Indeks Ketahanan Pangan Turun, Kemendes PDTT Gagas Program Desa Peternakan Terpadu
Rabu, 03 November 2021 - 00:39 WIB
Baca juga: Update Petani Milenial, Calon Peserta Digembleng di Peternakan Puyuh
"Kenapa Desa Peternakan Terpadu karena hulu-hilir pengelolaan peternakan ini akan dikelola dengan baik. Dari proses penggemukan hingga pengelolaan kotoran ternak harus bisa memberi nilai tambah. Pengelolaan kotorannya misalnya harus bisa dijadikan pupuk untuk komoditas holtikultura yang dikembangkan secara terpadu," katanya.
Gus Halim mengatakan, program ini akan melibatkan bebeberapa pemangku kepentingan. Selain kementerian/lembaga lain, program ini juga akan melibatkan pemerintah daerah, desa, hingga kalangan swasta. "Ini program yang akan memberikan dampak besar dalam upaya peningkatan ketahanan pangan kita, sehingga harus melibatkan banyak pemangku kepentingan lain. Nantinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau BUMDes Bersama yang jadi motor program ini," katanya.
Program Desa Peternakan Terpadu ini, kata Gus Halim, jika tidak ada perubahan rencana akan diluncurkan pada akhir 2021. Nantinya program ini tidak hanya diaplikasikan di level desa tetapi juga bisa di entitas lain seperti pondok pesantren. "Targetnya untuk warga masyarakat desa. Rencana saya bahkan tidak hanya untuk desa tapi juga bisa diaplikasikan ke pesantren," katanya.
Sebagai langkah awal, kata Gus Halim, dalam waktu dekat akan diterbitkan buku panduan tentang Desa Peternakan Terpadu ini. Buku panduan tersebut akan dibuat dengan narasi sederhana, sehingga bisa mudah dipahami oleh warga desa. "Buku pedoman ini meskipun tidak bisa dipahami 100 persen masyarakat desa tapi setidaknya 60 atau 70% dipahami biar enggak muspro, cuma jadi tumpukan," katanya.
"Kenapa Desa Peternakan Terpadu karena hulu-hilir pengelolaan peternakan ini akan dikelola dengan baik. Dari proses penggemukan hingga pengelolaan kotoran ternak harus bisa memberi nilai tambah. Pengelolaan kotorannya misalnya harus bisa dijadikan pupuk untuk komoditas holtikultura yang dikembangkan secara terpadu," katanya.
Gus Halim mengatakan, program ini akan melibatkan bebeberapa pemangku kepentingan. Selain kementerian/lembaga lain, program ini juga akan melibatkan pemerintah daerah, desa, hingga kalangan swasta. "Ini program yang akan memberikan dampak besar dalam upaya peningkatan ketahanan pangan kita, sehingga harus melibatkan banyak pemangku kepentingan lain. Nantinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau BUMDes Bersama yang jadi motor program ini," katanya.
Program Desa Peternakan Terpadu ini, kata Gus Halim, jika tidak ada perubahan rencana akan diluncurkan pada akhir 2021. Nantinya program ini tidak hanya diaplikasikan di level desa tetapi juga bisa di entitas lain seperti pondok pesantren. "Targetnya untuk warga masyarakat desa. Rencana saya bahkan tidak hanya untuk desa tapi juga bisa diaplikasikan ke pesantren," katanya.
Sebagai langkah awal, kata Gus Halim, dalam waktu dekat akan diterbitkan buku panduan tentang Desa Peternakan Terpadu ini. Buku panduan tersebut akan dibuat dengan narasi sederhana, sehingga bisa mudah dipahami oleh warga desa. "Buku pedoman ini meskipun tidak bisa dipahami 100 persen masyarakat desa tapi setidaknya 60 atau 70% dipahami biar enggak muspro, cuma jadi tumpukan," katanya.
(abd)
tulis komentar anda