Pimpinan DPD Kompak Upayakan Peluang untuk Capres Independen
Sabtu, 04 Desember 2021 - 11:14 WIB
Kemudian, Wakil Ketua II DPR RI Mahyudin mengatakan, orang Indonesia itu sudah pintar semua hanya saja mereka dipaksa untuk tidak punya pilihan, itu saja masalahnya. Jadi dalam demokrasi itu semakin banyak calon maka semakin bagus.
"Banyak orang pintar di republik ini, dia bisa memimpin bangsa ini dengan baik tetapi dia tidak punya kesempatan karena tidak punya perahu, mau jujur saya juga bisa jadi presiden sebenarnya, cuma yang partai pengusungnya siapa," ujarnya di kesempatan sama.
Politikus Golkar ini pun menceritakan pengalamannya di partai, misalnya saja mau menjadi calon gubernur atau bupati itu akan menghadapi proses yang berat, melakukan lobi-lobi yang menghabiskan banyak uang, padahal belum bertarung di pilkada. "Jadi presiden threshold 20%, terus kalau dikunci gampang kuncinya, pengalaman saya begitu," ujarnya.
Bahkan, kata Mahyudin, dirinya dulu bisa membuat adanya calon tunggal di pilkada, semua dukungan disapu bersih dan disisakan calon bayangan. "Dulu bisa membikin sebuah daerah calon tunggal bupati, partai kandangin semua, jalankan kader kita supaya ada pasangan lain Jadi kan calon bayangan, yang jadi pasti ini, karena ruang untuk mengunci itu ada, jangan dulu sistemnya gabungan partai politik, ini saya cerita-cerita yang lalu lah, tetapi sekarang juga masih ada," ungkap Mahyudin.
"Banyak orang pintar di republik ini, dia bisa memimpin bangsa ini dengan baik tetapi dia tidak punya kesempatan karena tidak punya perahu, mau jujur saya juga bisa jadi presiden sebenarnya, cuma yang partai pengusungnya siapa," ujarnya di kesempatan sama.
Politikus Golkar ini pun menceritakan pengalamannya di partai, misalnya saja mau menjadi calon gubernur atau bupati itu akan menghadapi proses yang berat, melakukan lobi-lobi yang menghabiskan banyak uang, padahal belum bertarung di pilkada. "Jadi presiden threshold 20%, terus kalau dikunci gampang kuncinya, pengalaman saya begitu," ujarnya.
Bahkan, kata Mahyudin, dirinya dulu bisa membuat adanya calon tunggal di pilkada, semua dukungan disapu bersih dan disisakan calon bayangan. "Dulu bisa membikin sebuah daerah calon tunggal bupati, partai kandangin semua, jalankan kader kita supaya ada pasangan lain Jadi kan calon bayangan, yang jadi pasti ini, karena ruang untuk mengunci itu ada, jangan dulu sistemnya gabungan partai politik, ini saya cerita-cerita yang lalu lah, tetapi sekarang juga masih ada," ungkap Mahyudin.
(rca)
tulis komentar anda