Serikat Pekerja Nasional Akui Corona Bikin Pengangguran Makin Banyak

Kamis, 11 Juni 2020 - 18:14 WIB
Terkait hal tersebut, Ketua DPP Serikat Pekerja Nasional Indonesia Puji Santoso menilai, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu mampu menyerap tenaga kerja. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung bakal tersambung sampai Surabaya, Jawa Timur. Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Pekerja Nasional Indonesia Puji Santoso menilai, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu mampu menyerap tenaga kerja.

(Baca juga: 1.027 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, Sembuh 626 Orang)

Kata Puji, efek negatif pandemi virus Corona (Covid-19) cukup berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). (Baca juga: Era New Normal, Bappenas Kombinasikan Kerja dari Rumah dan Kantor)

"Soal tenaga kerja dalam proses pengerjaan awal memang merekrut tenaga kerja yang banyak, tapi begitu beroperasi sepertinya didominasi oleh teknologi digital, kalau toh memang itu bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi pengangguran yang semakin menumpuk pasca Pandemi Covid-19 ini, saya kira langkah bagus," ujar Puji kepada wartawan, Kamis (11/6/2020).

Dirinya berharap, pekerja lokal diutamakan untuk dilibatkan dalam proyek itu dari awal penggarapan sampai dengan beroperasinya kereta. Sebab, menurut dia, menjadi tidak fair jika lebih banyak memperkerjakan kontraktor sampai tenaga kerjanya dari luar negeri.



"Jika kebanyakan tenaga kerjanya dari luar, saya kira menjadi tidak fair bicara terhadap aspek keadilan bagi masyarakat Indonesia yang juga butuh pekerjaan," kata Puji.

Dia mengungkapkan, bunyi UUD Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Menurut dia, hal itu harus menjadi titik tekan pemerintah untuk memprioritaskan dalam merekrut tenaga kerja lokal.

"Rekrut dan pakai tenaga kerja lokal, ini yang perlu menjadi konsen bagi pemerintah, yang sekarang tengah dilanda krisis," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More