Webinar Partai Perindo, Rektor UMJ Ajak Jalankan Nilai-Nilai Pancasila
Jum'at, 04 Maret 2022 - 23:25 WIB
JAKARTA - Webinar Partai Perindo kembali digelar pada Jumat (4/3/2022) ini. Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod Al-Barbasy yang menjadi salah satu pembicara mengajak masyarakat untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya, saat ini, kalaupun saat ini ada yang berbicara Pancasila, hal itu sebatas pidato, tanpa ada pengamalan secara riil. "Saya tadi sering menyebut kata Pancasila. Kalau Islam lebih spesifik karena terkait dengan umat Islam. Tidak usah jauh-jauh, nilai-nilai yang ada di Pancasila, kita jalankan saja. Itu sudah luar biasa," jelas Ma'mun saat menjadi pembicara pada Webinar Partai Perindo bertema 'Isra Mi'raj dan Pembangunan Karakter Bangsa'.
Problemnya, kata Ma'mun, dirinya menilai dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila itu baru selesai dilafalkan, selesai diucapkan. "Pancasila itu selesai dipidatokan. Tapi ketika membuat produk perundang-undangan, ketika sikap mentalitas termasuk elite-elite politik kita misalnya dalam berpolitik, itu saya melihat terkadang, Pancasila ya rancu," lanjut dia.
Dia berharap, lewat momen peringatan Isra Mi'raj, setiap warga negara Indonesia bisa benar-benar menjalankan Pancasila. "Saya berharap Pancasila itu betul-betul dihadirkan. Bagaimana keadilan dihadirkan, bagaimana menjaga persatuan Indonesia dihadirkan," papar dia.
Dalam Pancasila, khususnya sila keempat, jelas dia, jika dilihat dari perspektif Islam, terdapat kata bahasa Arab yang memiliki makna luar biasa. Kerakyatan dan Hikmah, adalah contoh kata yang dinilai memiliki makna yang agung.
"Sila yang keempat, kalau perspektifnya Islam, di situ ada tiga kata Arab yang luar biasa. Kerakyatan, roiyah, yang dipimpin oleh hikmah. Kemudian dalam 'permusyawaratan perwakilan'. Tiga prinsip dasar di dalam berdemokrasi atau di dalam konteks berpolitik itu, hadir juga. Kemudian yang terakhir keadilan sosial, social justice bagi seluruh rakyat Indonesia," papar dia.
"Jadi kalau kita lebih jauh narik Islam, lebih agak dipersempit melalui hikmah Isra Mi'raj, ditarik ke Pancasila, hadirkan Pancasila saja. Pancasila hadirkan dalam hal apa pun, insyaaallah Indonesia itu yang sering disebut di dalam Al-Qur'an sebagai baldatun thoyibatun warobun ghofur. Itu dipastikan akan tercapai," ujarnya mengingatkan agar Pancasila jangan hanya dijadikan sebagai jargon.
Menurutnya, saat ini, kalaupun saat ini ada yang berbicara Pancasila, hal itu sebatas pidato, tanpa ada pengamalan secara riil. "Saya tadi sering menyebut kata Pancasila. Kalau Islam lebih spesifik karena terkait dengan umat Islam. Tidak usah jauh-jauh, nilai-nilai yang ada di Pancasila, kita jalankan saja. Itu sudah luar biasa," jelas Ma'mun saat menjadi pembicara pada Webinar Partai Perindo bertema 'Isra Mi'raj dan Pembangunan Karakter Bangsa'.
Problemnya, kata Ma'mun, dirinya menilai dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila itu baru selesai dilafalkan, selesai diucapkan. "Pancasila itu selesai dipidatokan. Tapi ketika membuat produk perundang-undangan, ketika sikap mentalitas termasuk elite-elite politik kita misalnya dalam berpolitik, itu saya melihat terkadang, Pancasila ya rancu," lanjut dia.
Baca Juga
Dia berharap, lewat momen peringatan Isra Mi'raj, setiap warga negara Indonesia bisa benar-benar menjalankan Pancasila. "Saya berharap Pancasila itu betul-betul dihadirkan. Bagaimana keadilan dihadirkan, bagaimana menjaga persatuan Indonesia dihadirkan," papar dia.
Dalam Pancasila, khususnya sila keempat, jelas dia, jika dilihat dari perspektif Islam, terdapat kata bahasa Arab yang memiliki makna luar biasa. Kerakyatan dan Hikmah, adalah contoh kata yang dinilai memiliki makna yang agung.
"Sila yang keempat, kalau perspektifnya Islam, di situ ada tiga kata Arab yang luar biasa. Kerakyatan, roiyah, yang dipimpin oleh hikmah. Kemudian dalam 'permusyawaratan perwakilan'. Tiga prinsip dasar di dalam berdemokrasi atau di dalam konteks berpolitik itu, hadir juga. Kemudian yang terakhir keadilan sosial, social justice bagi seluruh rakyat Indonesia," papar dia.
"Jadi kalau kita lebih jauh narik Islam, lebih agak dipersempit melalui hikmah Isra Mi'raj, ditarik ke Pancasila, hadirkan Pancasila saja. Pancasila hadirkan dalam hal apa pun, insyaaallah Indonesia itu yang sering disebut di dalam Al-Qur'an sebagai baldatun thoyibatun warobun ghofur. Itu dipastikan akan tercapai," ujarnya mengingatkan agar Pancasila jangan hanya dijadikan sebagai jargon.
(zik)
tulis komentar anda