Kebiasaan Baru, Kiat Kepala BIN Kawal Pandemi Menuju Endemi
Rabu, 23 Maret 2022 - 09:16 WIB
JAKARTA - Berbagai indikator pandemi di Indonesia membaik secara signifikan. Per Senin (21/3/2022), rasio kasus positif harian berdasarkan jumlah orang diuji (positivity rate) berhasil turun ke range standar aman WHO di angka 4,55% (standar WHO maksimal 5%). Bandingkan dengan positivity rate bulan lalu yang masih di angka 14,15%.
Baca juga: Seiring Pandemi Covid, Muncul Pandemi Baru dalam Perekonomian
Level PPKM secara nasional juga membaik. Per Selasa kemarin (22/3/2022) tidak ada lagi daerah berlevel 4; begitu pula, jumlah daerah yang berstatus Level 3 mengalami penurunan dari sebelumnya 66 daerah menjadi 39 daerah. Sebagian besar wilayah kini berada di level 2 (55 daerah) dan level 1 (83 daerah). Pertanda Indonesia di jalan yang benar menuju akhir pandemi?
Pemerintah mengaku sangat berhati-hati. Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan (BG), saat ini kita tengah memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Secara gradual, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan.
"PPKM turun menurun; mayorias kegiatan di daerah PPKM level 1 boleh dihadiri 100% kapasitas, antigen dan PCR tak lagi wajib bagi yang sudah vaksin dosis ke-2; jangka waktu karantina setiba dari luar negeri dipangkas kini hanya 1 hari," ujar Budi Gunawan, Rabu (23/3/2022).
"Tapi, agar proses pra kondisi ini berlangsung aman, semua tahap pelonggaran harus kita dilakukan secara terukur, science-based, dan selalu disertai disiplin mitigasi," tambahnya.
Mitigasi yang dimaksud lanjut Budi Gunawan, harus dimulai dari hulu dan melibatkan semua elemen Bangsa: meningkatkan capaian vaksinasi dosis ke-2 dan booster secara merata ke semua wilayah; mengakselerasikan screening, testing, dan tracing; mendisiplinkan kebiasaan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan; hingga memastikan ruang-ruang publik berventilasi atau memiliki filter udara yang baik (perkantoran, gedung pertemuan, rumah ibadah, mal dan pasar).
Sementara di hilir kata BG, akan dilakukan peningkatan kapasitas rumah sakit, perbanyakan tenaga kesehatan, serta pengamanan ketersediaan obat-obatan.
"Ada keniscayaan semua elemen Bangsa mengadopsi kebiasaan baru demi hidup baru; hidup berdampingan dengan virus corona. Semua harus membiasakan diri dengan kebiasaan mitigasi tadi," ucapnya.
"Sebagian bahkan harus menjadi etika sosial. Misalnya menggunakan masker, harus dipandang sebagai wujud tanggungjawab dan tenggang rasa; karena melindungi orang lain dari virus yang mungkin kita bawa," sambungnya.
Baca juga: Seiring Pandemi Covid, Muncul Pandemi Baru dalam Perekonomian
Level PPKM secara nasional juga membaik. Per Selasa kemarin (22/3/2022) tidak ada lagi daerah berlevel 4; begitu pula, jumlah daerah yang berstatus Level 3 mengalami penurunan dari sebelumnya 66 daerah menjadi 39 daerah. Sebagian besar wilayah kini berada di level 2 (55 daerah) dan level 1 (83 daerah). Pertanda Indonesia di jalan yang benar menuju akhir pandemi?
Pemerintah mengaku sangat berhati-hati. Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan (BG), saat ini kita tengah memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Secara gradual, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan.
"PPKM turun menurun; mayorias kegiatan di daerah PPKM level 1 boleh dihadiri 100% kapasitas, antigen dan PCR tak lagi wajib bagi yang sudah vaksin dosis ke-2; jangka waktu karantina setiba dari luar negeri dipangkas kini hanya 1 hari," ujar Budi Gunawan, Rabu (23/3/2022).
"Tapi, agar proses pra kondisi ini berlangsung aman, semua tahap pelonggaran harus kita dilakukan secara terukur, science-based, dan selalu disertai disiplin mitigasi," tambahnya.
Mitigasi yang dimaksud lanjut Budi Gunawan, harus dimulai dari hulu dan melibatkan semua elemen Bangsa: meningkatkan capaian vaksinasi dosis ke-2 dan booster secara merata ke semua wilayah; mengakselerasikan screening, testing, dan tracing; mendisiplinkan kebiasaan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan; hingga memastikan ruang-ruang publik berventilasi atau memiliki filter udara yang baik (perkantoran, gedung pertemuan, rumah ibadah, mal dan pasar).
Sementara di hilir kata BG, akan dilakukan peningkatan kapasitas rumah sakit, perbanyakan tenaga kesehatan, serta pengamanan ketersediaan obat-obatan.
"Ada keniscayaan semua elemen Bangsa mengadopsi kebiasaan baru demi hidup baru; hidup berdampingan dengan virus corona. Semua harus membiasakan diri dengan kebiasaan mitigasi tadi," ucapnya.
"Sebagian bahkan harus menjadi etika sosial. Misalnya menggunakan masker, harus dipandang sebagai wujud tanggungjawab dan tenggang rasa; karena melindungi orang lain dari virus yang mungkin kita bawa," sambungnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda