Makin Lengket, Anies Baswedan dan PPP Saling Membutuhkan di 2024
Selasa, 01 Februari 2022 - 16:14 WIB
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kian lengket dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keakraban itu terlihat saat Anies hadir di dua acara resmi PPP yang diselenggarakan di DKI Jakarta dan Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Pengamat Politik Citra Institute, Yusa' Farchan berpandangan sebagai Capres potensial, Anies tentu berkepentingan membangun komunikasi politik yang intens kepada semua partai politik, termasuk PPP. "Jadi wajar kalau Anies hadir di Muskerwil DPW PPP DIY," kata Yusa saat dihubungi wartawan, Selasa (1/2/2022).
Sama halnya dengan Anies, Yusa melanjutkan, PPP juga berkepentingan mengusung calon presiden (capres) yang potensial menang. Apalagi kursi PPP kan tidak cukup untuk mengusung capres sendiri alias harus koalisi.
Sebagaimana diketahui, pada Pemilu Serentak 2019 kemarin, PPP sebagai salah satu parpol pengusung Jokowi-Maruf Amin tidak dapat menikmati efek elektoral atau coattail effect pemilu serentak. "Bahkan perolehan suara PPP turun 2,01%, dari 6,53% di Pemilu 2014 menjadi 4,52% di Pemilu 2019," ujarnya.
Oleh karenanya, menurut Yusa, keputusan untuk mengusung capres yang tepat menjadi variabel penting yang harus diperhatikan agar PPP bisa mencapai target, tidak hanya target pilpres tetapi juga pemilu legislatif 2024.
"Dari potensi dukungan, saya kira bisa dipetakan bahwa Pak Anies juga didukung oleh kelompok-kelompok Islam perkotaan. Jadi saya kira PPP berkepentingan juga untuk menampung basis suara tersebut dalam rangka memperluas pasar elektoral," terang Yusa.
Karena, kata dia, kalau hanya mengandalkan basis massa Islam tradisional yang ada selama ini, langkah PPP akan semakin berat ke depan karena tantangan kepartaian yang semakin kompleks. "Harus ada terobosan-terobosan penting dan inovatif terkait program-program kepartaian yang populis," tambahnya.
Pengamat Politik Citra Institute, Yusa' Farchan berpandangan sebagai Capres potensial, Anies tentu berkepentingan membangun komunikasi politik yang intens kepada semua partai politik, termasuk PPP. "Jadi wajar kalau Anies hadir di Muskerwil DPW PPP DIY," kata Yusa saat dihubungi wartawan, Selasa (1/2/2022).
Sama halnya dengan Anies, Yusa melanjutkan, PPP juga berkepentingan mengusung calon presiden (capres) yang potensial menang. Apalagi kursi PPP kan tidak cukup untuk mengusung capres sendiri alias harus koalisi.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, pada Pemilu Serentak 2019 kemarin, PPP sebagai salah satu parpol pengusung Jokowi-Maruf Amin tidak dapat menikmati efek elektoral atau coattail effect pemilu serentak. "Bahkan perolehan suara PPP turun 2,01%, dari 6,53% di Pemilu 2014 menjadi 4,52% di Pemilu 2019," ujarnya.
Oleh karenanya, menurut Yusa, keputusan untuk mengusung capres yang tepat menjadi variabel penting yang harus diperhatikan agar PPP bisa mencapai target, tidak hanya target pilpres tetapi juga pemilu legislatif 2024.
"Dari potensi dukungan, saya kira bisa dipetakan bahwa Pak Anies juga didukung oleh kelompok-kelompok Islam perkotaan. Jadi saya kira PPP berkepentingan juga untuk menampung basis suara tersebut dalam rangka memperluas pasar elektoral," terang Yusa.
Karena, kata dia, kalau hanya mengandalkan basis massa Islam tradisional yang ada selama ini, langkah PPP akan semakin berat ke depan karena tantangan kepartaian yang semakin kompleks. "Harus ada terobosan-terobosan penting dan inovatif terkait program-program kepartaian yang populis," tambahnya.
(cip)
tulis komentar anda