Nostalgia Lucu Novel dan Harun Eks KPK: Target OTT di Depan Mata, Doa Masih Setengah
Kamis, 13 Januari 2022 - 20:53 WIB
JAKARTA - Novel Baswedan dan Harun Al Rasyid adalah dua penyidik yang sangat dikenal sebagai raja operasi tangkap tangan (OTT) ketika masih aktif di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tetapi siapa sangka, mereka pun ternyata punya rasa takut ketika yang menjadi target adalah pejabat negara kelas wahid.
Suatu ketika, setelah berhari-hari mengintai sasaran, rasa cemas bercampur letih mulai menghampiri Novel dan Harun. Ada ketakutan mereka tak bisa mendapatkan bukti yang kuat dan ampuh untuk menindak sang pejabat. Tanpa disadari, keringat dingin meleleh dari telapak Novel. Melihat hal itu, Harun Al Rasyid langsung berinisiatif untuk mengajak berdoa bersama.
”Wah, kalau Novel Baswedan saja takut, apalagi saya. Makanya saya mengajak kita bertiga waktu itu berdoa bersama,” ujar Harun dalam video di akun youtube Novel Baswedan, dikutip Kamis (13/1/2022).
Menurut Harun, doa yang diperoleh dari kiainya dulu itu manjur untuk menghilangkan rasa khawatir dan takut. Dia sendiri sudah mempraktikkannya sejak masih sekolah dasar. Bersama seorang lagi bernama Miftah, ketiganya memanjatkan doa bersama di dalam mobil pengintai.
Namun di luar dugaan Novel, doa yang dibacakan Harun sangat panjang. Bagi Novel sendiri, itulah doa terpanjang yang pernah dibacanya sebelum melaksanakan OTT. Masalah datang ketika Novel melihat target sasaran sudah di depan mata. “Target sudah datang dan gerbang sudah dibuka. Kalau sampai dia masuk akan sulit untuk menangkapnya. Makanya saya tanya, doanya kok lama, Cak?” tutur Novel tersenyum.
Harun yang dijuluki kiai saat di KPK mengakui doa yang dibacanya memang panjang. Tetapi bagaimana pun doa itu harus dibaca seluruhnya supaya benar-benar manjur. ”Doanya masih separuh tapi pembawa uangnya sudah datang. Ini gimana caranya? Nanti manjurnya juga setengah,” timpal Harun tertawa ringan.
Harun akhirnya bergegas menyelesaikan doanya dan mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. ”Ya seperti kita tahu akhirnya kita berhasil menangkap dan ada uang sebagai bukti yang kuat,” kata Harun.
Suatu ketika, setelah berhari-hari mengintai sasaran, rasa cemas bercampur letih mulai menghampiri Novel dan Harun. Ada ketakutan mereka tak bisa mendapatkan bukti yang kuat dan ampuh untuk menindak sang pejabat. Tanpa disadari, keringat dingin meleleh dari telapak Novel. Melihat hal itu, Harun Al Rasyid langsung berinisiatif untuk mengajak berdoa bersama.
”Wah, kalau Novel Baswedan saja takut, apalagi saya. Makanya saya mengajak kita bertiga waktu itu berdoa bersama,” ujar Harun dalam video di akun youtube Novel Baswedan, dikutip Kamis (13/1/2022).
Menurut Harun, doa yang diperoleh dari kiainya dulu itu manjur untuk menghilangkan rasa khawatir dan takut. Dia sendiri sudah mempraktikkannya sejak masih sekolah dasar. Bersama seorang lagi bernama Miftah, ketiganya memanjatkan doa bersama di dalam mobil pengintai.
Namun di luar dugaan Novel, doa yang dibacakan Harun sangat panjang. Bagi Novel sendiri, itulah doa terpanjang yang pernah dibacanya sebelum melaksanakan OTT. Masalah datang ketika Novel melihat target sasaran sudah di depan mata. “Target sudah datang dan gerbang sudah dibuka. Kalau sampai dia masuk akan sulit untuk menangkapnya. Makanya saya tanya, doanya kok lama, Cak?” tutur Novel tersenyum.
Harun yang dijuluki kiai saat di KPK mengakui doa yang dibacanya memang panjang. Tetapi bagaimana pun doa itu harus dibaca seluruhnya supaya benar-benar manjur. ”Doanya masih separuh tapi pembawa uangnya sudah datang. Ini gimana caranya? Nanti manjurnya juga setengah,” timpal Harun tertawa ringan.
Harun akhirnya bergegas menyelesaikan doanya dan mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. ”Ya seperti kita tahu akhirnya kita berhasil menangkap dan ada uang sebagai bukti yang kuat,” kata Harun.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda