BMKG Perkirakan Lapisan Es di Puncak Jaya Wijaya Punah Pada 2025
Senin, 21 Maret 2022 - 16:31 WIB
Perubahan cuaca ekstrim karena El Nino dan La Nina di Indonesia juga disebut Dwikorita Karnawati semakin cepat siklusnya. Dari yang sebelumnya setiap 7 tahun sekali menjadi setiap tahun.
"Periode El Nino (musim kering panjang) dan La Nina (musim hujan basah yang ekstrim) periode sebelum 1980 itu 5-7 tahun sekali. Namun karena perubahan iklim pada 1981 memendek jadi 2-3 tahun, dan dua tahun terakhir terjadi setiap tahun," ungkapnya.
Cuaca ekstrem seperti badai tropis Cempaka dan Seroja seharusnya tidak menembus wilayah khatulistiwa seperti di Indonesia. Namun sekarang kerap terjadi.
"Misalnya dua badai tropis tersebut yang biasanya hanya masuk ekornya saja, sekarang seluruhnya kepala hingga ekor masuk ke wilayah pulau. Hal ini disebabkan karena kenaikan suhu udara. Terakhir badai tersebut seluruh bagian badai masuk ke daratan NTT," kata Dwikorita.
Ia mengungkapkan bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat, menjadi bencana terbesar dengan persentase 95%. "Total bencana di 2021 ada 5.402 kasus bencana sebagai dampak perubahan iklim global," katanya.
(abd)
tulis komentar anda