Lulusan Terbaik Akmil 2004, Calon Jenderal Kopassus Ini Ukir Prestasi Emas di AS
Sabtu, 19 Februari 2022 - 16:34 WIB
JAKARTA - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tak henti mencetak prajurit tangguh dengan keahlian tempur mumpuni. Mereka juga memiliki personel yang menorehkan prestasi tingkat dunia.
Baca Juga: Kopassus
Baca juga: Profil Kolonel Taufiq Shobri, Eks Dansat-81 Kopassus Jabat Karo Humas Setjen Kemhan
Dalam rekam jejaknya, lulusan terbaik Akademi Militer 2004 ini telah menggenggam gelar mentereng di Amerika Serikat. Peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama itu tercatat sebagai tentara Indonesia pertama yang menerima The Simon Center Interagency Writing dari US Army Commanding General & Staff College (CGSC).
Penghargaan tersebut bukan sembarangan, melainkan sangat prestisius dari lembaga terhormat kelas dunia. Prestasi tersebut sekaligus menjadi catatan sejarah tersendiri Indonesia di pentas internasional karena nama Alzaki terukir di Wall of Fame (WOF) US Army Command and General Staff College (CGSC).
"Alzaki kembali ke Tanah Air pada 2019 setelah empat tahun di Fort Leavonworth (Kansas) dengan membawa gelar-gelar sepanjang gerbong kereta api di belakang namanya (MM, MBA, MMAS)," tulis buku 'Kopassus untuk Indonesia: Profesionalisme Prajurit Kopassus' karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, dikutip Sabtu (19/2/2022).
Jejak Alzaki tersebut diulas dalam bab berjudul Kopassus Masa Depan. Iwan Santosa dan EA Natanegara menggambarkan pula tekad gigih Alzaki untuk masuk Kopassus selepas pendidikan di Lembah Tidar, Magelang.
Bukan apa-apa, meski telah meraih seabrek penghargaan sejak dari SMA Nusantara hingga menggondol gelar lulusan terbaik Akmil 2004, Alzaki sadar tinggi badannya hanya 163 sentimeter. Jelas ini masih di bawah syarat prajurit Kopassus yang mesti minimal 170 cm.
Namun tekad baja itu terdengar institusi sehingga dia mendapat kesempatan untuk ikut werving Kopassus. Jalan mendapatkan Baret Merah tidak mudah. Dia bahkan sempat sakit cukup lama ketika mengikuti Pra-Pendidikan Komando.
Jalan berliku itu rupanya berhasil dilalui. Pada 2018, Alzaki mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan CGSC atau Seskoad AS. Mendapat peluang sangat berharga itu, Alzaki merasa akan sia-sia jika tidak memanfaatkan sebaik mungkin.
Di Fort Leavonworth, Kansas, itu pula dia juga mendaftar program Master of MilitaryArt and Science (MMAS) dari United States Army University dan program Master Bussines of Administration (MBA) dari Webster University. Pendidikan S2 itu dijalani seiring dengan pendidikan Seskoad AS.
Baca Juga: Kopassus
Baca juga: Profil Kolonel Taufiq Shobri, Eks Dansat-81 Kopassus Jabat Karo Humas Setjen Kemhan
Dalam rekam jejaknya, lulusan terbaik Akademi Militer 2004 ini telah menggenggam gelar mentereng di Amerika Serikat. Peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama itu tercatat sebagai tentara Indonesia pertama yang menerima The Simon Center Interagency Writing dari US Army Commanding General & Staff College (CGSC).
Penghargaan tersebut bukan sembarangan, melainkan sangat prestisius dari lembaga terhormat kelas dunia. Prestasi tersebut sekaligus menjadi catatan sejarah tersendiri Indonesia di pentas internasional karena nama Alzaki terukir di Wall of Fame (WOF) US Army Command and General Staff College (CGSC).
"Alzaki kembali ke Tanah Air pada 2019 setelah empat tahun di Fort Leavonworth (Kansas) dengan membawa gelar-gelar sepanjang gerbong kereta api di belakang namanya (MM, MBA, MMAS)," tulis buku 'Kopassus untuk Indonesia: Profesionalisme Prajurit Kopassus' karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, dikutip Sabtu (19/2/2022).
Jejak Alzaki tersebut diulas dalam bab berjudul Kopassus Masa Depan. Iwan Santosa dan EA Natanegara menggambarkan pula tekad gigih Alzaki untuk masuk Kopassus selepas pendidikan di Lembah Tidar, Magelang.
Bukan apa-apa, meski telah meraih seabrek penghargaan sejak dari SMA Nusantara hingga menggondol gelar lulusan terbaik Akmil 2004, Alzaki sadar tinggi badannya hanya 163 sentimeter. Jelas ini masih di bawah syarat prajurit Kopassus yang mesti minimal 170 cm.
Namun tekad baja itu terdengar institusi sehingga dia mendapat kesempatan untuk ikut werving Kopassus. Jalan mendapatkan Baret Merah tidak mudah. Dia bahkan sempat sakit cukup lama ketika mengikuti Pra-Pendidikan Komando.
Jalan berliku itu rupanya berhasil dilalui. Pada 2018, Alzaki mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan CGSC atau Seskoad AS. Mendapat peluang sangat berharga itu, Alzaki merasa akan sia-sia jika tidak memanfaatkan sebaik mungkin.
Di Fort Leavonworth, Kansas, itu pula dia juga mendaftar program Master of MilitaryArt and Science (MMAS) dari United States Army University dan program Master Bussines of Administration (MBA) dari Webster University. Pendidikan S2 itu dijalani seiring dengan pendidikan Seskoad AS.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda