Pidato Mega Dinilai Sentuh Sejumlah Aspek, dari Internal PDIP hingga Negara
Senin, 10 Januari 2022 - 21:08 WIB
JAKARTA - Dalam rangka HUT PDIP ke 49 yang dilaksanakan secara daring, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato sekaligus arahan kepada seluruh kader PDIP. Hal ini pun mendapatkan respons dari sejumlah pihak. Salah satunya Laskar Ganjar Puan.
"Pertama, dalam Pidatonya Ibu Mega menyapaikan seringnya perempuan terlupakan sampai saat ini. Padahal dalam sejarah Indonesia, banyak pahlawan perempuan yang disebutkan Ibu Mega muncul sebagainya pemimpin perempuan dan berjasa terhadap bangsa dan negara," kata Wakil Ketua Umum Laskar Ganjar Puan, Troy Evelon Pamalingo, Senin (10/1/2022).
Dikatakannya, konstitusi kita juga tidak mengenal diskriminasi terhadap perempuan di hadapan negara. Pesan tersirat dalam pidato Ibu Mega terbaca sebagai sebuah persoalan bangsa mengenai krisis munculnya kepemimpinan perempuan.
"Laskar Ganjar Puan membaca fikiran Ibu Mega untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin perempuan, dan Laskar Ganjar Puan berjuang terhadap pemikiran tersebut," ucapnya.
Troy mengungkapkan, kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia terakhir kali terjadi pada kepemimpinan Mega sebagai Presiden di tahun 2004. Laskar Ganjar Puan berusaha menjawab tantangan persoalan bangsa itu 20 tahun kemudian, dengan memunculkan tokoh perempuan sebagai pimpinan nasional kembali di tahun 2024.
"Puan Maharani yang merupakan tokoh perempuan yang sudah tidak diragukan lagi sebagai pemimpinan DPR saat ini dan mantan Menteri Kordinator PMK sudah saatnya digadang sebagai pemimpin perempuan Indonesia ke depan," ungkapnya.
"Kedua, Ibu Mega juga mengingatkan bahwa Indonesia belum mampu berdiri di atas kaki sendiri terhadap keselamatan bangsa dan negara. Ibu Mega juga menyampaikan adanya benalu yang memanfaatkan pandemi untuk mencari keuntungan," tambahnya.
Secara keseluruhan kata Troy, pidato Megawati memerintahkan seluruh kader Partai untuk menyapa masyarakat sebagai kekuatan PDIP. Kegiatan menyapa masyarakat harus menjadi program yang dijalankan oleh seluruh kader Partai.
"Pertama, dalam Pidatonya Ibu Mega menyapaikan seringnya perempuan terlupakan sampai saat ini. Padahal dalam sejarah Indonesia, banyak pahlawan perempuan yang disebutkan Ibu Mega muncul sebagainya pemimpin perempuan dan berjasa terhadap bangsa dan negara," kata Wakil Ketua Umum Laskar Ganjar Puan, Troy Evelon Pamalingo, Senin (10/1/2022).
Dikatakannya, konstitusi kita juga tidak mengenal diskriminasi terhadap perempuan di hadapan negara. Pesan tersirat dalam pidato Ibu Mega terbaca sebagai sebuah persoalan bangsa mengenai krisis munculnya kepemimpinan perempuan.
"Laskar Ganjar Puan membaca fikiran Ibu Mega untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin perempuan, dan Laskar Ganjar Puan berjuang terhadap pemikiran tersebut," ucapnya.
Troy mengungkapkan, kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia terakhir kali terjadi pada kepemimpinan Mega sebagai Presiden di tahun 2004. Laskar Ganjar Puan berusaha menjawab tantangan persoalan bangsa itu 20 tahun kemudian, dengan memunculkan tokoh perempuan sebagai pimpinan nasional kembali di tahun 2024.
"Puan Maharani yang merupakan tokoh perempuan yang sudah tidak diragukan lagi sebagai pemimpinan DPR saat ini dan mantan Menteri Kordinator PMK sudah saatnya digadang sebagai pemimpin perempuan Indonesia ke depan," ungkapnya.
"Kedua, Ibu Mega juga mengingatkan bahwa Indonesia belum mampu berdiri di atas kaki sendiri terhadap keselamatan bangsa dan negara. Ibu Mega juga menyampaikan adanya benalu yang memanfaatkan pandemi untuk mencari keuntungan," tambahnya.
Secara keseluruhan kata Troy, pidato Megawati memerintahkan seluruh kader Partai untuk menyapa masyarakat sebagai kekuatan PDIP. Kegiatan menyapa masyarakat harus menjadi program yang dijalankan oleh seluruh kader Partai.
Lihat Juga :
tulis komentar anda