baik," ujar dia.
"Alhamdulillah dengan itu ditandai dengan dibukanya penyelenggaraan umrah yang sekarang ini yang sudah sangat semakin leluasa," ucap dia.
(muh)
tulis komentar anda