Wakil Ketua MPR: Perlu Pendekatan Kultur dan Diplomasi Terkait Konflik Papua
Rabu, 27 Oktober 2021 - 20:44 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan PON XX di Papua sudah selesai, namun resonansi semangat dan euforia-nya hingga kini masih terasa. Salah satunya adalah viralnya lagu “The Spirit of Papua” karya Sutradara Alffy Rev yang dinyanyikan Nowela Mikhelia.
Sebagai wanita Papua, Nowela bangga menyanyikan lagu The Spirit of Papua. Bagi Nowela, Lagu tersebut memberikan rasa bangga karena Tanah Papua dikemas dan digambarkan dengan begitu indah dan dalam. “Tanah kebanggaan saya. Bergetar hati saya saat tau bahwa ini adalah karya yang tercetus dengan spontan tanpa persiapan apapun. Kata Alffy, karena 'panggilan' untuk menyuarakan luapan spirit yang terpendam di Papua. Edo kondologit sampai menangis, karena tidak membayangkan Papua bisa dikemas dengan seindah itu,” kenang pemenang Indonesian Idol ini
Karenanya, Nowela mengajak generasi muda Papua tetap berkarya di bidang masing-masing. “Saya sebagai seniman berusaha mengangkat Papua lewat YouTube channel. Mari kita jadi anak muda yang smart yang tidak terpancing dengan banyak isu,” ucapnya.
Nowela mengaku sangat sedih terhadap aksi kekerasan di Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menurut Nowela, KKB adalah orang asli Papua tapi tidak merepresentasikan seluruh orang Papua. ”Yang mereka lakukan menyakiti hati orang Papua. KKB dan orang Papua adalah hal yang sangat berbeda. KKB adalah oknum karena orang Papua adalah orang yang cinta damai dan tulus,” ucapnya.
Untuk itu, Nowela mengajak seluruh masyarakat Papua menjaga kedamaian. “Apapun yang sudah dilalui dan dinikmati di Papua adalah campur tangan dari Indonesia. Saya bangga Pak Jokowi meresmikan tonggak sejarah Jembatan Youtefa karena menghubungkan kawasan utama Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami. Dengan adanya jembatan tersebut transportasi menjadi mudah dan perekonomian lebih lancar. Saya bangga jadi orang papua dan bangga jadi orang Indonesia.” jelasnya.
Nowela menambahkan, Indonesia sangat sayang pada masyarakat Papua. Banyak sekali pintu-pintu yang dibuka untuk memajukan masyarakat Papua seperti beasiswa dan sebagainya. ”Mari Lakukan apa yang bisa kita lakukan dari hal-hal kecil mulai dari diri sendiri. Indonesia ibarat keluarga dan Jokowi adalah orang tua kita.” ajaknya kepada para generasi milenial.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan kebijakan pemerintah terhadap Papua sudah luar biasa meski perlu ditingkatkan dengan melakukan pendekatan kultur. “Harapan saya, pemberdayaan Papua harus dekat dengan kultur masyarakat Papua. Papua memiliki kultur dan asal usul yang unik dibanding suku-suku lain, keunikan ini mendapat pengakuan dunia internasional seperti noken. Karenanya tidak hanya pendekatan kultur Papua, namun perlu dilanjutkan dengan diplomasi terkait Papua di dunia internasional, karena Papua juga kaya sumber daya alam,” katanya saat mengikuti webinar Spirit of Papua: Indonesian Cultural and National Identity.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, diplomasi sangat penting karena seringkali Papua mendapatkan simpatik dari dunia internasional. Diplomasi terkait Papua juga harus disesuaikan untuk menepis kecemburuan dan anggapan adanya eksploitasi pusat terhadap daerah.
”Persoalan Papua tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan keamanan saja tetapi harus diselesaikan dengan pendekatan budaya. Misalnya memaksimalkan peran pemuka agama seperti pastur untuk merangkul masyarakat di pedalaman. Orang Papua di desa-desa cenderung lebih menghormati pemuka agama daripada pejabat lokal setempat,” ucapnya.
Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden Masykuri Abdillah mengatakan, di era Presiden Jokowi pendekatan terhadap Papua dilakukan dengan penekanan pada dialog dan affirmatif action, yang memberikan banyak kekhususan pada Papua. Pada pelaksanaannya dana Otsus belum digunakan secara maksimal karena mekanisme kontrolnya belum cukup. Karena itu, pada Otsus Jilid II ada pendampingan agar penggunaan dana Otsus lebih efektif.
“Tema pemerintah saat ini adalah percepatan pembangunan dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan. Khususnya pada Otsus Jilid II, pemerintah berusaha melibatkan generasi muda karena masih ada sekelompok kecil anak muda belum merasa Indonesia. Tahun 2021 pemerintah sudah mengangkat 1.000 anak Papua untuk bekerja di perusahaan BUMN di luar Papua,” kata guru besar UIN Jakarta tersebut.
Menurutnya, dalam upaya mengatasi konflik di Papua, ada strategi baru yang diterapkan yaitu dialog dengan local champion yang merupakan tokoh-tokoh dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, adat, pemuda, perempuan, perguruan tinggi, seniman, dan tokoh-tokoh lain yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat Papua, agar slogan torang bisa betul-betul terwujud. “Karena yang terpenting adalah bagaimana masyarakat Papua bisa segera sejahtera,” ujarnya.
