BNPT Perkuat Civil Society Tangkal Radikalisme dan Terorisme
Rabu, 01 Desember 2021 - 03:24 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) terus melakukan penguatan civil society untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme. Guna penguatan civil society, BNPT menggelar Anugerah Indonesia Damai 2021 dengan tema "Indonesia Harmoni".
Puncak acara digelar BNPT di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Selasa (30/10/2021). Secara umum, Anugerah Indonesia Damai merupakan penutup program BNPT pada 2021 dan terkait langsung dengan realisasi program kerja 32 Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Raden Ahmad Nurwahid menyatakan, BNPT memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat dan antusiasme seluruh peserta yang telah mengikuti lomba karena terkumpul ribuan karya. Kontribusi peserta menjadi masukan bagi semua pihak termasuk BNPT untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme.
Musababnya, salah satu akar masalah besar radikalisme dan terorisme adalah ideologi menyimpang. Menurut Nurwahid, ideologi menyimpang itu bisa dipicu oleh beberapa faktor utama seperti politisasi agama, ekonomi, kebencian, dendam, ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang tidak kafah.
"Karena itu, penguatan civil society, khususnya di lingkungan akademik, perempuan, generasi muda, dan pengguna media sosial adalah penting untuk selalu dilakukan. Pasalnya radikalisme-terorisme adalah musuh bersama yang merupakan ancaman atas keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara," tegas Nurwahid melalui keterangan tertulis kepada KORAN SINDO di Jakarta, Selasa (30/11/2021) malam.
Mantan kepala bagian Banops Densus 88 Antiteror Mabes Polri ini membeberkan, salah satu cara melakukan kontra narasi terhadap paham, gerakan, dan kelompok radikalisme dan terorisme adalah membanjiri media sosial (medsos) dengan konten-konten kebangsaan dan nasionalisme. Selain itu, memperkuat dan menjalankan kearifan lokal pun menjadi hal yang utama.
Apalagi bagi BNPT, tutur Nurwahid, akar masalah terorisme dan radikalisme di setiap daerah tidak sama karena yang mengetahui persis adalah masyarakat di daerah masing-masing. "Formulasi Pancasila yang digodok oleh founding father bangsa ini adalah substansi yang digali dari nilai nilai agama dan budaya. Mengamalkan pancasila dengan benar adalah mengamalkan nilai Agama, dan itu perlu terus disemai di dunia akademik," ungkap Nurwahid.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat pada Direktorat Pencegahan BNPT Moch Chairil Anwar mengatakan, situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tidak mengurangi animo para peserta lomba tahun ini karena tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada 2021, terkumpul 3.509 karya untuk lomba guru pelopor moderasi beragama, 3.654 karya untuk lomba microblog dan infografis, 1.073 karya untuk lomba video kreatif, dan 198 karya untuk karya tulis bunga rampai.
Puncak acara digelar BNPT di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Selasa (30/10/2021). Secara umum, Anugerah Indonesia Damai merupakan penutup program BNPT pada 2021 dan terkait langsung dengan realisasi program kerja 32 Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Raden Ahmad Nurwahid menyatakan, BNPT memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat dan antusiasme seluruh peserta yang telah mengikuti lomba karena terkumpul ribuan karya. Kontribusi peserta menjadi masukan bagi semua pihak termasuk BNPT untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme.
Musababnya, salah satu akar masalah besar radikalisme dan terorisme adalah ideologi menyimpang. Menurut Nurwahid, ideologi menyimpang itu bisa dipicu oleh beberapa faktor utama seperti politisasi agama, ekonomi, kebencian, dendam, ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang tidak kafah.
"Karena itu, penguatan civil society, khususnya di lingkungan akademik, perempuan, generasi muda, dan pengguna media sosial adalah penting untuk selalu dilakukan. Pasalnya radikalisme-terorisme adalah musuh bersama yang merupakan ancaman atas keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara," tegas Nurwahid melalui keterangan tertulis kepada KORAN SINDO di Jakarta, Selasa (30/11/2021) malam.
Mantan kepala bagian Banops Densus 88 Antiteror Mabes Polri ini membeberkan, salah satu cara melakukan kontra narasi terhadap paham, gerakan, dan kelompok radikalisme dan terorisme adalah membanjiri media sosial (medsos) dengan konten-konten kebangsaan dan nasionalisme. Selain itu, memperkuat dan menjalankan kearifan lokal pun menjadi hal yang utama.
Apalagi bagi BNPT, tutur Nurwahid, akar masalah terorisme dan radikalisme di setiap daerah tidak sama karena yang mengetahui persis adalah masyarakat di daerah masing-masing. "Formulasi Pancasila yang digodok oleh founding father bangsa ini adalah substansi yang digali dari nilai nilai agama dan budaya. Mengamalkan pancasila dengan benar adalah mengamalkan nilai Agama, dan itu perlu terus disemai di dunia akademik," ungkap Nurwahid.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat pada Direktorat Pencegahan BNPT Moch Chairil Anwar mengatakan, situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tidak mengurangi animo para peserta lomba tahun ini karena tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada 2021, terkumpul 3.509 karya untuk lomba guru pelopor moderasi beragama, 3.654 karya untuk lomba microblog dan infografis, 1.073 karya untuk lomba video kreatif, dan 198 karya untuk karya tulis bunga rampai.
tulis komentar anda