Ini Cara agar Ruang Digital Menjadi Ruang Bertumbuh, Bukan Ruang Beracun
Kamis, 28 Oktober 2021 - 08:00 WIB
JAKARTA - Pandemi dinilai turut menjadi salah satu katalis dalam transformasi digital Indonesia. Sebagian besar kebutuhan diselesaikan melalui media digital, mulai dari bekerja, belajar, belanja, dan aktivitas keseharaian lainnya. Di tengah derasnya arus transformasi digital, ada satu pilar yang sangat substansial, yaitu mewujudkan masyarakat digital yang berliterasi digital.
Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo RI Semuel A. Pangerapan menjelaskan pandemi yang mengubah cara beraktivitas dalam keseharian makin mempertegas kita sedang di era disrupsi teknologi. “Semua serba cepat. Kenyataan ini menghidupkan transformasi digital Indonesia, “ ucapnya dalam acara live webi dengan topik Karya digital mudah viral: Netiket, aspek etis dan moral dalam dunia digital minggu ini.
Menurutnya hal yang penting dilakukan dalam transformasi digital dengan membangun pilar yang kokoh yaitu kemampuan literasi digital.
“Kemampuan literasi digital adalah kemampuan paling krusial untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini. Ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi tetapi juga cermat menggunakannya, “ tuturnya.
Ia mengungkapkan data yang diperoleh pada survei 2020 antara Kominfo dan Katadata. Dalam survei diperoleh hasil, Indeks literasi Indonesia berada pada skala 3,47 dari skala 1 sampai 4 .
Hasil tersebut, ungkap Semuel menunjukkan bahwa literasi digital kita masih pada tingkat sedang, belum baik. “Untuk mencapai literasi yang baik pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tetapi bekerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya siberkreasi, “ katanya.
Berbagai cara dan kegiatan dilakukan untuk meningkatkan literasi digital Indonesia. “Literasi digital kunci untuk menghadapi perkembangan teknologi digital,” ujarnya.
Tiga Prinsip Bernetiket
Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo RI Semuel A. Pangerapan menjelaskan pandemi yang mengubah cara beraktivitas dalam keseharian makin mempertegas kita sedang di era disrupsi teknologi. “Semua serba cepat. Kenyataan ini menghidupkan transformasi digital Indonesia, “ ucapnya dalam acara live webi dengan topik Karya digital mudah viral: Netiket, aspek etis dan moral dalam dunia digital minggu ini.
Menurutnya hal yang penting dilakukan dalam transformasi digital dengan membangun pilar yang kokoh yaitu kemampuan literasi digital.
“Kemampuan literasi digital adalah kemampuan paling krusial untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini. Ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi tetapi juga cermat menggunakannya, “ tuturnya.
Ia mengungkapkan data yang diperoleh pada survei 2020 antara Kominfo dan Katadata. Dalam survei diperoleh hasil, Indeks literasi Indonesia berada pada skala 3,47 dari skala 1 sampai 4 .
Hasil tersebut, ungkap Semuel menunjukkan bahwa literasi digital kita masih pada tingkat sedang, belum baik. “Untuk mencapai literasi yang baik pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tetapi bekerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya siberkreasi, “ katanya.
Berbagai cara dan kegiatan dilakukan untuk meningkatkan literasi digital Indonesia. “Literasi digital kunci untuk menghadapi perkembangan teknologi digital,” ujarnya.
Tiga Prinsip Bernetiket
Lihat Juga :
tulis komentar anda