KH Miftachul Akhyar Mengaku Ditelepon Mantan Dubes untuk Undur Muktamar NU
Senin, 29 November 2021 - 19:51 WIB
JAKARTA - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar memutuskan untuk menggelar Muktamar Ke-34 NU pada 17 Desember 2021. Ada sejumlah alasan mengapa dia memutuskan pelaksanaan muktamar lebih cepat ketimbang diundur.
Salah satu alasannya adalah adanya telepon dari seseorang yang mengatasnamakan Badan Intelejen Negara (BIN) bernama Imran. Orang tersebut meminta agar dirinya mengundur perhelatan Muktamar NU .
"Saya ditelepon orang dari Amerika mengatasnamakan BIN, namanya Imran.Dia mantan duta besar (untuk) RRC saat itu ia sedang ada di Amerika. Saya ditelepon dari Jakarta minta supaya muktamar diundur karena yang menginginkan Muktamar 2021 punya niat jelek, saya kaget,"ujar dia.
"Yang minta muktamar tahun ini saya, kok ada niat jelek wong saya hanya ingin khusnul khotimah dalam berkhidmat,"ucapnya.
Lelaki tersebut juga meminta agar KH Miftahul Akhyar dapat mengintervensi untuk penundaan Muktamar di Februari atau Maret 2021. "Ini sudah mundur Desember mestinya Muktamar itu diselenggarakan 22 Oktober. Ini darurat, tidak boleh diperpanjang. Coba dikaji tidak bisa tambah,"ujar Ketum MUI ini.
"Tetapi tetap ngotot namun saya biarkan dengan kejadian itu di Khutbah Iftitah langsung saya katakan, saya minta muktamar diselenggarakan pada bulan Desember tahun ini karena ada telepon upaya-upaya saya tidak tahu apa maksudnya,"tuturnya.
"Kalau lepas sampai tanggal 25 hasil konbes itu kita sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU. Harus diputuskan dalam waktu yang secepatnya,"ujar dia.
Terkait surat tersebut, dia berkomitmen untuk bertanggung jawab apa pun keputusannya."Itu tanggung jawab saya, saya siap bertanggung jawab apa pun kalau memang salah. Saya siap bertanggung jawab dengan surat perintah teman-teman panitia,"kata dia.
"Mudah-mudahan tetap kita ajak semuanya kita tetap koordinasi dengan baik Tanfidziyah dan Syuriah. Kita upayakan berjalan dengan sejuk damai menghasilkan maslahat dan manfaat,"tuturnya.
Salah satu alasannya adalah adanya telepon dari seseorang yang mengatasnamakan Badan Intelejen Negara (BIN) bernama Imran. Orang tersebut meminta agar dirinya mengundur perhelatan Muktamar NU .
"Saya ditelepon orang dari Amerika mengatasnamakan BIN, namanya Imran.Dia mantan duta besar (untuk) RRC saat itu ia sedang ada di Amerika. Saya ditelepon dari Jakarta minta supaya muktamar diundur karena yang menginginkan Muktamar 2021 punya niat jelek, saya kaget,"ujar dia.
"Yang minta muktamar tahun ini saya, kok ada niat jelek wong saya hanya ingin khusnul khotimah dalam berkhidmat,"ucapnya.
Lelaki tersebut juga meminta agar KH Miftahul Akhyar dapat mengintervensi untuk penundaan Muktamar di Februari atau Maret 2021. "Ini sudah mundur Desember mestinya Muktamar itu diselenggarakan 22 Oktober. Ini darurat, tidak boleh diperpanjang. Coba dikaji tidak bisa tambah,"ujar Ketum MUI ini.
"Tetapi tetap ngotot namun saya biarkan dengan kejadian itu di Khutbah Iftitah langsung saya katakan, saya minta muktamar diselenggarakan pada bulan Desember tahun ini karena ada telepon upaya-upaya saya tidak tahu apa maksudnya,"tuturnya.
"Kalau lepas sampai tanggal 25 hasil konbes itu kita sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU. Harus diputuskan dalam waktu yang secepatnya,"ujar dia.
Terkait surat tersebut, dia berkomitmen untuk bertanggung jawab apa pun keputusannya."Itu tanggung jawab saya, saya siap bertanggung jawab apa pun kalau memang salah. Saya siap bertanggung jawab dengan surat perintah teman-teman panitia,"kata dia.
"Mudah-mudahan tetap kita ajak semuanya kita tetap koordinasi dengan baik Tanfidziyah dan Syuriah. Kita upayakan berjalan dengan sejuk damai menghasilkan maslahat dan manfaat,"tuturnya.
(muh)
tulis komentar anda