Hanya Jokowi yang Mampu Mengerem Langkah Erick Thohir
Senin, 15 Juni 2020 - 17:41 WIB
JAKARTA - Sejak dilantik, Menteri BUMN Erick Thohir (ET) tak berhenti melakukan berbagai kebijakan strategis di kementeriannya dan juga perusahaan-perusahaan BUMN yang tak jarang menjadi sorotan publik. Kinerja ET ini menurut Ketua Dewan Pakar IMI (Indonesia Maju Institut) Lukman Edy menunjukkan adanya pola kebijakan yang konsisten dan terukur sehingga hanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mampu mengerem ET.
“Yang saya dengar, yang bisa mengerem langkah cepat, progresif dan konsisten Menteri ET dalam melakukan effisiensi dan transformasi ala beliau hanya Presiden Jokowi. Jangan coba-coba mengganggu konsentrasinya, pasti tidak diindahkannya, kecuali ada perintah langsung dari Presiden Jokowi,” ujar Lukman Edy kepada wartawan, Senin (15/6/2020). (Baca juga: Andre Rosiade Pertanyakan Maksud Kritikan Adian Napitulu ke Erick Thohir)
Lukman pun menguraikan sejumlah langkah strategis yang diambil ET. Seusai dilantik, atas nama efisiensi dan efektifitas, ET memangkas empat jabatan deputi di kementeriannya yang di era Rini Soemarno diisi oleh tujuh orang. Kini, dipangkas menjadi tiga orang saja. Hal itu dilakukannya sesuai arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat gerak dalam membangun bangsa serta penyederhanaan birokrasi.
Setelah itu, sambung dia, mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu terus melakukan berbagai gebrakan. Antara lain dia menutup 51 anak dan cucu perusahaan BUMN dari 3 perusahaan yakni Garuda Indonesia, Pertamina, dan Telkom. ET pun menggabungkan sejumlah BUMN dalam bentuk holding, merampingkan seluruh jumlah direksi anak perusahaan pelat merah, termasuk BUMN karya dengan memasukkan kader dan enginer muda. ET pun melakukan perombakan di Pertamina.
“Perombakan ini dilakukan dalam rapat umum pemegang saham tahunan PT Pertamina beberapa hari yang lalu,” tukas pria yang akrab disapa LE itu.
Menurut LE, dari berbagai kebijakan itu terlihat bahwa menteri BUMN sekarang ini sedang menjalankan dua ajaran David Osborne, yakni efisiensi dengan cara memangkas birokrasi dan transformasi dengan cara mewirausahakan birokrasi. Sebagai seorang profesional, yang dilakukan Erick menurutnya tidaklah mengherankan. Sebab, profesionalisme bagi menteri berusia 50 tahun itu sudah menjadi habit.
“Karenanya, nalar bisnis efisiensi dan transformasi dipastikan akan mewarnai kebijakannya,” imbuhnya.
LE melihat, Erick menunjukkan integritasnya dengan tidak terpengaruh berbagai tekanan internal maupun eksternal. Namun, bukan tidak sedikit tekanan di internal BUMN yang merasa tidak nyaman dengan kencangnya terobosan menteri ET.
“Kasak-kusuk di internal sudah seperti lebah, mendengung. Begitu juga eksternal tidak kurang banyaknya yang membebani menteri ET, tapi beliau konsisten mengeksekusi visi transformasinya,” ungkap mantan legislator asal Riau ini.
Selain itu, ia menambahkan, pada aspek operasional dengan kebijakan mengganti figur-figur senior dengan yang lebih muda merupakan gambaran keinginan Menteri Erik, agar BUMN-BUMN lebih progresif dan bergerak cepat. Apalagi hari ini BUMN menjadi andalan untuk bangkitnya ekonomi nasional, pasckrisis akibat COVID-19. (Baca juga: Dokter Reisa Ajak Masyarakat Jaga Porsi Gizi Makanan Hadapi Pandemi COVID-19)
“Kita tunggu langkah berikutnya. Menteri ET adalah efisiensi dan transformasi. Kita doakan semoga BUMN kita benar-benar berubah dan memberikan kontribusi optimal dalam pertumbuhan ekonomi secara khusus dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum,” pungkasnya.
