BMKG Imbau Jatim, Bali, NTB, dan NTT Waspada Siklon Tropis
Jum'at, 18 Maret 2022 - 14:49 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mendeteksi bibit siklon tropis di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, bibit siklon tropis ini akan resisten dan cenderung menguat dalam waktu 72 jam ke depan.
“Saya sampaikan bahwa terkait adalah siklon tropis itu sebenarnya masih potensi bibit siklon tropis di NTT,” ungkap Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, Jumat (18/3/2022).
Sistem bibit siklon tropis ini, kata Guswanto bergerak ke barat hingga ke barat daya adalah 72 jam ke depan diperkirakan masih cukup resisten dengan potensi yang cenderung menguat.
“Dan ini diindikasikan dengan pola sirkulasi dan kecepatan angin di sekitar sistem hingga lebih 25 knot ada sekitar 46 Km. Nah, kategori siklon ini minimal kalau kita berubah menjadi siklon ini 35 knot ya atau 65 km per jam,” kata Guswanto.
Guswanto menambahkan, bibit siklon tropis ini akan berdampak tidak langsung terhadap potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah. “Kemudian pada saat sekarang dampak tidak langsung potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat angin kencang gelombang tinggi tiga hari ke depan perlu diwaspadai di NTT, NTB, Bali, Jatim dan beberapa ada sirkulasi yang lain ya misalkan kita lihat juga Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan tapi ini sirkulasi yang lain. Kalau khusus hal ini yang perlu yang diwaspadai hal ini di NTT, NTB, Bali dan Jatim,” tegas guswanto.
Guswanto menjelaskan, siklon tropis yang berkembang pada saat November hingga April biasanya berada di wilayah selatan.
“Kalau kita melihat bulan November sampai April itu musim siklon itu bergeser ke arah selatan. Kalau di utara biasanya sebelumnya di bulan-bulan Oktober, September seterusnya ya. Kemudian kami dari Tropical Cyclone Warning Center Jakarta ini tetap terus melakukan pemantauan perkembangan terhadap siklon tropis ini. Itu tentang siklon tropis,” paparnya.
“Saya sampaikan bahwa terkait adalah siklon tropis itu sebenarnya masih potensi bibit siklon tropis di NTT,” ungkap Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, Jumat (18/3/2022).
Sistem bibit siklon tropis ini, kata Guswanto bergerak ke barat hingga ke barat daya adalah 72 jam ke depan diperkirakan masih cukup resisten dengan potensi yang cenderung menguat.
“Dan ini diindikasikan dengan pola sirkulasi dan kecepatan angin di sekitar sistem hingga lebih 25 knot ada sekitar 46 Km. Nah, kategori siklon ini minimal kalau kita berubah menjadi siklon ini 35 knot ya atau 65 km per jam,” kata Guswanto.
Guswanto menambahkan, bibit siklon tropis ini akan berdampak tidak langsung terhadap potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah. “Kemudian pada saat sekarang dampak tidak langsung potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat angin kencang gelombang tinggi tiga hari ke depan perlu diwaspadai di NTT, NTB, Bali, Jatim dan beberapa ada sirkulasi yang lain ya misalkan kita lihat juga Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan tapi ini sirkulasi yang lain. Kalau khusus hal ini yang perlu yang diwaspadai hal ini di NTT, NTB, Bali dan Jatim,” tegas guswanto.
Guswanto menjelaskan, siklon tropis yang berkembang pada saat November hingga April biasanya berada di wilayah selatan.
“Kalau kita melihat bulan November sampai April itu musim siklon itu bergeser ke arah selatan. Kalau di utara biasanya sebelumnya di bulan-bulan Oktober, September seterusnya ya. Kemudian kami dari Tropical Cyclone Warning Center Jakarta ini tetap terus melakukan pemantauan perkembangan terhadap siklon tropis ini. Itu tentang siklon tropis,” paparnya.
(cip)
tulis komentar anda