Pangkostrad Mendadak Dicopot kala Jakarta Mencekam: Kisah Kegentingan 98

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 05:40 WIB
Letjen Prabowo Subianto (kiri) berfoto dengan Mayjen Muchdi Purwopranjono yang

menggantikannya menjadi Danjen Kopassus setelah acara serah terima di Jakarta,

28 Maret 1998. Foto/Reuters

Prabowo menepis keras tuduhan yang menyebut dirinya hendak melakukan kudeta. Informasi itu jelas keliru dan salah besar. Demikian ditulis Femi A Soempeno dalam 'Prabowo dari Cijantung Bergerak ke Istana'.

Lulusan Akademi Militer 1974 ini menduga ada kelompok tertentu yang menjadikannya kambing hitam untuk menutupi keterlibatan mereka dalam kerusuhan 13-14 Mei.

Dalam pertemuan di Istana, Prabowo menanyakan apakah Presiden tahu dirinya hendak dicopot dari Pangkostrad. Menurut Femi, Habibie mengaku tahu. Prabowo juga tahu Wiranto telah menginstruksikan pergantian Pangkostrad harus dilakukan hari itu juga.

Dari Istana Prabowo menemui KSAD Soebagyo HS. Jenderal Kopassus itu lantas memberitahu Prabowo akan digeser sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung. Mendengar itu, Prabowo disebut menolak.

Soebagyo memahami penolakan itu. Prabowo baru 63 hari menjabat Pangkostrad. Namun sebagai teman dan atasan, dia memberitahu penolakan itu secara militer tak dapat diterima.

“Wo, kalau kamu menolak, berarti kamu nggak menghormati pimpinan, nggak menghormati atasan dan pimpinanmu. Ini semua kan bertujuan baik,” ucap Bagyo.

Jumat sore selepas Maghrib, Prabowo menyerahkan jabatan Pangkostrad kepada KSAD. Pada pukul 19.00 WIB, Soebagyo mengamanatkan jabatan itu kepada Letjen Johny Lumintang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More