“Yang saya dengar, yang bisa mengerem langkah cepat, progresif dan konsisten Menteri ET dalam melakukan effisiensi dan transformasi ala beliau hanya Presiden Jokowi. Jangan coba-coba mengganggu konsentrasinya, pasti tidak diindahkannya, kecuali ada perintah langsung dari Presiden Jokowi,” ujar Lukman Edy kepada wartawan, Senin (15/6/2020). (Baca juga: Andre Rosiade Pertanyakan Maksud Kritikan Adian Napitulu ke Erick Thohir)
Lukman pun menguraikan sejumlah langkah strategis yang diambil ET. Seusai dilantik, atas nama efisiensi dan efektifitas, ET memangkas empat jabatan deputi di kementeriannya yang di era Rini Soemarno diisi oleh tujuh orang. Kini, dipangkas menjadi tiga orang saja. Hal itu dilakukannya sesuai arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat gerak dalam membangun bangsa serta penyederhanaan birokrasi.
Setelah itu, sambung dia, mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu terus melakukan berbagai gebrakan. Antara lain dia menutup 51 anak dan cucu perusahaan BUMN dari 3 perusahaan yakni Garuda Indonesia, Pertamina, dan Telkom. ET pun menggabungkan sejumlah BUMN dalam bentuk holding, merampingkan seluruh jumlah direksi anak perusahaan pelat merah, termasuk BUMN karya dengan memasukkan kader dan enginer muda. ET pun melakukan perombakan di Pertamina.
“Perombakan ini dilakukan dalam rapat umum pemegang saham tahunan PT Pertamina beberapa hari yang lalu,” tukas pria yang akrab disapa LE itu.
Menurut LE, dari berbagai kebijakan itu terlihat bahwa menteri BUMN sekarang ini sedang menjalankan dua ajaran David Osborne, yakni efisiensi dengan cara memangkas birokrasi dan transformasi dengan cara mewirausahakan birokrasi. Sebagai seorang profesional, yang dilakukan Erick menurutnya tidaklah mengherankan. Sebab, profesionalisme bagi menteri berusia 50 tahun itu sudah menjadi habit.
“Karenanya, nalar bisnis efisiensi dan transformasi dipastikan akan mewarnai kebijakannya,” imbuhnya.
LE melihat, Erick menunjukkan integritasnya dengan tidak terpengaruh berbagai tekanan internal maupun eksternal. Namun, bukan tidak sedikit tekanan di internal BUMN yang merasa tidak nyaman dengan kencangnya terobosan menteri ET.
“Kasak-kusuk di internal sudah seperti lebah, mendengung. Begitu juga eksternal tidak kurang banyaknya yang membebani menteri ET, tapi beliau konsisten mengeksekusi visi transformasinya,” ungkap mantan legislator asal Riau ini.
Selain itu, ia menambahkan, pada aspek operasional dengan kebijakan mengganti figur-figur senior dengan yang lebih muda merupakan gambaran keinginan Menteri Erik, agar BUMN-BUMN lebih progresif dan bergerak cepat. Apalagi hari ini BUMN menjadi andalan untuk bangkitnya ekonomi nasional, pasckrisis akibat COVID-19. (Baca juga: Dokter Reisa Ajak Masyarakat Jaga Porsi Gizi Makanan Hadapi Pandemi COVID-19)
“Kita tunggu langkah berikutnya. Menteri ET adalah efisiensi dan transformasi. Kita doakan semoga BUMN kita benar-benar berubah dan memberikan kontribusi optimal dalam pertumbuhan ekonomi secara khusus dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda