Bukan KSAD, Jenderal di Kabinet Ini yang Dipilih Presiden Jadi Panglima
Minggu, 19 September 2021 - 05:40 WIB
“Dibanding Maraden Panggabean yang digantikan, dia (Jusuf) kalah lengkap karier militernya terutama di bidang staf dan territorial. Tetapi siapa yang berani melawan kehendak Soeharto?,” kata Atmadji.
Sebelumnya sejumlah nama dianggap punya kans untuk mendudukan jabatan prestisius itu antara lain Kepala Staf Komando Pemulihan dan Ketertiban Laksamana TNI Soedomo. Namun Soedomo berasal dari AL sehingga dianggap tak mungkin memegang jabatan Menhankam.
Peluang juga muncul dari perwira tinggi Angkatan Darat seperti Jenderal TNI Soerono, Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah dan KSAD Jenderal TNI Widodo. Jika mengikuti pola sebelumnya, Widodo dianggap bakal ditunjuk sebagai Menhankam/Pangab.
Asal tahun, Maraden Panggabean sebelumnya juga menjabat KSAD sebelum dipercaya Soeharto jadi Panglima. Tak heran publik berpikir Widodo-lah yang bakal menempati jabatan itu.
Namun kejutan berlangsung. Masyarakat heboh saat Soeharto mengumumkan susunan Kabinet Pembangunan III. Jenderal M Jusuf resmi Menhankam/Pangab, sedangkan Sudomo dipercaya sebagai Pangkopkamtib sekaligus Wakil Panglima ABRI.
Susunan kabinet itu juga seakan menjadi bukti terdepaknya Letjen Ali Moertopo dari ring 1 Soeharto. Tokoh intelijen yang sebelumnya sangat berpengaruh dalam percaturan politik nasional tersebut dijadikan menteri penerangan.
Kebal Peluru?
Lahir dari keluarga bangsawan Bugis, Jusuf saat muda merantau ke Yogyakarta untuk berdagang. Toh, pada akhirnya menjadi saudagar bukan pilihan.
Jalan hidup membawa pria Makassar itu untuk berjuang melawan Belanda. Jusuf meniti karier sebagai anggota Tentara Rakyat Indonesia (cikal bakal TNI).
Pada 1949 Jusuf beralih ke Angkatan Darat dari sebelumnya di Angkatan Laut. Dia masuk Korps Polisi Militer (CPM). Perjalanan waktu membawanya sebagai sosok penting di Indonesia Timur. Pada 1959 dia dipercaya sebagai Pangdam Hasanuddin.
Sebelumnya sejumlah nama dianggap punya kans untuk mendudukan jabatan prestisius itu antara lain Kepala Staf Komando Pemulihan dan Ketertiban Laksamana TNI Soedomo. Namun Soedomo berasal dari AL sehingga dianggap tak mungkin memegang jabatan Menhankam.
Peluang juga muncul dari perwira tinggi Angkatan Darat seperti Jenderal TNI Soerono, Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah dan KSAD Jenderal TNI Widodo. Jika mengikuti pola sebelumnya, Widodo dianggap bakal ditunjuk sebagai Menhankam/Pangab.
Asal tahun, Maraden Panggabean sebelumnya juga menjabat KSAD sebelum dipercaya Soeharto jadi Panglima. Tak heran publik berpikir Widodo-lah yang bakal menempati jabatan itu.
Namun kejutan berlangsung. Masyarakat heboh saat Soeharto mengumumkan susunan Kabinet Pembangunan III. Jenderal M Jusuf resmi Menhankam/Pangab, sedangkan Sudomo dipercaya sebagai Pangkopkamtib sekaligus Wakil Panglima ABRI.
Susunan kabinet itu juga seakan menjadi bukti terdepaknya Letjen Ali Moertopo dari ring 1 Soeharto. Tokoh intelijen yang sebelumnya sangat berpengaruh dalam percaturan politik nasional tersebut dijadikan menteri penerangan.
Kebal Peluru?
Lahir dari keluarga bangsawan Bugis, Jusuf saat muda merantau ke Yogyakarta untuk berdagang. Toh, pada akhirnya menjadi saudagar bukan pilihan.
Jalan hidup membawa pria Makassar itu untuk berjuang melawan Belanda. Jusuf meniti karier sebagai anggota Tentara Rakyat Indonesia (cikal bakal TNI).
Pada 1949 Jusuf beralih ke Angkatan Darat dari sebelumnya di Angkatan Laut. Dia masuk Korps Polisi Militer (CPM). Perjalanan waktu membawanya sebagai sosok penting di Indonesia Timur. Pada 1959 dia dipercaya sebagai Pangdam Hasanuddin.
tulis komentar anda