Sertu Kowad Nur Hayyu, Srikandi Cantik Punggawa Helikopter Apache
Selasa, 09 Juni 2020 - 10:31 WIB
JAKARTA - Bagi banyak orang, pekerjaan mekanik atau teknisi merupakan pekerjaan lapangan yang berat, identik dan biasa dilakukan laki-laki. Pekerjaan tersebut jarang disukai wanita dengan berbagai alasan. Ketika wanita mengerjakan pekerjaan pria, banyak orang akan meragukan kemampuannya. (Baca juga: 8 Heli Apache Resmi Perkuat Skuadron 11 Serbu TNI AD)
Namun, menjadi sebuah anomali ketika bertemu dan mendengar kisah Sertu Kowad Nur Hayyu Safitri Puspasari, anggota Skadron-11/Serbu Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad) di Semarang. Dia bukan prajurit wanita biasa. Dialah satu-satunya prajurit wanita TNI yang menjadi teknisi alutsista terbaru TNI AD yakni helikopter tempur Apache AH-46E. Saat ini, dia satu-satunya punggawa (panggilan untuk air crew) wanita Apache di Indonesia. Dialah wanita pertama Indonesia yang mampu membongkar pasang mesin-mesin helikopter tempur Apache, buatan Amerika Serikat.
Perlu diketahui, helikopter AH-64E Apache Guardian merupakan salah satu alutsista tercanggih yang dimiliki Indonesia. Saat ini TNI AD memiliki 8 unit Apache, yang semuanya berada di Skadron-11/Serbu Puspenerbad. Helikopter modern berteknologi tinggi ini, dapat dioperasikan dalam berbagai medan dan cuaca serta dipersenjatai dengan peluru kendali, roket dan kanon. Helikopter Apache tipe tercanggih ini, pernah dikerahkan dalam latihan antar kecabangan TNI AD Kartika Yudha 2019 di Martapura, Sumsel. (Baca juga: Diperkuat 8 Heli Apache, TNI AD Makin Handal)
Sosok Sertu Hayyu, begitu sapaan akrabnya, gadis kelahiran Salatiga, 6 Agustus 1995 telah mencuri banyak perhatian orang, bukan hanya karena parasnya, namun kemampuannya sebagai mekanik wanita. Hayyu bergabung dengan TNI AD melalui pendidikan Secaba PK (Prajurit Karier) tahun 2013.
Pada awalnya dia mengaku, tidak memiliki motivasi khusus bergabung dengan TNI AD, justru cita-citanya ingin menjadi Prajurit TNI AL, lantaran semasa sekolah dia merupakan atlet renang. “Tetapi seiring berjalannya waktu, saya melupakan cita-cita kecil saya. Saya mendaftar menjadi calon prajurit Kowad karena diajak teman. Ternyata semakin jauh saya menjalani seleksi, justru saya semakin mantab dan bersemangat,”tutur Kowad berhijab tersebut.
Tekadnya menjadi prajurit Kowad mendapat dukungan penuh dari pihak keluarga walaupun latar belakang keluarganya bukan dari tentara. Almarhum ayahnya, pensiunan perawat di Puskesmas dekat tempat tinggalnya di Salatiga, sedangkan almarhumah ibunya, guru SD. “Alhamdulillah orang tua dan keluarga saya sangat mendukung pilihan saya,”ungkap bungsu dari tiga bersaudara tersebut. (Baca juga: Pameran Alutsista TNI AD, Heli Apache Sedot Animo Masyarakat)
Setelah lulus dari Pendidikan Pertama Bintara di Pusat Pendidikan Kowad (Pusdikkowad) Bandung, dia ditempatkan pada kecabangan Penerbad, dan kemudian mengikuti pendidikan spesialisasi Air Traffic Control dan berhasil lulus dengan nilai memuaskan. “Hal yang tidak pernah ada dalam pikiran saya mendapat kecabangan Penerbad. Jujur, waktu itu saya tidak tahu apa itu Penerbad. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, saya semakin tertarik pada Korps Penerbad. Saya bercita-cita memberikan yang terbaik untuk TNI AD melalui Korps Penerbad,” tuturnya dengan nada semangat.
Karena dedikasinya yang tinggi, Sertu Hayyu kemudian terpilih mengikuti pelatihan sebagai teknisi helikopter tempur Apache di Texas dan Virginia, AS pada 2018. Di sinilah keahliannya sebagai punggawa Apache diperdalam dan diasah. Dia menceritakan, banyak pengalaman yang didapat ketika mengenyam pelatihan di Negeri Paman Sam, sebagai satu-satunya siswa perempuan.
