Sikapi Agresi Israel ke Palestina dan Rusia terhadap Ukraina, Fadli Zon: Barat Pakai Standar Ganda
Sabtu, 05 Maret 2022 - 13:25 WIB
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon menilai respons Barat terhadap agresi Rusia di Ukraina, sangat berbeda dengan agresi Israel di Palestina . Menurutnya, perlakukan Barat memakai standar ganda dalam melihat dua konflik tersebut.
Baca Juga: Palestina
Baca juga: Oleksandr Usyk Bersumpah Habisi Tentara Rusia: Saya Bunuh jika Terpaksa
Padahal kata Fadli Zon, penderitaan rakyat di Palestina sama dengan yang terjadi di Ukraina. "Barat tak peduli pada penderitaan rakyat Palestina. Berbeda dengan Ukraina," tambahnya.
Diketahui, agresi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-10. Invasi ini tercatat sebagai serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II. Pertempuran telah memaksa lebih dari 1 juta warga Ukraina mengungsi dan memicu kekhawatiran Barat bahwa konflik akan meluas.
Moskow mengatakan, serangannya adalah "operasi khusus" untuk menangkap para individu yang dianggapnya sebagai bagian dari kelompok nasionalis berbahaya, dan membantah menargetkan warga sipil.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko mengatakan, pasukan Rusia telah mengepung dan menembaki kota pelabuhan tenggara. Menurutnya, itu menjadi pelengkap penderitaan setelah tidak ada air, gas, atau pun listrik dan kota itu kehabisan makanan.
"Kami hanya dihancurkan. Mereka ingin memusnahkan penduduk Mariupol dan Mariupol dari muka bumi," katanya seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Palestina
Baca juga: Oleksandr Usyk Bersumpah Habisi Tentara Rusia: Saya Bunuh jika Terpaksa
Padahal kata Fadli Zon, penderitaan rakyat di Palestina sama dengan yang terjadi di Ukraina. "Barat tak peduli pada penderitaan rakyat Palestina. Berbeda dengan Ukraina," tambahnya.
Diketahui, agresi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-10. Invasi ini tercatat sebagai serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II. Pertempuran telah memaksa lebih dari 1 juta warga Ukraina mengungsi dan memicu kekhawatiran Barat bahwa konflik akan meluas.
Moskow mengatakan, serangannya adalah "operasi khusus" untuk menangkap para individu yang dianggapnya sebagai bagian dari kelompok nasionalis berbahaya, dan membantah menargetkan warga sipil.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko mengatakan, pasukan Rusia telah mengepung dan menembaki kota pelabuhan tenggara. Menurutnya, itu menjadi pelengkap penderitaan setelah tidak ada air, gas, atau pun listrik dan kota itu kehabisan makanan.
"Kami hanya dihancurkan. Mereka ingin memusnahkan penduduk Mariupol dan Mariupol dari muka bumi," katanya seperti dikutip Reuters.
(maf)
tulis komentar anda