Perkumpulan Kader Bangsa Wacanakan Capres Alternatif Anak Muda

Selasa, 15 Februari 2022 - 16:16 WIB


Sementara Adi, dari Makassar, Sulawesi Selatan, menyatakan perubahan dan perbaikan situasi sosial ekonomi, budaya dan politik Indonesia tak bisa dilepaskan dari kepemimpinan anak muda. "Telah menjadi kenyataan historis apalagi dengan jumlah penduduk usia produktif dan anak muda hari ini yang begitu besar maka kepemimpinan anak muda tak bisa dihindari," ujar pengajar Universitas Muhammadiyah Makassar ini.

Tokoh anak muda asal Cianjur, Jawa Barat, Fajar Arif Budiman mengharapkan kemunculan pemimpin muda alternatif dan independen dalam Pilpres 2024. Fajar menegaskan agar wacana presiden anak muda alternatif ini harus diterjemahkan secara konkret.

"Saya pikir, meminjam tiga kriteria pemimpin yang disebutkan yang harus memiliki wawasan, integritas dan aksi yang menginspirasi, tidak banyak kita temui pemimpin yang seperti itu. Namun di kalangan anak muda menurut saya beberapa kita jumpai, figur seperti Bang Dimas Oky Nugroho dan mungkin beberapa tokoh anak muda lain saya pikir layak didukung menjadi capres alternatif dari anak muda masyarakat sipil," kata Fajar,dikenal sebagai penggerak anak muda Jawa Barat.

Tokoh anak muda asal Samarinda, Kalimantan Timur, Mohamad Taufik mendukung gagasan calon presiden anak muda sebagai alternatif dari elitisme yang menguat dalam ranah politik nasional. "Anak muda Indonesia adalah pemilik negara ini, dan kita harus terlibat dalam setiap proses perjalanan bangsa. Soal kepemimpinan nasional, saya pikir negara ini harus kasih ruang untuk anak muda maju," ujar mantan Ketua KPU Kalimantan Timur ini.

Ni Made Ras Amanda, perwakilan dari anak muda Denpasar, Bali menyoroti tentang pentingnya keterlibatan yang berkualitas dari anak muda dalam dunia digital dan social media. Sementara, Novita Kristiani, pemimpin komunitas muda dari Malang, Jawa Timur, mengharapkan anak muda jangan dijadikan alat politisasi dan untuk itu harus memiliki isu sendiri untuk dimajukan dan diperjuangkan, yang bukan terkontaminasi isu elite dan oligarki.

Choirul Huda, tokoh anak muda NU asal Salatiga, Jawa Tengah, menyatakan pentingnya anak muda Indonesia menyoroti fenomena radikalisme dan memberikan solusi terkait hal tersebut. Hendra Iban, tokoh muda dari Kalimantan Tengah, menyatakan, pentingnya kesadaran bersama bagi anak muda untuk membangun blok historis untuk kepentingan bangsa.

Sahat Sinurat, mantan Ketum GMKI menyebut gerakan anak muda untuk kepemimpinan nasional mendatang bisa dimaksimalkan melalui partai politik. Untuk itu, ia menuntut reformasi dan inovasi partai politik dalam menghadapi Pemilu 2024 yang lebih progresif dan akomodatif terhadap suara serta figur pemimpin muda.
(zik)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More