Covid-19 Kembali Melonjak di Eropa, Epidemiologi Minta Indonesia Waspada
Rabu, 24 November 2021 - 09:23 WIB
JAKARTA - Sejumlah negara di Eropa seperti di Austria juga Jerman saat ini mengalami lonjakan kasus Covid-19 , bahkan kini telah mengambil langkah lockdown. Hal ini dikatakan, Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman.
Baca Juga: Covid-1
Baca juga: Muncul Kasus Covid-19, PTM Tujuh Sekolah SD dan SMP di Cimahi Distop
"Ini kan sedang mengalami dampak Jerman, negara tetangganya. Dan ini terjadi pada pola ledakan atau klaster ataupun episenter di awal tahun lalu maupun di awal tahun ini," kata Dicky dalam keterangan resminya, Rabu (24/11/2021).
"Ini pesan penting untuk kita, bahwa apa yang terjadi di gelombang kedua itu tidak mengherankan bahwa di awal itu mengalami dampak yang sama," tambahnya.
Dicky mengatakan, belajar dari pola ledakan kasus di Eropa ini, maka biasanya akan berdampak 3-4 bulan setelahnya. "Belajar dari pola ledakan kasus Covid-19 di Eropa sebelumnya biasanya dampak ke Indonesia itu terasa 3, 4 bulan setelahnya. Bisa di bulan Maret kemungkinan bisa jadi ke Indonesia," ujarnya.
Apalagi kata Dicky, di Eropa capaian vaksinasinya sudah mencapai 80% dari total penduduk namun tetap mengalami lonjakan kasus. "Ada beberapa pesan penting dari Eropa. Pertama bahwa ternyata vaksin meskipun sudah capaiannya 80% dari total penduduk pun itu tidak memadai untuk mencegah terjadinya lonjakan," ungkapnya.
"Apa yang harus kita waspadai? Nah ini yang membedakan dari pertengahan tahun atau awal tahun ini maupun tahun lalu adalah bahwa kita beruntung kita sudah mencapai sesudahnya 40% lebih yang sudah di vaksinasi penuh, ini tentu jadi modal," sambungnya.
Dicky pun meminta agar capaian vaksinasi di Tanah Air harus dipercepat. Namun setidaknya dengan posisi kita yang sudah mencapai ini kita harus percepat akselerasi vaksinasi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi 1 PR besar dan harus segera dilakukan.
"Kita capai awal tahun depan di 60% itu sudah cukup memadai untuk ditambah dengan pola 5M dan PPKM yang sebenarnya sudah terbukti efektif saat ini," tutupnya.
Baca Juga: Covid-1
Baca juga: Muncul Kasus Covid-19, PTM Tujuh Sekolah SD dan SMP di Cimahi Distop
"Ini kan sedang mengalami dampak Jerman, negara tetangganya. Dan ini terjadi pada pola ledakan atau klaster ataupun episenter di awal tahun lalu maupun di awal tahun ini," kata Dicky dalam keterangan resminya, Rabu (24/11/2021).
"Ini pesan penting untuk kita, bahwa apa yang terjadi di gelombang kedua itu tidak mengherankan bahwa di awal itu mengalami dampak yang sama," tambahnya.
Dicky mengatakan, belajar dari pola ledakan kasus di Eropa ini, maka biasanya akan berdampak 3-4 bulan setelahnya. "Belajar dari pola ledakan kasus Covid-19 di Eropa sebelumnya biasanya dampak ke Indonesia itu terasa 3, 4 bulan setelahnya. Bisa di bulan Maret kemungkinan bisa jadi ke Indonesia," ujarnya.
Apalagi kata Dicky, di Eropa capaian vaksinasinya sudah mencapai 80% dari total penduduk namun tetap mengalami lonjakan kasus. "Ada beberapa pesan penting dari Eropa. Pertama bahwa ternyata vaksin meskipun sudah capaiannya 80% dari total penduduk pun itu tidak memadai untuk mencegah terjadinya lonjakan," ungkapnya.
"Apa yang harus kita waspadai? Nah ini yang membedakan dari pertengahan tahun atau awal tahun ini maupun tahun lalu adalah bahwa kita beruntung kita sudah mencapai sesudahnya 40% lebih yang sudah di vaksinasi penuh, ini tentu jadi modal," sambungnya.
Dicky pun meminta agar capaian vaksinasi di Tanah Air harus dipercepat. Namun setidaknya dengan posisi kita yang sudah mencapai ini kita harus percepat akselerasi vaksinasi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi 1 PR besar dan harus segera dilakukan.
"Kita capai awal tahun depan di 60% itu sudah cukup memadai untuk ditambah dengan pola 5M dan PPKM yang sebenarnya sudah terbukti efektif saat ini," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda