Mengenang 4 Pahlawan Nasional dari Tanah Papua
Kamis, 13 Januari 2022 - 06:00 WIB
2. Johannes Abraham Dimara
Mayor TNI Johannes Abraham Dimara merupakan putra asli Papua yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Dia lahir di Korem, Biak Utara pada 16 April 1916. Pada 1946 Johannes Abraham ikut serta dalam Pengibaran Bendera Merah Putih di Namlem Pulau Buru, Maluku, ia ikut memperjuangkan pengembalian wilayah Irian Barat ke tangan Republik Indonesia. Selanjutnya pada 1950, ia diangkat menjadi Ketua OPI (Organisasi Pembebasan Irian Barat).
Johannes menjadi anggota TNI dan melakukan infiltrasi pada tahun 1954. Dia tertangkap tentara Kerajaan Belanda dan dibuang ke Digul. Dia baru dibebaskan pada 1960.
Ketika Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (menggabungkan wilayah Papua Bagian Barat), dia menjadi contoh sosok orang muda Papua dan bersama Bung Karno ikut menyerukan seluruh masyarakat di wilayah Irian Barat untuk mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1962, diadakanlah perjanjian New York.
Johannes menjadi salah satu delegasi bersama Menteri Luar Negeri Indonesia. Isi dari perjanjian itu akhirnya mengharuskan pemerintahan Kerajaan Belanda untuk bersedia menyerahkan wilayah Irian Barat ke tangan pemerintah Republik Indonesia. Mulailah dari saat itu wilayah Irian Barat masuk menjadi salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Johannes Abraham Dimara meninggal di Jakarta pada 20 Oktober 2000. Dia mendapat tanda penghargaan dari pemerintah berupa Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatuan dan Satyalancana Bhakti. Atas jasanya Pemerintahan RI menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional berdasarkann Keppres No. 113/TK/2011.
3. Silas Papare
Silas Papare lahir di Serui pada 18 Desember 1918, ia adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) kedalam wilayah Indonesia. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga dia berurusan dengan apparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya dia dtangkap dan dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
Mayor TNI Johannes Abraham Dimara merupakan putra asli Papua yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Dia lahir di Korem, Biak Utara pada 16 April 1916. Pada 1946 Johannes Abraham ikut serta dalam Pengibaran Bendera Merah Putih di Namlem Pulau Buru, Maluku, ia ikut memperjuangkan pengembalian wilayah Irian Barat ke tangan Republik Indonesia. Selanjutnya pada 1950, ia diangkat menjadi Ketua OPI (Organisasi Pembebasan Irian Barat).
Johannes menjadi anggota TNI dan melakukan infiltrasi pada tahun 1954. Dia tertangkap tentara Kerajaan Belanda dan dibuang ke Digul. Dia baru dibebaskan pada 1960.
Ketika Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (menggabungkan wilayah Papua Bagian Barat), dia menjadi contoh sosok orang muda Papua dan bersama Bung Karno ikut menyerukan seluruh masyarakat di wilayah Irian Barat untuk mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1962, diadakanlah perjanjian New York.
Johannes menjadi salah satu delegasi bersama Menteri Luar Negeri Indonesia. Isi dari perjanjian itu akhirnya mengharuskan pemerintahan Kerajaan Belanda untuk bersedia menyerahkan wilayah Irian Barat ke tangan pemerintah Republik Indonesia. Mulailah dari saat itu wilayah Irian Barat masuk menjadi salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Johannes Abraham Dimara meninggal di Jakarta pada 20 Oktober 2000. Dia mendapat tanda penghargaan dari pemerintah berupa Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatuan dan Satyalancana Bhakti. Atas jasanya Pemerintahan RI menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional berdasarkann Keppres No. 113/TK/2011.
3. Silas Papare
Silas Papare lahir di Serui pada 18 Desember 1918, ia adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) kedalam wilayah Indonesia. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga dia berurusan dengan apparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya dia dtangkap dan dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
tulis komentar anda