Dokter Reisa: Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Pandemi
Senin, 29 November 2021 - 19:58 WIB
Baca juga: Varian Covid Omicron Mencapai Kanada, Para Pakar Kelimpungan
Ia menyoroti meningkatnya mobilitas dan interaksi pada libur Nataru tahun lalu serta setelah Lebaran tahun ini. Akhir-akhir ini pun, terdapat tren serupa, di mana Data Google Mobility Index 15 November 2021 menunjukkan kenaikan kegiatan rekreasi atau ke tempat wisata, juga peningkatan kegiatan kunjungan ke kawasan perumahan.
"Dalam konteks PPKM Level 1, tentunya tidak ada yang salah dengan fakta ini. Namun dalam konteks bahwa virus masih tetap bermutasi, vaksinasi belum 100%, dan kemungkinan besar protokol kesehatan diturunkan kedisiplinannya, ini sangat berbahaya," kata Reisa.
Di tempat wisata, kehadiran Satgas penegakkan prokes dan kesadaran tinggi petugas sangat diperlukan untuk memastikan keamanan kegiatan masyarakat, seperti memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dengan sepenuhnya, menjaga tidak ada kerumunan, juga menyiapkan petugas untuk mengingatkan penegakan protokol kesehatan di setiap wahana. "Ingat, adaptasi baru jangan ditinggalkan karena lengah terlena situasi yang membaik," ujarnya.
Guna menekan risiko munculnya gelombang ketiga, pemerintah juga berencana memberlakukan pengetatan mobilitas. Sejumlah kegiatan diusulkan dilarang pelaksanaannya, yaitu acara pergantian tahun baik di luar maupun di dalam ruangan termasuk pesta petasan dan kembang api, pawai arak-arakan di tahun baru, even perayaan Nataru di mal, serta kegiatan seni budaya dan olahraga.
Selain itu, pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan juga dilakukan di sejumlah destinasi, terutama di gereja pada saat perayaan Natal, tempat perbelanjaan, sekolah, restoran, dan destinasi wisata. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan risiko penularan dapat ditekan dan perlindungan kesehatan masyarakat dapat dioptimalkan, sehingga situasi baik saat ini dapat berlanjut pada tahun depan.
"2022 adalah tahun ketiga kita berada di masa pandemi. Mari bertekad untuk jadikan ini tahun terakhir kita berada dalam masa wabah raya. Tunjukan lagi kerjasama yang solid dan gotong royong yang kuat, kekompakan tingkat tinggi, untuk mencegah gelombang ketiga," kata Reisa.
"Dengan segenap kemampuan kita, dengan sukses menjadi Presidensi G20, dengan tetap menjadi salah satu tertinggi di dunia dalam memvaksinasi rakyatnya, dengan menjadi salah satu paling disiplin dalam prokes dan terbiasa dengan adaptasi kebiasaan baru, mari kita bersama pulihkan kesehatan dan bangkitkan ekonomi," katanya.
Ia menyoroti meningkatnya mobilitas dan interaksi pada libur Nataru tahun lalu serta setelah Lebaran tahun ini. Akhir-akhir ini pun, terdapat tren serupa, di mana Data Google Mobility Index 15 November 2021 menunjukkan kenaikan kegiatan rekreasi atau ke tempat wisata, juga peningkatan kegiatan kunjungan ke kawasan perumahan.
"Dalam konteks PPKM Level 1, tentunya tidak ada yang salah dengan fakta ini. Namun dalam konteks bahwa virus masih tetap bermutasi, vaksinasi belum 100%, dan kemungkinan besar protokol kesehatan diturunkan kedisiplinannya, ini sangat berbahaya," kata Reisa.
Di tempat wisata, kehadiran Satgas penegakkan prokes dan kesadaran tinggi petugas sangat diperlukan untuk memastikan keamanan kegiatan masyarakat, seperti memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dengan sepenuhnya, menjaga tidak ada kerumunan, juga menyiapkan petugas untuk mengingatkan penegakan protokol kesehatan di setiap wahana. "Ingat, adaptasi baru jangan ditinggalkan karena lengah terlena situasi yang membaik," ujarnya.
Guna menekan risiko munculnya gelombang ketiga, pemerintah juga berencana memberlakukan pengetatan mobilitas. Sejumlah kegiatan diusulkan dilarang pelaksanaannya, yaitu acara pergantian tahun baik di luar maupun di dalam ruangan termasuk pesta petasan dan kembang api, pawai arak-arakan di tahun baru, even perayaan Nataru di mal, serta kegiatan seni budaya dan olahraga.
Selain itu, pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan juga dilakukan di sejumlah destinasi, terutama di gereja pada saat perayaan Natal, tempat perbelanjaan, sekolah, restoran, dan destinasi wisata. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan risiko penularan dapat ditekan dan perlindungan kesehatan masyarakat dapat dioptimalkan, sehingga situasi baik saat ini dapat berlanjut pada tahun depan.
"2022 adalah tahun ketiga kita berada di masa pandemi. Mari bertekad untuk jadikan ini tahun terakhir kita berada dalam masa wabah raya. Tunjukan lagi kerjasama yang solid dan gotong royong yang kuat, kekompakan tingkat tinggi, untuk mencegah gelombang ketiga," kata Reisa.
"Dengan segenap kemampuan kita, dengan sukses menjadi Presidensi G20, dengan tetap menjadi salah satu tertinggi di dunia dalam memvaksinasi rakyatnya, dengan menjadi salah satu paling disiplin dalam prokes dan terbiasa dengan adaptasi kebiasaan baru, mari kita bersama pulihkan kesehatan dan bangkitkan ekonomi," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda