Jarang Terungkap, Begini Detik-detik SBY Gagal Jadi KSAD
Senin, 11 Oktober 2021 - 05:45 WIB
JAKARTA - Menjadi impian bagi mayoritas prajurit TNI untuk mencapai pangkat tertinggi di militer. Begitu pula Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkeinginan meraih empat bintang emas di pundak alias jenderal semasa aktif sebagai tentara. Namun, cita-cita itu tak pernah terwujud.
Lulus dari Akademi Militer 1973 dengan status terbaik alias penyandang penghargaan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama, karier SBY moncer. Oleh publik dan banyak kalangan, menantu tokoh RPKAD Sarwo Edhie Wibowo ini bahkan dianggap sebagai the rising star. Jenderal cerdas, begitu sebutan dari banyak orang.
Pada kurun 1998, SBY telah mencapai pangkat bintang tiga alias Letnan Jenderal (Letjen). Jabatan tentara asal Pacitan itu Kassospol ABRI, setelah sebelumnya Asisten Kassospol. Sedikit mundur, dia memimpin teritorial sebagai Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997).
Jalan menuju bintang empat itu terbuka lebar ketika Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengusulkan kepada Presiden Abdurrahman Wahid agar SBY menjadi Kepala Staf Angkatan Darat alias KSAD. Wiranto tahu betul SBY memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan itu baik dari sisi kematangan, pengalaman jabatan, maupun lamanya pangkat Letjen yang disandang.
“Saya tidak tahu mengapa saat itu Presiden menolak mentah-mentah saran saya dengan alasan bahwa Letjen Susilo Bambang Yudhoyono terlalu kental dengan urusan-urusan politik,” ujar Wiranto dalam buku ‘Bersaksi di Tengah Badai’ dikutip, Senin (11/10/2021).
Foto/Instagram @presidenyudhonoalbum
Mantan ajudan Presiden Soeharto ini mengisahkan kepada Gus Dur dia berusaha menjelaskan bahwa urusan politik itu terkait dengan jabatan yang disandang SBY sebagai Kassospol. Karena itu semestinya tidak perlu dipermasalahkan apabila yang dilakukan SBY terkait erat dengan politik karena memang tugasnya.
Tetapi, kata Wiranto, Presiden tak mau menanggapi alasan yang disodorkan. Bahkan upayanya untuk meyakinkan Gus Dur selama tiga hari terkait usulan SBY menjabat KSAD itu tetap mental.
Lulus dari Akademi Militer 1973 dengan status terbaik alias penyandang penghargaan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama, karier SBY moncer. Oleh publik dan banyak kalangan, menantu tokoh RPKAD Sarwo Edhie Wibowo ini bahkan dianggap sebagai the rising star. Jenderal cerdas, begitu sebutan dari banyak orang.
Pada kurun 1998, SBY telah mencapai pangkat bintang tiga alias Letnan Jenderal (Letjen). Jabatan tentara asal Pacitan itu Kassospol ABRI, setelah sebelumnya Asisten Kassospol. Sedikit mundur, dia memimpin teritorial sebagai Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997).
Jalan menuju bintang empat itu terbuka lebar ketika Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengusulkan kepada Presiden Abdurrahman Wahid agar SBY menjadi Kepala Staf Angkatan Darat alias KSAD. Wiranto tahu betul SBY memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan itu baik dari sisi kematangan, pengalaman jabatan, maupun lamanya pangkat Letjen yang disandang.
“Saya tidak tahu mengapa saat itu Presiden menolak mentah-mentah saran saya dengan alasan bahwa Letjen Susilo Bambang Yudhoyono terlalu kental dengan urusan-urusan politik,” ujar Wiranto dalam buku ‘Bersaksi di Tengah Badai’ dikutip, Senin (11/10/2021).
Foto/Instagram @presidenyudhonoalbum
Mantan ajudan Presiden Soeharto ini mengisahkan kepada Gus Dur dia berusaha menjelaskan bahwa urusan politik itu terkait dengan jabatan yang disandang SBY sebagai Kassospol. Karena itu semestinya tidak perlu dipermasalahkan apabila yang dilakukan SBY terkait erat dengan politik karena memang tugasnya.
Tetapi, kata Wiranto, Presiden tak mau menanggapi alasan yang disodorkan. Bahkan upayanya untuk meyakinkan Gus Dur selama tiga hari terkait usulan SBY menjabat KSAD itu tetap mental.
Lihat Juga :
tulis komentar anda