“Pengalaman paling berkesan ketika berjumpa dengan personel militer yang berasal dari kurang lebih 76 negara di dunia. Saya banyak mendapatkan teman baru, saya mempelajari dan memahami kultur militer dari banyak negara, serta banyak pula yang memperhatikan saya karena hijab yang saya kenakan dalam berseragam,”kenang gadis manis yang hoby renang dan mahir berbahasa Inggris.
Namun, menjadi sebuah anomali ketika bertemu dan mendengar kisah Sertu Kowad Nur Hayyu Safitri Puspasari, anggota Skadron-11/Serbu Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad) di Semarang. Dia bukan prajurit wanita biasa. Dialah satu-satunya prajurit wanita TNI yang menjadi teknisi alutsista terbaru TNI AD yakni helikopter tempur Apache AH-46E. Saat ini, dia satu-satunya punggawa (panggilan untuk air crew) wanita Apache di Indonesia. Dialah wanita pertama Indonesia yang mampu membongkar pasang mesin-mesin helikopter tempur Apache, buatan Amerika Serikat.
Perlu diketahui, helikopter AH-64E Apache Guardian merupakan salah satu alutsista tercanggih yang dimiliki Indonesia. Saat ini TNI AD memiliki 8 unit Apache, yang semuanya berada di Skadron-11/Serbu Puspenerbad. Helikopter modern berteknologi tinggi ini, dapat dioperasikan dalam berbagai medan dan cuaca serta dipersenjatai dengan peluru kendali, roket dan kanon. Helikopter Apache tipe tercanggih ini, pernah dikerahkan dalam latihan antar kecabangan TNI AD Kartika Yudha 2019 di Martapura, Sumsel. (Baca juga: Diperkuat 8 Heli Apache, TNI AD Makin Handal)
Sosok Sertu Hayyu, begitu sapaan akrabnya, gadis kelahiran Salatiga, 6 Agustus 1995 telah mencuri banyak perhatian orang, bukan hanya karena parasnya, namun kemampuannya sebagai mekanik wanita. Hayyu bergabung dengan TNI AD melalui pendidikan Secaba PK (Prajurit Karier) tahun 2013.
Pada awalnya dia mengaku, tidak memiliki motivasi khusus bergabung dengan TNI AD, justru cita-citanya ingin menjadi Prajurit TNI AL, lantaran semasa sekolah dia merupakan atlet renang. “Tetapi seiring berjalannya waktu, saya melupakan cita-cita kecil saya. Saya mendaftar menjadi calon prajurit Kowad karena diajak teman. Ternyata semakin jauh saya menjalani seleksi, justru saya semakin mantab dan bersemangat,”tutur Kowad berhijab tersebut.
Tekadnya menjadi prajurit Kowad mendapat dukungan penuh dari pihak keluarga walaupun latar belakang keluarganya bukan dari tentara. Almarhum ayahnya, pensiunan perawat di Puskesmas dekat tempat tinggalnya di Salatiga, sedangkan almarhumah ibunya, guru SD. “Alhamdulillah orang tua dan keluarga saya sangat mendukung pilihan saya,”ungkap bungsu dari tiga bersaudara tersebut. (Baca juga: Pameran Alutsista TNI AD, Heli Apache Sedot Animo Masyarakat)
Setelah lulus dari Pendidikan Pertama Bintara di Pusat Pendidikan Kowad (Pusdikkowad) Bandung, dia ditempatkan pada kecabangan Penerbad, dan kemudian mengikuti pendidikan spesialisasi Air Traffic Control dan berhasil lulus dengan nilai memuaskan. “Hal yang tidak pernah ada dalam pikiran saya mendapat kecabangan Penerbad. Jujur, waktu itu saya tidak tahu apa itu Penerbad. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, saya semakin tertarik pada Korps Penerbad. Saya bercita-cita memberikan yang terbaik untuk TNI AD melalui Korps Penerbad,” tuturnya dengan nada semangat.
Karena dedikasinya yang tinggi, Sertu Hayyu kemudian terpilih mengikuti pelatihan sebagai teknisi helikopter tempur Apache di Texas dan Virginia, AS pada 2018. Di sinilah keahliannya sebagai punggawa Apache diperdalam dan diasah. Dia menceritakan, banyak pengalaman yang didapat ketika mengenyam pelatihan di Negeri Paman Sam, sebagai satu-satunya siswa perempuan.
“Pengalaman paling berkesan ketika berjumpa dengan personel militer yang berasal dari kurang lebih 76 negara di dunia. Saya banyak mendapatkan teman baru, saya mempelajari dan memahami kultur militer dari banyak negara, serta banyak pula yang memperhatikan saya karena hijab yang saya kenakan dalam berseragam,”kenang gadis manis yang hoby renang dan mahir berbahasa Inggris.
Lihat Juga :
tulis komentar anda