PAN Berharap Hari Lahir Pancasila Tambah Nasionalisme Hadapi Covid-19
Senin, 01 Juni 2020 - 11:40 WIB
JAKARTA - Hari ini, Senin 1 Juni 2020 diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila . Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay berharap, peringatan tersebut dapat menambah nasionalisme dan kecintaan kepada bangsa dan negara, terutama di saat negara menghadapi tantangan seperti pandemi Covid-19 .
Anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan, dalam situasi seperti ini, nilai-nilai Pancasila perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut, kata dia, adalah ketuhanan, kemanusian, persatuan, musyawarah dan gotong royong, dan keadilan. Nilai-nilai itu saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Lebih lanjut dia mengatakan, Covid-19 harus dihadapi dengan kesabaran. "Kita semua harus meyakini bahwa ini adalah ujian dan tantangan dari Tuhan yang Maha Kuasa," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Senin (1/6/2020).
Dia melanjutkan, nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan harus dijadikan sebagai dasar dalam membingkai kesabaran dalam menghadapi musibah ini. "Kita harus yakin dan optimistis bahwa Tuhan akan menolong kita melalui semua ini. Musibah ini akan berlalu. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk menghadapinya," ujarnya. (Baca Juga: Franz Magnis: NKRI Tidak Akan Goyah Jika Nilai-nilai Pancasila Dipertahankan).
Selain itu, kata dia, nilai-nilai kemanusiaan harus selalu tumbuh dan bersemai di tengah masyarakat. Mereka yang terpapar harus dilayani secara manusiawi. Dia mengatakan, tidak boleh ada satu pun yang dibiarkan tanpa mendapatkan pertolongan. Negara harus hadir untuk mengurus semua warga.
"Tidak hanya mengobati, mengisolasi, dan mengarantina, negara juga harus memberikan bantuan sosial kepada warga masyarakat yang terdampak. Ada banyak yang kehilangan pekerjaan dan di-PHK. Mereka tentu saat ini kesusahan. Atas nama kemanusiaan, kita semua wajib memberikan pertolongan kepada mereka," kata mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Menurut dia, dalam menghadapi situasi sulit seperti ini, tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri dan sektoral. Semua harus bersatu. Seluruh kementerian atau lembaga dan juga pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi. "Semakin kuat rasa persatuan, semakin tangguh kita menghadapi wabah ini," ujar Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI ini.
Dia melanjutkan, jika ada perbedaan persepsi, pandangan, dan pemikiran, bisa dimusyawarahkan. Musyawarah adalah cermin dari pembumian nilai-nilai demokrasi. Di dalamnya melekat semangat kegotongroyongan. Dengan musyawarah dan gotong royong, setiap pekerjaan akan mudah dilaksanakan. ( ).
Terakhir, dia meminta semua aktivitas penanganan Covid-19 hendaknya didasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang harus dibagi secara adil dan merata. Begitu juga pembagian bantuan sosial kepada masyarakat harus dilaksanakan dengan menggunakan prinsip keadilan.
Tidak boleh ada satu daerah, satu kelompok masyarakat, atau bahkan satu keluarga pun yang ditinggalkan. Jika mereka berhak, hak-haknya harus dipenuhi secara adil. "Saya kira, itulah hikmah peringatan Hari Lahir Pancasila yang bisa kita aktualisasikan. Pancasila harus dijadikan spirit dan inspirasi dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Dalam catatan sejarah nasional, sudah banyak tantangan yang kita hadapi. Semua itu bisa dihadapi jika kita semua merujuk secara konsisten kepada Pancasila," pungkas legislator asal Daerah Pemilihan Sumatera Utara II ini.
Anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan, dalam situasi seperti ini, nilai-nilai Pancasila perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut, kata dia, adalah ketuhanan, kemanusian, persatuan, musyawarah dan gotong royong, dan keadilan. Nilai-nilai itu saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Lebih lanjut dia mengatakan, Covid-19 harus dihadapi dengan kesabaran. "Kita semua harus meyakini bahwa ini adalah ujian dan tantangan dari Tuhan yang Maha Kuasa," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Senin (1/6/2020).
Dia melanjutkan, nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan harus dijadikan sebagai dasar dalam membingkai kesabaran dalam menghadapi musibah ini. "Kita harus yakin dan optimistis bahwa Tuhan akan menolong kita melalui semua ini. Musibah ini akan berlalu. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk menghadapinya," ujarnya. (Baca Juga: Franz Magnis: NKRI Tidak Akan Goyah Jika Nilai-nilai Pancasila Dipertahankan).
Selain itu, kata dia, nilai-nilai kemanusiaan harus selalu tumbuh dan bersemai di tengah masyarakat. Mereka yang terpapar harus dilayani secara manusiawi. Dia mengatakan, tidak boleh ada satu pun yang dibiarkan tanpa mendapatkan pertolongan. Negara harus hadir untuk mengurus semua warga.
"Tidak hanya mengobati, mengisolasi, dan mengarantina, negara juga harus memberikan bantuan sosial kepada warga masyarakat yang terdampak. Ada banyak yang kehilangan pekerjaan dan di-PHK. Mereka tentu saat ini kesusahan. Atas nama kemanusiaan, kita semua wajib memberikan pertolongan kepada mereka," kata mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Menurut dia, dalam menghadapi situasi sulit seperti ini, tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri dan sektoral. Semua harus bersatu. Seluruh kementerian atau lembaga dan juga pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi. "Semakin kuat rasa persatuan, semakin tangguh kita menghadapi wabah ini," ujar Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI ini.
Dia melanjutkan, jika ada perbedaan persepsi, pandangan, dan pemikiran, bisa dimusyawarahkan. Musyawarah adalah cermin dari pembumian nilai-nilai demokrasi. Di dalamnya melekat semangat kegotongroyongan. Dengan musyawarah dan gotong royong, setiap pekerjaan akan mudah dilaksanakan. ( ).
Terakhir, dia meminta semua aktivitas penanganan Covid-19 hendaknya didasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang harus dibagi secara adil dan merata. Begitu juga pembagian bantuan sosial kepada masyarakat harus dilaksanakan dengan menggunakan prinsip keadilan.
Tidak boleh ada satu daerah, satu kelompok masyarakat, atau bahkan satu keluarga pun yang ditinggalkan. Jika mereka berhak, hak-haknya harus dipenuhi secara adil. "Saya kira, itulah hikmah peringatan Hari Lahir Pancasila yang bisa kita aktualisasikan. Pancasila harus dijadikan spirit dan inspirasi dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Dalam catatan sejarah nasional, sudah banyak tantangan yang kita hadapi. Semua itu bisa dihadapi jika kita semua merujuk secara konsisten kepada Pancasila," pungkas legislator asal Daerah Pemilihan Sumatera Utara II ini.
(zik)
tulis komentar anda