Gempa NTT Akibat Sesar Naik, Mengulang Peristiwa Tahun 1992
Rabu, 15 Desember 2021 - 07:16 WIB
JAKARTA - Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG ) mengungkapkan gempa bumi berkekuatan 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (14/12/2021) terjadi akibat sesar naik. Pada 1992, sesar naik juga menyebabkan gempa bermagnitudo 6,8 di pusat gempa yang sama serta memicu tsunami.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak di laut Flores pada koordinat 7,59°LS dan 122,24°BT dengan magnitudo (M7,4) di kedalaman 10 km, berjarak sekitar 115 km utara Kota Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka), NTT.
Sementara berdasarkan data dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7,603 LS dan 122,200° BT dengan magnitudo (M7,3) pada kedalaman 18,50 km. Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 122,26° BT dan 7,61° LS, dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 12 km.
“Lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Flores. Daerah yang berdekatan dengan lokasi pusat gempa bumi adalah pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan,” dikutip pada laman resmi PVMBG, Rabu (15/12/2021).
PVMBG menyebut pulau-pulau tersebut merupakan dataran yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Pulau-pulau tersebut tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batu gamping, serta endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, sungai dan batugamping koral.
Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal yang tersusun oleh batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah bila dipicu guncangan gempa bumi kuat maupun curah hujan tinggi.
Berdasarkan data lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar mendatar berarah barat barat laut hingga timur tenggara. Sesar mendatar ini sebelumnya belum teridentifikasi sebagai sumber gempa bumi.
“Berdasarkan data Badan Geologi sebelumnya, struktur utama di Laut Flores adalah sesar naik busur belakang Flores yang berarah relatif barat – timur. Sesar naik ini pernah memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo (M 6,8) yang memicu tsunami pada tahun 1992,” tulis PVMBG.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak di laut Flores pada koordinat 7,59°LS dan 122,24°BT dengan magnitudo (M7,4) di kedalaman 10 km, berjarak sekitar 115 km utara Kota Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka), NTT.
Sementara berdasarkan data dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7,603 LS dan 122,200° BT dengan magnitudo (M7,3) pada kedalaman 18,50 km. Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 122,26° BT dan 7,61° LS, dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 12 km.
“Lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Flores. Daerah yang berdekatan dengan lokasi pusat gempa bumi adalah pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan,” dikutip pada laman resmi PVMBG, Rabu (15/12/2021).
PVMBG menyebut pulau-pulau tersebut merupakan dataran yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Pulau-pulau tersebut tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batu gamping, serta endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, sungai dan batugamping koral.
Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal yang tersusun oleh batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah bila dipicu guncangan gempa bumi kuat maupun curah hujan tinggi.
Berdasarkan data lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar mendatar berarah barat barat laut hingga timur tenggara. Sesar mendatar ini sebelumnya belum teridentifikasi sebagai sumber gempa bumi.
“Berdasarkan data Badan Geologi sebelumnya, struktur utama di Laut Flores adalah sesar naik busur belakang Flores yang berarah relatif barat – timur. Sesar naik ini pernah memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo (M 6,8) yang memicu tsunami pada tahun 1992,” tulis PVMBG.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda