Hadapi Lonjakan Covid-19, Pemerintah Genjot Vaksinasi hingga Lanjutkan PEN di 2022
Senin, 07 Februari 2022 - 21:55 WIB
Sementara, untuk Rasio Keterpakaian Tempat Tidur RS (BOR) Nasional masih relatif rendah di angka 23,35%. Namun ada empat Provinsi yang memiliki BOR lebih tinggi dari rasio nasional yaitu Provinsi DKI Jakarta (64%), Bali (44%), Banten (40%) dan Jawa Barat (30%). Sedangkan, BOR untuk seluruh Provinsi di luar Jawa-Bali masih di bawah 10%, kecuali di Sulawesi Tenggara (15%), Sumatera Selatan dan Lampung (11%), Kalimantan Selatan dan Bengkulu (10%).
Pencapaian Vaksinasi Dosis-1 secara nasional sudah mencapai 186,6 juta dosis atau 89,60% dari total sasaran vaksinasi. Di luar Jawa-Bali, masih ada tiga Provinsi dengan capaian di bawah 70% yakni Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sedangkan, untuk pencapaian Vaksinasi Dosis-2 secara nasional mencapai 131,08 juta dosis atau 62,94% dari total vaksinasi. Di luar Jawa-Bali, masih ada 10 Provinsi yang capaiannya di bawah 50%, yaitu Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, perlu terus didorong percepatan vaksinasi, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Di luar Jawa-Bali baru ada dua Provinsi yang mencapai target vaksinasi dosis kedua di atas 70% yaitu Provinsi Kepulauan Riau (85,6%) dan Kalimantan Timur (71,2%)," ucapnya.
"Dosis kedua ini penting untuk Lansia, Komorbid dan kelompok rentan lainnya. Selanjutnya, vaksin dosis ketiga harus diakselerasi untuk mengantisipasi kasus Omicron yang mulai mengalami kenaikan di luar Jawa-Bali," tambah Menko Airlangga.
Di samping itu, kapasitas fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter) di luar Jawa-Bali perlu dilakukan antisipasi untuk kebutuhan penanganan varian Omicron.
"Berdasarkan data per 6 Februari 2022, kapasitas TT di fasilitas Isoter tersedia 27.766 TT, sedangkan yang terisi baru sebanyak 303 TT atau BOR sebesar 1,09%," jelas Airlangga.
"Arahan Bapak Presiden, untuk pasien tanpa gejala ataupun gejala ringan, dapat dialihkan untuk melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) ataupun Isolasi Terpusat (Isoter), sehingga RS dapat difokuskan untuk perawatan pasien dengan gejala sedang, gejala berat dan kritis," sambungnya.
Sementara itu, setelah dilakukan evalusi, terjadi perubahan Level Asesmen Situasi Pandemi untuk luar Jawa- Bali. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus aktif yang menyebabkan naiknya level Transmisi Komunitas, dan menurunnya Kapasitas Respon (Testing dan Tracing). Rinciannya yaitu:
1. Level 3 meningkat dari 14 Kabupaten/Kota menjadi 37 Kabupaten/Kota.
Pencapaian Vaksinasi Dosis-1 secara nasional sudah mencapai 186,6 juta dosis atau 89,60% dari total sasaran vaksinasi. Di luar Jawa-Bali, masih ada tiga Provinsi dengan capaian di bawah 70% yakni Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sedangkan, untuk pencapaian Vaksinasi Dosis-2 secara nasional mencapai 131,08 juta dosis atau 62,94% dari total vaksinasi. Di luar Jawa-Bali, masih ada 10 Provinsi yang capaiannya di bawah 50%, yaitu Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, perlu terus didorong percepatan vaksinasi, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Di luar Jawa-Bali baru ada dua Provinsi yang mencapai target vaksinasi dosis kedua di atas 70% yaitu Provinsi Kepulauan Riau (85,6%) dan Kalimantan Timur (71,2%)," ucapnya.
"Dosis kedua ini penting untuk Lansia, Komorbid dan kelompok rentan lainnya. Selanjutnya, vaksin dosis ketiga harus diakselerasi untuk mengantisipasi kasus Omicron yang mulai mengalami kenaikan di luar Jawa-Bali," tambah Menko Airlangga.
Di samping itu, kapasitas fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter) di luar Jawa-Bali perlu dilakukan antisipasi untuk kebutuhan penanganan varian Omicron.
"Berdasarkan data per 6 Februari 2022, kapasitas TT di fasilitas Isoter tersedia 27.766 TT, sedangkan yang terisi baru sebanyak 303 TT atau BOR sebesar 1,09%," jelas Airlangga.
"Arahan Bapak Presiden, untuk pasien tanpa gejala ataupun gejala ringan, dapat dialihkan untuk melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) ataupun Isolasi Terpusat (Isoter), sehingga RS dapat difokuskan untuk perawatan pasien dengan gejala sedang, gejala berat dan kritis," sambungnya.
Sementara itu, setelah dilakukan evalusi, terjadi perubahan Level Asesmen Situasi Pandemi untuk luar Jawa- Bali. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus aktif yang menyebabkan naiknya level Transmisi Komunitas, dan menurunnya Kapasitas Respon (Testing dan Tracing). Rinciannya yaitu:
1. Level 3 meningkat dari 14 Kabupaten/Kota menjadi 37 Kabupaten/Kota.
tulis komentar anda