Dinilai Layak, Ridwan Kamil Masuk Radar Jadi Calon Kepala IKN
Senin, 24 Januari 2022 - 18:04 WIB
Kata dia, jika tidak rampung sesuai rencana, misalnya molor atau justru mangkrak, justru bisa berdampak buruk. "Benefit ketika pada akhirnya menjadi ketua Otorita IKN sudah pasti adalah semakin populer, karena pasti akan menjadi episentrum atau pusat perhatian serta pembicaraan publik, jadi 'buah bibir' istilahnya kan," ucap Adi.
"Berkahnya, sudah pasti menjadi populer dan viral berkat sebuah prestasi dahsyat memimpin pembangunan ibu kota negara baru, tapi ketika dia gagal melaksanakan tugasnya, bisa blunder, semakin populer iya tapi notorious (tenar tapi dalam konteks buruk). Populer tapi tidak disukai dan tidak dipilih ngapain?" terang Adi.
Oleh karenanya Adi berharap, jangan sampai kepala daerah yang menjadi kepala otorita IKN Nusantara justru terjebak atau jadi 'samsak politik' dari kalangan yang selama ini tidak setuju dengan pemindahan ibu kota baru.
"Karena pekerjaan memimpin pembangunan ibu kota baru ini tidak bisa selesai hanya dalam satu-dua bahkan lima tahun. Jadi Ketua Otorita IKN bukan perkara gampang, justru harus bekerja super keras," ungkapnya.
"Karena harus memimpin dan mengkoordinasi secara sangat baik terkait infrastruktur, penetrasi, budaya kerja, fasilitas-fasilitas belum lagi persoalan sumber daya manusianya," tutup Adi.
"Berkahnya, sudah pasti menjadi populer dan viral berkat sebuah prestasi dahsyat memimpin pembangunan ibu kota negara baru, tapi ketika dia gagal melaksanakan tugasnya, bisa blunder, semakin populer iya tapi notorious (tenar tapi dalam konteks buruk). Populer tapi tidak disukai dan tidak dipilih ngapain?" terang Adi.
Oleh karenanya Adi berharap, jangan sampai kepala daerah yang menjadi kepala otorita IKN Nusantara justru terjebak atau jadi 'samsak politik' dari kalangan yang selama ini tidak setuju dengan pemindahan ibu kota baru.
"Karena pekerjaan memimpin pembangunan ibu kota baru ini tidak bisa selesai hanya dalam satu-dua bahkan lima tahun. Jadi Ketua Otorita IKN bukan perkara gampang, justru harus bekerja super keras," ungkapnya.
"Karena harus memimpin dan mengkoordinasi secara sangat baik terkait infrastruktur, penetrasi, budaya kerja, fasilitas-fasilitas belum lagi persoalan sumber daya manusianya," tutup Adi.
(maf)
tulis komentar anda