Pakar Sebut Implementasi Mengayomi Jadi Kunci Polri Diterima di Masyarakat

Senin, 01 Juni 2020 - 11:01 WIB
Korlantas meluncurkan program pelatihan keselamatan Covid-19 dan lalu lintas. Program ini bertujuan untuk menekan angka penyebaran virus hingga ke daerah. Awak transportasi Mitra Polri seperti supir truk, bus, taxi , kenek, ojek pangkalan, hingga tukang becak merasakan manfaat program ini serta mendapat bantuan Rp600.000 per bulan selama 3 bulan.

Selain itu, Kapolri juga memerintahkan setiap Polda dan Polres memberikan ratusan ton beras dan ribuan paket sembako. Arahan Kapolri dengan membagi sembako pun terlihat dijalankan oleh Korlantas, Bareskrim dan semua unsur Polri

"Inilah bukti konkret dari pengayoman Polri yang tidak dimiliki oleh kepolisian AS," tambah Fariza.

Fariza menyebutkan, terlihat setiap unit dari Mabes Polri, Polda hingga Polres membagi-bagi ribuan paket sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir, mie instan, hingga lauk-pauk dan sayur mayur dalam bentuk dapur umum di kantor- kantor Polisi.

"Langkah ini sebagai wujud konkrit, bagaimana Polri memerankan sosok pelindung, dan pengayom dan pelayan masyarakat yang punya empati dan rasa peduli terhadap kesulitan masyarakat saat ini. Upaya ini sekaligus menjadi poin penting bagi terbangunnya citra institusi yang positif," jelasnya.

Fariza menengarai, kasus brutalitas seorang polisi AS kepada seorang warga AS lainnnya yang berkulit hitam mendorong Los Angeles, New York, Brooklyn dan sejumlah kota lain bergerak. Dari sisi komunikasi citra institusi menjadi sulit dan ambruk.

"Citra sebuah institusi itu ditentukan paling besar dipengaruhi oleh kepuasan publik. Jadi faktor terbesar pembentuk citra institusi adalah faktor kepuasan publik. Ini hasil riset disertasi doktoral saya selama 3 tahun. Baru setelah itu faktor kepuasan publik dipengaruhi oleh Humas dan inovasi-inovasi yang dilakukan," papar Fariza

Ia pun mengapresiasi pernyataan Jenderal Kapolri, Idham Aziz yang selalu mengungkapkan 'Jadilah polisi yang bisa memberikan kepuasan kepada rakyat, jangan sakiti rakyat'. Pakar komunikasi lulusan Prodi Ilmu Manajemen Universitas Padjadjaran ini menjelaskan, pernyataan ini menjadi kata kunci citra institusi Polri.

"Tidak bisa hanya polesan program humas dan inovasi saja. Tapi program Polri yang benar-benar memberi kepuasaan kepada rakyat dan disebarluaskan oleh kehumasan yang mumpuni yang mampu membentuk citra institusi Polri," kata Fariza

"Jadi setelah kerusuhan ini usai tampaknya Kepolisian Amerika harus belajar konsep hubungan dengan masyarakatnya kepada Polri. Tambahkan tugas pengayoman pada tugas pokoknya," pungkasnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More