Jujur dan Sederhana, Jenderal Kopassus Ini Mengepel Rumah dan Tolak Makanan Mewah
Rabu, 15 September 2021 - 07:55 WIB
Mung Parahadimulyo lahir pada 11 Januari 1925. Pilihannya berkarier di militer setelah dewasa ternyata tidak keliru. Rekam jejaknya moncer. Dia pernah menjabat Komandan Kompi IV Batalyon Nasuhi, Brigade Samsu, Divisi Siliwangi pada 1949. Setelah itu dia dipercaya sebagai komandan Pasukan Tengkorak (Danyonif Linud 305).
Mung juga terlibat dalam operasi RTP 1 untuk merebut Kota Tondano di Sulawesi Utara. Kecemerlangannya di medan tempur itu membawa di sebagai orang nomor satu di RPKAD pada 1958.
Setelahnya Mung dipercaya sebagai Pangdam IX/Mulawarman periode 1964-1970. Dia juga diketahui pernah menjabat sebagai Irjenad.
Ada pengalaman lucu ketika masa-masa Prabowo menempuh pendidikan di Akademi Militer. Saat itulah pertama kalinya dia bertemu dengan Mung.
Suatu pagi terompet di kawah candradimuka prajurit AD itu berbunyi. Itu artinya para Taruna harus beolahraga di lapangan. Namun meski terompet telah meraung-raung, Prabowo dan rekan-rekannya malah baru berjalan ke kamar mandi.
Saat itu tiba-tiba di depan mereka muncul satu sosok. Prabowo menceritakan, sosok itu tak terlalu tinggi, memakai celana pendek, kaus putih dan sepatu kets. Dia hanya diam tak menegur para Taruna.
Rupanya itulah Jenderal Mung. Pagi itu sengaja dia datang ke Akmil untuk melakukan sidak dan melihat aktivitas Taruna. Begitu Prabowo dkk menyadari sosok tersebut adalah Mung, mereka segera menghambur ke lapangan.
Dalam hal kemiliteran, Mung dikenal memberikan teladan. Dia selalu memulai lebih dahulu dalam setiap pelatihan, mulai panjat tebing, terjun, lempar pisau, lari dan menembak.
Mung, kata Prabowo, pernah memimpin lari seluruh pasukan yang terdiri atas 1 resimen dan 2 batalyon dari Cijantung ke Cililitan pulang pergi. Bila berlari, kata Prabowo, Mung selalu membawa senjata dan membuka baju seperti anak buahnya.
Mung juga terlibat dalam operasi RTP 1 untuk merebut Kota Tondano di Sulawesi Utara. Kecemerlangannya di medan tempur itu membawa di sebagai orang nomor satu di RPKAD pada 1958.
Setelahnya Mung dipercaya sebagai Pangdam IX/Mulawarman periode 1964-1970. Dia juga diketahui pernah menjabat sebagai Irjenad.
Ada pengalaman lucu ketika masa-masa Prabowo menempuh pendidikan di Akademi Militer. Saat itulah pertama kalinya dia bertemu dengan Mung.
Suatu pagi terompet di kawah candradimuka prajurit AD itu berbunyi. Itu artinya para Taruna harus beolahraga di lapangan. Namun meski terompet telah meraung-raung, Prabowo dan rekan-rekannya malah baru berjalan ke kamar mandi.
Saat itu tiba-tiba di depan mereka muncul satu sosok. Prabowo menceritakan, sosok itu tak terlalu tinggi, memakai celana pendek, kaus putih dan sepatu kets. Dia hanya diam tak menegur para Taruna.
Baca Juga
Rupanya itulah Jenderal Mung. Pagi itu sengaja dia datang ke Akmil untuk melakukan sidak dan melihat aktivitas Taruna. Begitu Prabowo dkk menyadari sosok tersebut adalah Mung, mereka segera menghambur ke lapangan.
Dalam hal kemiliteran, Mung dikenal memberikan teladan. Dia selalu memulai lebih dahulu dalam setiap pelatihan, mulai panjat tebing, terjun, lempar pisau, lari dan menembak.
Mung, kata Prabowo, pernah memimpin lari seluruh pasukan yang terdiri atas 1 resimen dan 2 batalyon dari Cijantung ke Cililitan pulang pergi. Bila berlari, kata Prabowo, Mung selalu membawa senjata dan membuka baju seperti anak buahnya.
tulis komentar anda