Wacana Pelonggaran Masa Pandemi Membuat Masyarakat Tak Waspada

Kamis, 11 Juni 2020 - 06:43 WIB
Covid-19. Foto/Dok/SINDOnews
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik kebiasaan pemerintah melontarkan wacana pelonggaran di tengah pagebluk Covid-19 yang masih tinggi. Dikhawatirkan masyarakat kehilangan kewaspadaannya.

Aktivitas masyarakat kembali menggeliat dalam beberapa hari ini. Jalanan ibu kota DKI Jakarta kembali macet. Seolah-olah Covid-19 sudah tidak ada. Data terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ada 1.241 orang yang positif pada Rabu (10/6/2020).

“Ini merupakan salah satu akibat dari seringnya presiden dan jajarannya mewacanakan pelonggaran PSBB dan new normal. Kondisi dikhawatirkan akan semakin menyulitkan upaya penanganan Covid-19,” ujar Wakil Ketua Fraksi PKS, Sukamta

dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu malam (10/6/2020).

Dalam dua hari ini, jumlah kasus positif melebihi 1.000 orang. Tentu ini angka-angka itu tak bisa dianggap remeh. Itu gambaran nyata jika penyebaran Covid-19 belum melandai. Sukamta menerangkan meskinya dengan kondisi seperti masyarakat semakin waspada dan berhati-hati. (Baca juga: KPK Usut Aset Istri Eks Sekretaris MA lewat Panitera Pengganti MA )



“Semakin ketat menjalankan protokol kesehatan. Namun, yang terlihat malah masyarakat semakin longgar. Terlihat masih banyak yang tidak menggunakan masker dan menjaga jarak,” tutur politisi dari dapil Yogyakarta itu.

Kondisi ini, katanya, tidak lepas dari wacana pelonggaran dan new normal yang sering disampaikan pemerintah. “Sebagian masyarakat mempersepsikan pernyataan-pernyataan pemerintah menganggap kondisi saat ini sudah normal dan bisa beraktivitas seperti biasa. Padahal dulu saat jumlah kasus positif masih sedikit, masyarakat terlihat sangat waspada,” jelasnya.

Dia mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (10/6/2020). Jokowi mengatakan akan melakukan pengetatan dan penutupan kembali jika ditemukan kenaikan kasus. Menurutnya, itu pernyataan yang tidak jelas arahanya. (Baca juga: KPAI: Tanpa Perbaikan, Pembelajaran Jarak Jauh Tidak Akan Efektif )

"Pernyataan Presiden ini tidak ada penjelasan lebih lanjut dan seperti itu kebiasaan yang terjadi sehingga sering timbulkan kebingungan. Pemerintah wacanakan New Normal kan karena pertimbangan ekonomi,” ucapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More