Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Peta Geopolitik Global
Jum'at, 04 Maret 2022 - 20:36 WIB
Eko Setiadi
Peneliti Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS)
KONFLIK Rusia-Ukraina akhirnya menjadi operasi militer terbuka. Berawal dari Ukraina yang ingin bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang ditolak Rusia dengan alasan bahwa hal itu adalah existensial threat, ancaman nyata bagi Negara Beruang Merah tersebut. Ekspansi NATO ke halaman depan Rusia dinilai akan disusul oleh berdirinya pangkalan militer di Ukraina.
Ketegangan pecah setelah Pesiden Putin mengumumkan perintah operasi militer di timur Ukraina pada Kamis (24/2/2022) menyusul pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhanks atas Ukraina. Rusia melancarkan serangan ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kiev.
Tindakan Rusia yang juga direspons militer Ukraina tidak bisa tidak membawa dampak luas terhadap dunia. Eurasia merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak, gas, dan pertambangan. Hal ini menjadi keunggulan daya saing sekaligus menjadi faktor utama dalam perebutan pengaruh serta kepentingan ekonomi negara lain.
Untuk menghadapi Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat, Rusia memilih jalan memutar dengan memperkuat aliansi ekonomi dengan China. Di tahun 2014, pertemuan Presiden Putin dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Moskow menghasilkan kesepakatan di sektor energi, perbankan, hingga otomotif.
Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua dunia. Rusia mengekspor 70% ekspor gasnya ke Eropa via pipa melalui Ukraina. Dengan pangsa pasar 12%, Rusia merupakan salah satu produsen minyak global terbesar. Separuh dari ekspor minyak dan kondensatnya ditujukan ke Eropa. China adalah negara pengimpor minyak mentah Rusia terbesar. Rusia juga pemasok batubara terbesar ketiga di dunia.
Sebelum invasi, harga minyak mentah sudah menembus USD86 per barel sebagai akibat lonjakan permintaan dan mulai pulihnya ekonomi global. Saat ini harga minyak USD116 per barel. Bursa saham dunia langsung anjlok. Pasca invasi, harga baru bara Newcastle melesat ke level USD270 per ton. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Rusia merupakan pemain kunci dalam konstelasi geopolitik di kawasan Eropa dan Asia.
Peneliti Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS)
KONFLIK Rusia-Ukraina akhirnya menjadi operasi militer terbuka. Berawal dari Ukraina yang ingin bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang ditolak Rusia dengan alasan bahwa hal itu adalah existensial threat, ancaman nyata bagi Negara Beruang Merah tersebut. Ekspansi NATO ke halaman depan Rusia dinilai akan disusul oleh berdirinya pangkalan militer di Ukraina.
Ketegangan pecah setelah Pesiden Putin mengumumkan perintah operasi militer di timur Ukraina pada Kamis (24/2/2022) menyusul pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhanks atas Ukraina. Rusia melancarkan serangan ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kiev.
Tindakan Rusia yang juga direspons militer Ukraina tidak bisa tidak membawa dampak luas terhadap dunia. Eurasia merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak, gas, dan pertambangan. Hal ini menjadi keunggulan daya saing sekaligus menjadi faktor utama dalam perebutan pengaruh serta kepentingan ekonomi negara lain.
Untuk menghadapi Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat, Rusia memilih jalan memutar dengan memperkuat aliansi ekonomi dengan China. Di tahun 2014, pertemuan Presiden Putin dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Moskow menghasilkan kesepakatan di sektor energi, perbankan, hingga otomotif.
Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua dunia. Rusia mengekspor 70% ekspor gasnya ke Eropa via pipa melalui Ukraina. Dengan pangsa pasar 12%, Rusia merupakan salah satu produsen minyak global terbesar. Separuh dari ekspor minyak dan kondensatnya ditujukan ke Eropa. China adalah negara pengimpor minyak mentah Rusia terbesar. Rusia juga pemasok batubara terbesar ketiga di dunia.
Sebelum invasi, harga minyak mentah sudah menembus USD86 per barel sebagai akibat lonjakan permintaan dan mulai pulihnya ekonomi global. Saat ini harga minyak USD116 per barel. Bursa saham dunia langsung anjlok. Pasca invasi, harga baru bara Newcastle melesat ke level USD270 per ton. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Rusia merupakan pemain kunci dalam konstelasi geopolitik di kawasan Eropa dan Asia.
tulis komentar anda