Diklatpimnas II Ditutup, Kemenag Optimistis Peserta Mampu Jawab Tantangan Global

Kamis, 16 Desember 2021 - 19:11 WIB
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendis Kemenag, Suyitno saat penutupan Diklatpimnas II Kementerian Agama. FOTO/DOK.KEMENAG
JAKARTA - Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Diklatpimnas) II Kementerian Agama ( Kemenag ) yang berlangsung 6-15 Desember 2021 telah berakhir. Sebanyak 80 aktivis mahasiswa dari 58 Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Negeri dan 22 PTKI Swasta mengikuti pembekalan secara luring di kampus UIN Sunan Banten.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendis Kemenag, Suyitno saat penutupan menyatakan, Diklatpimnas II penting untuk mencetak calon-calon pemimpin unggul di masa depan. Para peserta yang mengikuti pembekalan, diharapkan dalam mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan untuk menentukan masa depan mereka.

"Diklatpimnas ini penting. Kalau dalam penelitian itu ada teori naturalistik, kemudian teori by design, lalu ada teori yang menggabungkan antara keduanya yaitu naturalistik dan by design. Nah Anda ini didesain sekaligus digali sisi naturalistiknya," kata Suyitno mengawali sambutannya di Ledian Hotel Serang, Rabu (15/12/2021) malam.



Baca juga: Diklatpimnas Kenalkan Model Kepemimpinan Islam dan John Maxwell

Peserta Diklatpimnas II, kata Suyitno, bebas menentukan pilihan masa depannya sesuai dengan talenta yang dimiliki serta didukung wawasan keilmuan yang dibekali selama pelatihan. Menurutnya, tantangan ke depan sangat kompleks, sehingga dibutuhkan calon-calon pemimpin yang disiapkan secara matang dan by design.

"Tantangan ke depan, kita mengandalkan naturalistik saja tidak cukup, by design saja juga tidak cukup, maka dari itu keduanya harus digabungkan. Diklatpimnas ini sengaja dirancang untuk mencetak calon-calon pemimpin masa depan yang didesain sesuai dengan tantangan jaman kedepan," kata Suyitno.

Sebagai pamungkas, Suyitno berpesan agar peserta Diklatpimnas dapat memanfaatkan waktu seluas-luasnya untuk belajar, membantu kepentingan umat, dan berupaya dengan sungguh-sungguh menggapai cita-cita di masa depan sebagai pemimpin yang unggul.

"Anda harus menjadi pemimpin yang baik, pemimpin yang pintar atau fathonah, pemimpin itu harus sosok excellent person, tidak boleh pas-pasan. Maka, adik-adik sekalian harus punya modal inteletual. Terakhir sebagaimana pepatah Jawa, pemimpin itu harus kober atau artinya sempat. Pemimpin harus menyempatkan waktunya demi kepentingan orang banyak, termasuk mengorbankan kepentingan individu," katanya.

Baca juga: Kepala BPIP Tekankan Pentingnya Pancasila sebagai Falsafah Negara
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!