Webinar Partai Perindo, Mahasiswi Sebut Kampanye Capres Tidak Cukup Hanya lewat Medsos
Jum'at, 18 Februari 2022 - 19:43 WIB
JAKARTA - Calon presiden (capres) yang akan bertarung di Pilpres 2024 tidak cukup hanya kampanye melalui media sosial (medsos). Terjun ke masyarakat juga harus dilakukan capres.
Menurut Resita Natasha Putri, seorang milenial yang menjadi pembicara dalam Webinar Partai Perindo bertajuk "Capres Versi Milenial", Jumat (18/2/2022), walaupun sudah modern, kandidat presiden tidak bisa hanya berkampanye lewat medsos. "Saya kira tidak cukup lewat media sosial, tapi jika kita lihat situasi pandemi, mungkin pendekatan melalui media sosial menjadi alternatif," ujar Resita yang juga seorang mahasiswa.
Soal capres idamannya, Resita mengatakan dirinya lebih memilih capres yang mampu mengembangkan teknologi dan ekonomi. "Sebagai generasi milenial, untuk ke depan adalah pemimpin yang bisa mengembangkan Indonesia dari segi teknologi, ekonomi, maupun masyarakat itu sendiri," ujar Resita.
Resita menilai, dengan adanya capres yang melek teknologi dan media sosial, tentunya akan membuat sang presiden bisa mendengarkan aspirasi rakyatnya.
Hal tersebut diamini Pakar Komunikasi Yuliandre Darwis. Ia mengatakan, kaum milenial dan Gen-Z cenderung memilih tokoh yang melek teknologi. Hal itu dipicu dari peran media sosial yang terus bergerak cepat.
"Mereka cenderung memilih presiden yang up to date, dalam artian melek teknologi dan bisa memahami masalah yang ada di sekitar," ujar Yuliandre.
Melalui webinar ini, Partai Perindo sebagai partai modern dan inklusif yang dekat dengan kalangan muda akan memberikan pendidikan politik kepada generasi milenial dan Gen Z untuk berperan aktif pada Pemilu 2024, sekaligus memilih calon presiden potensial yang menyuarakan suara anak muda.
Menurut Resita Natasha Putri, seorang milenial yang menjadi pembicara dalam Webinar Partai Perindo bertajuk "Capres Versi Milenial", Jumat (18/2/2022), walaupun sudah modern, kandidat presiden tidak bisa hanya berkampanye lewat medsos. "Saya kira tidak cukup lewat media sosial, tapi jika kita lihat situasi pandemi, mungkin pendekatan melalui media sosial menjadi alternatif," ujar Resita yang juga seorang mahasiswa.
Soal capres idamannya, Resita mengatakan dirinya lebih memilih capres yang mampu mengembangkan teknologi dan ekonomi. "Sebagai generasi milenial, untuk ke depan adalah pemimpin yang bisa mengembangkan Indonesia dari segi teknologi, ekonomi, maupun masyarakat itu sendiri," ujar Resita.
Resita menilai, dengan adanya capres yang melek teknologi dan media sosial, tentunya akan membuat sang presiden bisa mendengarkan aspirasi rakyatnya.
Hal tersebut diamini Pakar Komunikasi Yuliandre Darwis. Ia mengatakan, kaum milenial dan Gen-Z cenderung memilih tokoh yang melek teknologi. Hal itu dipicu dari peran media sosial yang terus bergerak cepat.
"Mereka cenderung memilih presiden yang up to date, dalam artian melek teknologi dan bisa memahami masalah yang ada di sekitar," ujar Yuliandre.
Melalui webinar ini, Partai Perindo sebagai partai modern dan inklusif yang dekat dengan kalangan muda akan memberikan pendidikan politik kepada generasi milenial dan Gen Z untuk berperan aktif pada Pemilu 2024, sekaligus memilih calon presiden potensial yang menyuarakan suara anak muda.
(zik)
tulis komentar anda