Kisah Nico Adhitya Merintis Bisnis hingga Sukses
Senin, 14 Maret 2022 - 20:42 WIB
JAKARTA - Alumni Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nico Adhitya menjadi pengusaha muda yang sukses membangun bisnis dari kreativitas. Dia bercerita banyak tentang perjalanan kariernya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia yang digelar Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) bertajuk Anak Muda dan Industri Kreatif.
Bagaimana jatuh bangun membentuk usaha yang hingga kini menjadi penopang hidupnya. "Awalnya pada 2006 saya sambil kuliah sambil berbisnis. Dari kecil kecilan diajari jualan donat, kemudian titip di angkringan atau warkop. Hingga akhirnya bikin tour travel kecil," kata Nico Adhitya, Senin (14/3/2022).
Pembelajaran entrepreneur itu menjadi pelajaran berharga baginya. Bahkan, jiwa entrepreneur-nya bisa ditempa hingga dia belajar cara berbisnis lainnya. Dari yang awalnya donat, dia memberanikan diri buka usaha agen perjalanan.
"Dimulai dengan jualan tiket, saat itu selisih Rp5.000 juga sangat berharga. Kemudian merambah umrah dan lainnya. Waktu itu saya ajak teman-teman yang memang mayoritas menengah ke bawah, " tuturnya.
Jiwa bisnisnya ditempa di Yogyakarta, tak lepas dari kondisi keluarganya. Jiwa entrepreneur lahir karena dia merasa bukan dari keluarga kaya. Orang tuanya hanya PNS. Namun, itu menantangnya untuk maju dan sukses.
"Awalnya pelan-pelan di Yogyakarta serabutan, kemudian bikin tour paket. Setelah itu lebih Jakarta jadi EO kecil-kecilan dan akhirnya berhasil punya empat perusahaan," ungkapnya.
Dia bercerita, ke Jakarta awalnya modal sepeda motor satria butut. Kemudian kos di Mampang. Hingga akhirnya terus berkembang dan punya perusahaan digital agency.
"Kemudian bikin sosial media manajemen. Ini yang sekarang bisa berkembang dan subsidi perusahaan lainnya. Karena sekarang ini hampir semua digital," imbuhnya.
Dia pun berpesan, membangun usaha tak melulu soal menjadi kaya, tetapi bagaimana niatnya memberi kebaikan bagi keluarga atau orang sekitar. Sehingga sekecil apa pun hasilnya, akan selalu disyukuri.
Bagaimana jatuh bangun membentuk usaha yang hingga kini menjadi penopang hidupnya. "Awalnya pada 2006 saya sambil kuliah sambil berbisnis. Dari kecil kecilan diajari jualan donat, kemudian titip di angkringan atau warkop. Hingga akhirnya bikin tour travel kecil," kata Nico Adhitya, Senin (14/3/2022).
Pembelajaran entrepreneur itu menjadi pelajaran berharga baginya. Bahkan, jiwa entrepreneur-nya bisa ditempa hingga dia belajar cara berbisnis lainnya. Dari yang awalnya donat, dia memberanikan diri buka usaha agen perjalanan.
"Dimulai dengan jualan tiket, saat itu selisih Rp5.000 juga sangat berharga. Kemudian merambah umrah dan lainnya. Waktu itu saya ajak teman-teman yang memang mayoritas menengah ke bawah, " tuturnya.
Jiwa bisnisnya ditempa di Yogyakarta, tak lepas dari kondisi keluarganya. Jiwa entrepreneur lahir karena dia merasa bukan dari keluarga kaya. Orang tuanya hanya PNS. Namun, itu menantangnya untuk maju dan sukses.
"Awalnya pelan-pelan di Yogyakarta serabutan, kemudian bikin tour paket. Setelah itu lebih Jakarta jadi EO kecil-kecilan dan akhirnya berhasil punya empat perusahaan," ungkapnya.
Dia bercerita, ke Jakarta awalnya modal sepeda motor satria butut. Kemudian kos di Mampang. Hingga akhirnya terus berkembang dan punya perusahaan digital agency.
"Kemudian bikin sosial media manajemen. Ini yang sekarang bisa berkembang dan subsidi perusahaan lainnya. Karena sekarang ini hampir semua digital," imbuhnya.
Dia pun berpesan, membangun usaha tak melulu soal menjadi kaya, tetapi bagaimana niatnya memberi kebaikan bagi keluarga atau orang sekitar. Sehingga sekecil apa pun hasilnya, akan selalu disyukuri.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda