BOR RS Covid-19 Masih Rendah Dibandingkan Periode Delta, Luhut: di Bawah Standar WHO
Senin, 14 Februari 2022 - 16:43 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan angka bed occupancy ratio (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit secara nasional masih jauh lebih rendah dibandingkan standar World Health Organization ( WHO ). BOR nasional saat ini di angka 39%, sementara batas standar WHO adalah 60%.
Luhut mengatakan, bed occupancy ratio yang dipublikasikan oleh pemerintah sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum. "Jika pemerintah menggunakan kapasitas maksimum kapasitas tempat tidur seperti pada puncak Delta yang lalu, maka BOR yang Anda lihat akan jauh lebih rendah," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Senin (14/2/2022).
Misalnya, kata Luhut, di Jawa-Bali hari ini hanya sekitar 55.000, di mana terisi 21.000 tempat tidur, sehingga BOR saat ini di angka 39%. "Bila menggunakan kapasitas maksimum maksimal di angka 87.000 tempat tidur seperti saat Delta, maka BOR yang terisi saat ini hanya 25%. Angka ini masih jauh di bawah standar WHO yaitu sebesar 60%," ujar Luhut.
Selain itu, Luhut mengatakan, kasus harian pada 13 Februari 2022 mencapai 44.000, tapi tingkat kematian harian hanya 111 orang. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan pada periode Delta lebih dari 1.000 kematian per hari.
Luhut mengatakan, dengan data tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. "Ketika kasus masih naik cukup tinggi atau ketika sekitar kita mulai banyak orang terdekat terkena infeksi dari varian ini, bahkan di kantor saya sudah termasuk banyak yang dilakukan tes dan hasilnya positif, termasuk di keluarga saya, anak cucu saya, sopir saya, sebagainya," kata Luhut.
Namun, Luhut meminta masyarakat jangan juga berpikir bahwa pemerintah menganggap enteng. "Saya hanya membicarakan data yang ada. Dan jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan. Tetapi tetap kita harus super hati-hati menghadapi perilaku dari Omicron ini yang masih banyak juga kita tidak tahu," katanya.
Baca juga: Luhut: Omicron Diprediksi Hanya 2 Kali Lebih Mematikan dari Flu Biasa
Luhut mengatakan, bed occupancy ratio yang dipublikasikan oleh pemerintah sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum. "Jika pemerintah menggunakan kapasitas maksimum kapasitas tempat tidur seperti pada puncak Delta yang lalu, maka BOR yang Anda lihat akan jauh lebih rendah," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Senin (14/2/2022).
Misalnya, kata Luhut, di Jawa-Bali hari ini hanya sekitar 55.000, di mana terisi 21.000 tempat tidur, sehingga BOR saat ini di angka 39%. "Bila menggunakan kapasitas maksimum maksimal di angka 87.000 tempat tidur seperti saat Delta, maka BOR yang terisi saat ini hanya 25%. Angka ini masih jauh di bawah standar WHO yaitu sebesar 60%," ujar Luhut.
Selain itu, Luhut mengatakan, kasus harian pada 13 Februari 2022 mencapai 44.000, tapi tingkat kematian harian hanya 111 orang. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan pada periode Delta lebih dari 1.000 kematian per hari.
Luhut mengatakan, dengan data tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. "Ketika kasus masih naik cukup tinggi atau ketika sekitar kita mulai banyak orang terdekat terkena infeksi dari varian ini, bahkan di kantor saya sudah termasuk banyak yang dilakukan tes dan hasilnya positif, termasuk di keluarga saya, anak cucu saya, sopir saya, sebagainya," kata Luhut.
Namun, Luhut meminta masyarakat jangan juga berpikir bahwa pemerintah menganggap enteng. "Saya hanya membicarakan data yang ada. Dan jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan. Tetapi tetap kita harus super hati-hati menghadapi perilaku dari Omicron ini yang masih banyak juga kita tidak tahu," katanya.
Baca juga: Luhut: Omicron Diprediksi Hanya 2 Kali Lebih Mematikan dari Flu Biasa
(abd)
tulis komentar anda