Sebagai wanita Papua, Nowela bangga menyanyikan lagu The Spirit of Papua. Bagi Nowela, Lagu tersebut memberikan rasa bangga karena Tanah Papua dikemas dan digambarkan dengan begitu indah dan dalam. “Tanah kebanggaan saya. Bergetar hati saya saat tau bahwa ini adalah karya yang tercetus dengan spontan tanpa persiapan apapun. Kata Alffy, karena 'panggilan' untuk menyuarakan luapan spirit yang terpendam di Papua. Edo kondologit sampai menangis, karena tidak membayangkan Papua bisa dikemas dengan seindah itu,” kenang pemenang Indonesian Idol ini
Karenanya, Nowela mengajak generasi muda Papua tetap berkarya di bidang masing-masing. “Saya sebagai seniman berusaha mengangkat Papua lewat YouTube channel. Mari kita jadi anak muda yang smart yang tidak terpancing dengan banyak isu,” ucapnya.
Baca Juga
Nowela mengaku sangat sedih terhadap aksi kekerasan di Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menurut Nowela, KKB adalah orang asli Papua tapi tidak merepresentasikan seluruh orang Papua. ”Yang mereka lakukan menyakiti hati orang Papua. KKB dan orang Papua adalah hal yang sangat berbeda. KKB adalah oknum karena orang Papua adalah orang yang cinta damai dan tulus,” ucapnya.
Untuk itu, Nowela mengajak seluruh masyarakat Papua menjaga kedamaian. “Apapun yang sudah dilalui dan dinikmati di Papua adalah campur tangan dari Indonesia. Saya bangga Pak Jokowi meresmikan tonggak sejarah Jembatan Youtefa karena menghubungkan kawasan utama Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami. Dengan adanya jembatan tersebut transportasi menjadi mudah dan perekonomian lebih lancar. Saya bangga jadi orang papua dan bangga jadi orang Indonesia.” jelasnya.
Nowela menambahkan, Indonesia sangat sayang pada masyarakat Papua. Banyak sekali pintu-pintu yang dibuka untuk memajukan masyarakat Papua seperti beasiswa dan sebagainya. ”Mari Lakukan apa yang bisa kita lakukan dari hal-hal kecil mulai dari diri sendiri. Indonesia ibarat keluarga dan Jokowi adalah orang tua kita.” ajaknya kepada para generasi milenial.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan kebijakan pemerintah terhadap Papua sudah luar biasa meski perlu ditingkatkan dengan melakukan pendekatan kultur. “Harapan saya, pemberdayaan Papua harus dekat dengan kultur masyarakat Papua. Papua memiliki kultur dan asal usul yang unik dibanding suku-suku lain, keunikan ini mendapat pengakuan dunia internasional seperti noken. Karenanya tidak hanya pendekatan kultur Papua, namun perlu dilanjutkan dengan diplomasi terkait Papua di dunia internasional, karena Papua juga kaya sumber daya alam,” katanya saat mengikuti webinar Spirit of Papua: Indonesian Cultural and National Identity.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, diplomasi sangat penting karena seringkali Papua mendapatkan simpatik dari dunia internasional. Diplomasi terkait Papua juga harus disesuaikan untuk menepis kecemburuan dan anggapan adanya eksploitasi pusat terhadap daerah.
”Persoalan Papua tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan keamanan saja tetapi harus diselesaikan dengan pendekatan budaya. Misalnya memaksimalkan peran pemuka agama seperti pastur untuk merangkul masyarakat di pedalaman. Orang Papua di desa-desa cenderung lebih menghormati pemuka agama daripada pejabat lokal setempat,” ucapnya.
Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden Masykuri Abdillah mengatakan, di era Presiden Jokowi pendekatan terhadap Papua dilakukan dengan penekanan pada dialog dan affirmatif action, yang memberikan banyak kekhususan pada Papua. Pada pelaksanaannya dana Otsus belum digunakan secara maksimal karena mekanisme kontrolnya belum cukup. Karena itu, pada Otsus Jilid II ada pendampingan agar penggunaan dana Otsus lebih efektif.
“Tema pemerintah saat ini adalah percepatan pembangunan dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan. Khususnya pada Otsus Jilid II, pemerintah berusaha melibatkan generasi muda karena masih ada sekelompok kecil anak muda belum merasa Indonesia. Tahun 2021 pemerintah sudah mengangkat 1.000 anak Papua untuk bekerja di perusahaan BUMN di luar Papua,” kata guru besar UIN Jakarta tersebut.
Menurutnya, dalam upaya mengatasi konflik di Papua, ada strategi baru yang diterapkan yaitu dialog dengan local champion yang merupakan tokoh-tokoh dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, adat, pemuda, perempuan, perguruan tinggi, seniman, dan tokoh-tokoh lain yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat Papua, agar slogan torang bisa betul-betul terwujud. “Karena yang terpenting adalah bagaimana masyarakat Papua bisa segera sejahtera,” ujarnya.
(cip)
tulis komentar anda