Terobosan Erick Thohir Perkuat Pangan Nasional Diapresiasi
Kamis, 21 Oktober 2021 - 22:27 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan enam BUMN bidang pangan. Penggabungan tersebut bertujuan untuk memperkuat ekosistem pangan nasional dan mendorong Indonesia segera keluar dari ketergantungan impor pangan.
Salah satu BUMN tersebut di antaranya, PT Pertani yang bergerak di bidang benih pertanian, PT Perikanan Indonesia, dan beberapa perusahaan logistik. Nantinya enam BUMN tersebut akan dilebur di bawah satu badan usaha yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Langkah merger salah satunya bertujuan memperkuat ekosistem pangan nasional. Melalui peleburan ini ditargetkan Indonesia sebagai negara agraris tidak lagi menggantungkan pangan pada impor.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan mendukung terobosan transformasi pada sektor pertanian untuk memperkuat memperkuat ekosistem pangan nasional. “Kalau secara ide sih menurut saya sangat baik dan itu yang saya kira perlu terobosan-terobosan dilakukan, salah satunya sebagai terbosan (Klaster BUMN Pangan) yang baik itu dalam rangka memperkuat produksi dan cadangan pangan,” kata Said, Kamis (21/10/2021).
Said menambahkan, dalam rangka memperkuat pangan, BUMN bisa masuk mulai dari komoditas pangan yang masih mengalami defisit atau kekurangan. “Mulai dari misalnya penyediaan input, kemudian distribusi sampai ke pasar, terutama kalau selama ini, pada beberapa jenis pangan tertentu kita masih defisit dan keberadaan BUMN ini harusnya bisa menjawab tantangan itu, soal defisit itu,” ujar Said.
Lanjut Said, BUMN tidak perlu masuk ke wilayah pangan yang sudah memiliki tingkat produksi yang baik agar tidak menjadi pesaing bagi petani, tetapi dapat membantu dalam hal distribusi dan harga pasar. “BUMN enggak perlu masuk ke wilayah produksinya, bisa jadi dia main pada wilayah distribusi sama pasarnya, karena kalau komoditas yang sudah baik dikelola oleh petani, (BUMN) masuk di on farm nya kan jadi pesaingnya petani. Fungsinya (BUMN Pangan) memperkuat produksi dalam negeri bukan menjadi saingan nya produsen dalam negeri,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata Said, keberadaan BUMN Pangan harus menjadi mitra petani, supaya petani menjadi lebih kuat dalam melakukan produksi dan bisa memberikan kesejahteraan pada mereka. “Maka BUMN harus membangun relasi dengan petani, bagaimana keberadaan BUMN ini tidak hanya menumbuhkan produksi penguatan, tapi juga menjadi partner petani untuk mereka lebih kuat berproduksi dan mereka juga bisa sejahtera petaninya,” harapnya.
Selain itu, Said meminta agar BUMN Pangan nantinya dapat dikelola secara akuntabel, bisa dikontrol oleh publik dan memiliki manajemen yang baik.“BUMN ini harus cukup akuntable, bisa dikontrol oleh publik. karena bagaimanapun dia menjalankan dana publik kan, dana rakyat, ini harus betul-betul dikelola oleh orang yang kuat, oleh managemenyang bagus, itu yang menurut saya menjadi penting.” katanya.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
Salah satu BUMN tersebut di antaranya, PT Pertani yang bergerak di bidang benih pertanian, PT Perikanan Indonesia, dan beberapa perusahaan logistik. Nantinya enam BUMN tersebut akan dilebur di bawah satu badan usaha yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Langkah merger salah satunya bertujuan memperkuat ekosistem pangan nasional. Melalui peleburan ini ditargetkan Indonesia sebagai negara agraris tidak lagi menggantungkan pangan pada impor.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan mendukung terobosan transformasi pada sektor pertanian untuk memperkuat memperkuat ekosistem pangan nasional. “Kalau secara ide sih menurut saya sangat baik dan itu yang saya kira perlu terobosan-terobosan dilakukan, salah satunya sebagai terbosan (Klaster BUMN Pangan) yang baik itu dalam rangka memperkuat produksi dan cadangan pangan,” kata Said, Kamis (21/10/2021).
Said menambahkan, dalam rangka memperkuat pangan, BUMN bisa masuk mulai dari komoditas pangan yang masih mengalami defisit atau kekurangan. “Mulai dari misalnya penyediaan input, kemudian distribusi sampai ke pasar, terutama kalau selama ini, pada beberapa jenis pangan tertentu kita masih defisit dan keberadaan BUMN ini harusnya bisa menjawab tantangan itu, soal defisit itu,” ujar Said.
Lanjut Said, BUMN tidak perlu masuk ke wilayah pangan yang sudah memiliki tingkat produksi yang baik agar tidak menjadi pesaing bagi petani, tetapi dapat membantu dalam hal distribusi dan harga pasar. “BUMN enggak perlu masuk ke wilayah produksinya, bisa jadi dia main pada wilayah distribusi sama pasarnya, karena kalau komoditas yang sudah baik dikelola oleh petani, (BUMN) masuk di on farm nya kan jadi pesaingnya petani. Fungsinya (BUMN Pangan) memperkuat produksi dalam negeri bukan menjadi saingan nya produsen dalam negeri,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata Said, keberadaan BUMN Pangan harus menjadi mitra petani, supaya petani menjadi lebih kuat dalam melakukan produksi dan bisa memberikan kesejahteraan pada mereka. “Maka BUMN harus membangun relasi dengan petani, bagaimana keberadaan BUMN ini tidak hanya menumbuhkan produksi penguatan, tapi juga menjadi partner petani untuk mereka lebih kuat berproduksi dan mereka juga bisa sejahtera petaninya,” harapnya.
Selain itu, Said meminta agar BUMN Pangan nantinya dapat dikelola secara akuntabel, bisa dikontrol oleh publik dan memiliki manajemen yang baik.“BUMN ini harus cukup akuntable, bisa dikontrol oleh publik. karena bagaimanapun dia menjalankan dana publik kan, dana rakyat, ini harus betul-betul dikelola oleh orang yang kuat, oleh managemenyang bagus, itu yang menurut saya menjadi penting.” katanya.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
(cip)
tulis komentar anda