Ini Plus Minus Duet Prabowo-Gus Muhaimin di Pilpres 2024
Sabtu, 05 Februari 2022 - 06:30 WIB
“Jika Prabowo maju lagi sebagai capres 2024 itu bukan masalah bisa maju atau tidak, sebagaimana Ganjar atau Anies yang belum ada kepastian parpol pengusungnya. Masalah Prabowo sebagai capres 2024 adalah bisa menang atau tidak, jawabannya tergantung pada koalisi parpol yang nanti terbentuk dan pilihan pada sosok pendamping (cawapres),” ungkapnya.
Igor mengatakan, koalisi Gerindra-PKB atau PDIP-Gerindra sangat mungkin terwujud. “Begitu juga, duet antara Prabowo-Puan atau Prabowo-Muhaimin juga potensi terjadi. Tergantung nanti manuver elite politik di last minutes,” kata Igor.
Dia melanjutkan, berbeda dengan Prabowo yang elektabilitasnya bagus, figur seperti Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani harus terus aktif melakukan kerja politik untuk menggenjot popularitas dan tingkat keterpilihannya. “Karena cawapres yang bagus itu, jika tidak bisa menaikkan elektabilitas, minimal tidak menurunkan elektabilitas sebagai pasangan calon (capres-cawapres) di 2024,” pungkasnya.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. “Agak berat dan sulit duet tersebut terlaksana. Karena kelihatannya Prabowo lebih firm dengan Puan. Namun jika dengan Puan tak deal, bisa saja Prabowo-Cak Imin tereksekusi,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Menurut Ujang, belum tentu suara NU bermigrasi ke Prabowo. “Karena kita tahu, hubungan Cak Imin dengan Ketum PBNU saat ini tak bagus,” katanya.
Ujang pun membeberkan plus minus duet Prabowo - Muhaimin. “Plusnya pasangan nasionalis-Islam. Minusnya banyak yang kecewa pada Prabowo di pilpres lalu dan NU juga tak akan ke Cak Imin,” pungkasnya.
Igor mengatakan, koalisi Gerindra-PKB atau PDIP-Gerindra sangat mungkin terwujud. “Begitu juga, duet antara Prabowo-Puan atau Prabowo-Muhaimin juga potensi terjadi. Tergantung nanti manuver elite politik di last minutes,” kata Igor.
Dia melanjutkan, berbeda dengan Prabowo yang elektabilitasnya bagus, figur seperti Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani harus terus aktif melakukan kerja politik untuk menggenjot popularitas dan tingkat keterpilihannya. “Karena cawapres yang bagus itu, jika tidak bisa menaikkan elektabilitas, minimal tidak menurunkan elektabilitas sebagai pasangan calon (capres-cawapres) di 2024,” pungkasnya.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. “Agak berat dan sulit duet tersebut terlaksana. Karena kelihatannya Prabowo lebih firm dengan Puan. Namun jika dengan Puan tak deal, bisa saja Prabowo-Cak Imin tereksekusi,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Menurut Ujang, belum tentu suara NU bermigrasi ke Prabowo. “Karena kita tahu, hubungan Cak Imin dengan Ketum PBNU saat ini tak bagus,” katanya.
Ujang pun membeberkan plus minus duet Prabowo - Muhaimin. “Plusnya pasangan nasionalis-Islam. Minusnya banyak yang kecewa pada Prabowo di pilpres lalu dan NU juga tak akan ke Cak Imin,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda