Kasus Covid-19 Turun di Indonesia tapi Naik Lagi di Dunia
Jum'at, 18 Maret 2022 - 14:13 WIB
JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan secara umum kasus Covid-19 di dunia sedang meningkat lagi. Indonesia mesti bersyukur Covid-19 menurun tetapi masyarakat tetap harus mewaspadai kenaikan kasus di negara lain.
Mantan Direktur Penyakit Menular organisasi kesehatan dunia (WHO) Asia Tenggara tersebut menyampaikan WHO melaporkan per tanggal 15 Maret 2022 kasus dunia semakin menurun apabila mengacu pada data di bulan Januari kemarin. Akan tetapi laporan kasus secara total meningkat kembali.
"Laporan mingguan WHO antara 7 sampai 13 Maret 2022 untuk pertama kalinya naik kembali, sekitar 8% lebih tinggi," kata direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini, Jumat (18/3/2022).
Dia menjelaskan data total kenaikan ini dikumpulkan berdasarkan laporan sejumlah negara di Eropa. Semisal Inggris per tanggal 25 Februari 2022 menurun menjadi 31.885 orang sejak sebelumnya pada tanggal 5 Januari 2022 mencapai 194.494 orang. "Kasus di Inggris naik tajam lagi dan menjadi 170.814 orang pada 14 Maret 2022," katanya.
Kondisi terparah terjadi di Jerman, Tjandra menyampaikan kasus rata-rata perhari dalam seminggu pada sekitar 10 Februari adalah 192.110, lalu turun curam sekali menjadi 13.739 pada minggu di sekitar 2 Maret. Akan tetapi kasus di Jerman kembali naik bahkan melebihi total puncak kasus di bulan Februari.
"Sekarang Jerman naik lagi menjadi 205.571 pada minggu sekitar 16 Maret 2022, jadi bahkan lebih tinggi dari puncak yang di bulan Februari," tutur Tjandra.
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI tersebut mengaku belum dapat menjelaskan penyebab pola kenaikan kasus Covid-19 di dunia. Tjandra meminta masyarakat harus tunggu analisisi ilmiah yang lengkap, tetapi ada yang memperkirakan bahwa bukan tidak mungkin karena pelonggaran pembatasan yang sudah diperlakukan.
"Mungkin juga karena varian BA.2, atau mungkin juga karena variasi epidemiologis yang memang belum menetap polanya, atau sebab-sebab yang lain," ucap Tjandra memaparkan asumsi para ahli.
Oleh karena itu Tjandra mengimbau kepada rakyat Indonesia untuk tetap berhati-hati. Baginya, meski tetap bersyukur atas kasus penurunan Covid-19 di Indonesia, bukan berarti pandemi ini sudah benar-benar berakhir.
"Tentu kita bersyukur bahwa kasus kita menurun dari hari ke hari, hanya saja perlu kita sadari jumlah tes juga turun. Kita tetap perlu waspada," katanya.
Mantan Direktur Penyakit Menular organisasi kesehatan dunia (WHO) Asia Tenggara tersebut menyampaikan WHO melaporkan per tanggal 15 Maret 2022 kasus dunia semakin menurun apabila mengacu pada data di bulan Januari kemarin. Akan tetapi laporan kasus secara total meningkat kembali.
"Laporan mingguan WHO antara 7 sampai 13 Maret 2022 untuk pertama kalinya naik kembali, sekitar 8% lebih tinggi," kata direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini, Jumat (18/3/2022).
Dia menjelaskan data total kenaikan ini dikumpulkan berdasarkan laporan sejumlah negara di Eropa. Semisal Inggris per tanggal 25 Februari 2022 menurun menjadi 31.885 orang sejak sebelumnya pada tanggal 5 Januari 2022 mencapai 194.494 orang. "Kasus di Inggris naik tajam lagi dan menjadi 170.814 orang pada 14 Maret 2022," katanya.
Kondisi terparah terjadi di Jerman, Tjandra menyampaikan kasus rata-rata perhari dalam seminggu pada sekitar 10 Februari adalah 192.110, lalu turun curam sekali menjadi 13.739 pada minggu di sekitar 2 Maret. Akan tetapi kasus di Jerman kembali naik bahkan melebihi total puncak kasus di bulan Februari.
"Sekarang Jerman naik lagi menjadi 205.571 pada minggu sekitar 16 Maret 2022, jadi bahkan lebih tinggi dari puncak yang di bulan Februari," tutur Tjandra.
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI tersebut mengaku belum dapat menjelaskan penyebab pola kenaikan kasus Covid-19 di dunia. Tjandra meminta masyarakat harus tunggu analisisi ilmiah yang lengkap, tetapi ada yang memperkirakan bahwa bukan tidak mungkin karena pelonggaran pembatasan yang sudah diperlakukan.
"Mungkin juga karena varian BA.2, atau mungkin juga karena variasi epidemiologis yang memang belum menetap polanya, atau sebab-sebab yang lain," ucap Tjandra memaparkan asumsi para ahli.
Oleh karena itu Tjandra mengimbau kepada rakyat Indonesia untuk tetap berhati-hati. Baginya, meski tetap bersyukur atas kasus penurunan Covid-19 di Indonesia, bukan berarti pandemi ini sudah benar-benar berakhir.
"Tentu kita bersyukur bahwa kasus kita menurun dari hari ke hari, hanya saja perlu kita sadari jumlah tes juga turun. Kita tetap perlu waspada," katanya.
(muh)
tulis komentar anda