Terungkap, Jakarta Pernah Disiapkan Soekarno Jadi Markas PBB
Rabu, 29 September 2021 - 16:45 WIB
JAKARTA - DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melakukan peringatan atas pidato Proklamator RI Ir Soekarno di Markas Besar PBB berjudul 'To Build The World A New' (Membangun Dunia yang Baru, red) pada 30 September 1960 yang lalu.
Acara ini dirangkai dengan peresmian Patung Bung Karno di Polder Stasiun Tawang, Semarang, yang akan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri, sore nanti. Ratusan kader PDIP dari pusat hingga daerah mengikutinya lewat aplikasi konferensi Zoom.
Di acara peringatan itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya para anak muda, untuk mengingat peristiwa itu demi bisa melanjutkan perwujudan cita-cita pendiri bangsa.
Kata Hasto, pidato Bung Karno itu memang sangat fenomenal dan dianggap dunia internasional sebagai yang terbaik saat itu. Intinya, lewat pidato itu, Bung Karno ingin memaparkan, pada suatu hari, Indonesia merdeka akan menjadi pelopor kemerdekaan dunia yang bebas dari belenggu penjajahan.
Hasto menjelaskan, pertama, pidato Bung Karno itu menegaskan konsistensi Indonesia tak berada dalam dua blok besar yang bertikai saat itu. Blok Timur dengan ideologi komunisme/leninisme, dan Blok Barat dengan ideologi kapitalisme/liberalisme.
"Bung Karno selalu menekankan dalam kedua ideologi itu terkandung benih imperialisme dan kolonialisme yang ditentang Indonesia. Karena itulah Bung Karno menggali dari sejarah Indonesia, di mana sebagai tahapan selanjutnya adalah Pancasila," kata Hasto.
"Pancasila bukan saja falsafah dasar, tapi pandangan Indonesia bagi dunia. Di forum PBB, Bung Karno menegaskan, posisi Indonesia yang tak melibatkan diri dalam salah satu blok, namun kita bergerak aktif dan berpihak pada kemerdekaan setiap bangsa. Maka politik luar negeri kita tak netral namun memihak. Memihak ke mana? Yaitu bergerak aktif membangun persaudaraan dunia," urainya.
Acara ini dirangkai dengan peresmian Patung Bung Karno di Polder Stasiun Tawang, Semarang, yang akan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri, sore nanti. Ratusan kader PDIP dari pusat hingga daerah mengikutinya lewat aplikasi konferensi Zoom.
Di acara peringatan itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya para anak muda, untuk mengingat peristiwa itu demi bisa melanjutkan perwujudan cita-cita pendiri bangsa.
Kata Hasto, pidato Bung Karno itu memang sangat fenomenal dan dianggap dunia internasional sebagai yang terbaik saat itu. Intinya, lewat pidato itu, Bung Karno ingin memaparkan, pada suatu hari, Indonesia merdeka akan menjadi pelopor kemerdekaan dunia yang bebas dari belenggu penjajahan.
Hasto menjelaskan, pertama, pidato Bung Karno itu menegaskan konsistensi Indonesia tak berada dalam dua blok besar yang bertikai saat itu. Blok Timur dengan ideologi komunisme/leninisme, dan Blok Barat dengan ideologi kapitalisme/liberalisme.
"Bung Karno selalu menekankan dalam kedua ideologi itu terkandung benih imperialisme dan kolonialisme yang ditentang Indonesia. Karena itulah Bung Karno menggali dari sejarah Indonesia, di mana sebagai tahapan selanjutnya adalah Pancasila," kata Hasto.
"Pancasila bukan saja falsafah dasar, tapi pandangan Indonesia bagi dunia. Di forum PBB, Bung Karno menegaskan, posisi Indonesia yang tak melibatkan diri dalam salah satu blok, namun kita bergerak aktif dan berpihak pada kemerdekaan setiap bangsa. Maka politik luar negeri kita tak netral namun memihak. Memihak ke mana? Yaitu bergerak aktif membangun persaudaraan dunia," urainya.
tulis komentar anda