Demokrat: Pernyataan Syahrial Soal JK sebagai Ketum PBNU Tak Mewakili Partai

Selasa, 16 November 2021 - 15:57 WIB
Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pernyataan Deputi Balitbang Partai Demokrat , Syahrial Nasution yang mengusulkan Jusuf Kalla sebagai calon Ketum PBNU bukan merupakan pernyataan Demokrat . Hal ini dikatakan Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

Baca juga: JK Diusulkan Jadi Ketum PBNU, PKB Balik Sarankan Jadi Ketum Demokrat

"Maka penting bagi kami untuk meluruskan informasi, sebagai bagian dari upaya tabayyun, menjaga kemaslahatan bersama," ujar Herzaky Mahendra Putra, Selasa (16/11/2021).



Terkait munculnya wacana usulan JK yang notabene Mustasyar NU sebagai calon Ketua Umum PBNU yang dianggap sebagai pendapat Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan statement itu merupakan pandangan pribadi Syahrial Nasution.

Syahrial Nasution merupakan salah satu pembina Yayasan Ponpes Alfitrah Gunung Pati, Ungaran, Kabupaten Semarang, yang terhubung ke Ponpes Alfitrah Kedinding, Surabaya.

Jadi sekali lagi, statement yang bersangkutan bukan dalam kapasitasnya sebagai pengurus dan kader Partai Demokrat.

"Partai Demokrat menghormati Khittah NU 1926 Nahdlatul Ulama sebagai salah satu pilar kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia, memiliki independensi dan kemandirian yang harus dihormati," tegas Herzaky Mahendra Putra.

NU adalah jam'iyah yang dilindungi oleh karomah para Wali. Karena itu, oleh sebab itu kata Herzaky Mahendra Putra tidak elok jika ada pihak-pihak yang masih mencoba memperkeruh suasana.

"Partai Demokrat, baik sebagai organisasi maupun kader-kadernya secara individu, memiliki hubungan baik dengan NU," jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More